Dior mulai merasa beruntung dengan kecantikan yang dimilikinya, karena ternyata kecantikannya justru memudahkan jalan untuknya membalaskan dendam untuk orang-orang yang telah merusak hidupnya selama ini. “Jangan harap kamu bisa menyentuhku walau hanya sejengkal saja, apalagi sampai meminta malam pertama denganku. Bermimpilah!” Ucap Dior, kasar. Lalu, dia menutup kembali pintu kamar mandi itu dengan cukup kencang. Alaska langsung bergeming dan merapatkan kedua matanya demi bisa menahan kesabarannya menghadapi sikap kasar Dior. Tanpa Alaska tahu kalau sebenarnya Dior sedang menangis dibalik pintu yang ada di depannya saat ini. “Maafkan aku, karena aku tidak akan bisa menjadi istri yang kamu inginkan sampai kapanpun. Hiks...” Akhirnya, Alaska memutuskan keluar sebentar untuk sekedar men