Rayuan Maut

1125 Words
Alaska menyambut dengan hangat kebebasan Ferdy yang akhirnya bisa keluar dari penjara. Pelukan dan tangis haru langsung Alaska luapkan dalam dekapan hangat seorang Ayah yang sudah lama tidak dia rasakan. “Maafkan Bapak, karena Bapak tidak pernah bisa menjadi sosok Ayah yang baik untuk kamu, Alaska.” “Bapak hanya mudah ditipu saja, makanya Bapak jadi merepotkan aku. Aku sampai harus putar otak untuk mencari uang agar bisa segera menebus Bapak keluar dari penjara.” “Terima kasih Nak, kamu sudah mau berkorban banyak untuk Bapak.” “Mulai dari sekarang, Bapak harus menuruti perkataanku dan jangan mudah diperdaya lagi oleh orang lain.” “Iya, Bapak aku menurut padamu. Lalu, apa saja yang telah kamu lakukan selama satu tahun ini?” “Menikahi majikanku, Nona Dior.” “A-APA!!??” Ferdy kaget bukan main dengan kabar tersebut. “Ke-kenapa kamu sampai menikahi putri dari teman Bapak?” “Mungkin karena aku merasa kasihan padanya, karena selama ini tidak ada pria yang melamarnya hanya karena dia nyaris sempurna sebagai seorang wanita.” “Alasan yang tidak masuk akal. Cepat beritahu Bapak apa alasan yang sebenarnya sampai kamu bisa menikah dengan Nona Dior. Karena mustahil Nona Dior mau menikah dengan pria miskin seperti kamu, apalagi Nyonya Lyra.” “Ya, seperti yang Bapak katakan kalau mustahil untuk pria sepertiku bia menikah dengan Nona Dior, tapi kenyataannya justru Dior sendirilah yang meminta hal itu padaku.” “Kalau bukan karena sebuah alasan, pasti Dior tidak akan mau melakukan pernikahan denganmu.” “Lagi-lagi yang Bapak katakan benar, tapi aku tidak bisa memberitahu alasannya sekarang. Aku baru akan memberitahu kalau semuanya sudah bisa dikendalikan dengan baik olehku, karena saat ini aku membutuhkan ketenangan.” Sementara itu, di tempat berbeda... “Dior!” Dior langsung menoleh begitu mendengar suara Sandy memanggilnya. “Sandy?” Sandy terlihat berlari ke arahnya, nafasnya langsung terengah-engah begitu sudah berhenti di depan Dior. “Sejak kamu pulang dari Amerika, aku merasa waktuku jadi luang untuk menemui kamu.” Dior yang mendengar perkataan Sandy langsung melukis senyuman menyudut. “Aku jadi merasa seperti sedang berselingkuh denganmu.” “Jika kamu merasa seperti itu, kita lanjutkan saja hubungan rahasia di antara kita.” Dior mulai bersedekap dan ingin menanggapi perkataan Sandy dengan cukup panjang. “Katakan yang sejujurnya padaku. Sebenarnya, apa niat utama kamu sampai berusaha terus mendekatiku seperti ini? Padahal, kamu belum membatalkan pernikahanmu dengan Callia.” “Setelah aku pikir semalaman, sepertinya aku batal untuk mengakhiri hubunganku dengan Callia.” “Kenapa kamu jadi berubah pikiran?” “Aku pikir, akan lebih mudah untuk membantumu mengembalikan posisi kamu jika aku menikahi Callia.” Mendengar ide Sandy, Dior melepaskan tawa sarkas. “Ternyata aku memang bodoh, karena mau saja dipermainkan oleh kamu sama seperti 14 dan 5 tahun yang lalu.” “Aku tidak mempermainkanmu.” “Benarkah kamu merasa idemu akan menguntungkan aku?” “Ya, aku pikir seperti itu. Aku yakin, kalau pernikahan kamu dengan Alaska bukanlah pernikahan sungguhan. Begitu pun dengan pernikahanku dan Callia nantinya, hanya pernikahan palsu.” “Lalu?” “Kita bisa lebih mudah untuk menjalin cinta jika aku menikahi Callia, karena dengan begitu kita akan bisa sering bertemu nantinya.” “Kalau yang barusan kamu katakan padaku benar adanya tentang pernikahan palsu yang ingin kamu jalani bersama Callia, lalu, kenapa kamu sampai memiliki rencana menikahi Callia sebelum aku kembali ke Indonesia dan sebelum kamu tahu kalau aku adalah kakaknya Callia? Sebenarnya, rencana apa yang sedang kamu buat untukku? Apa kamu berniat ingin mempermalukan aku lagi?” Sandy tidak menyangka sama sekali kalau Dior akan berpikir sampai segitu detailnya mengenai hal itu. Padahal, dia berpikir begitu sederhana tanpa maksud apa-apa kecuali... “Aku sudah meminta maaf pada kamu dan aku juga sudah mengakui pada kamu kalau aku jatuh cinta padamu. Apa semua itu masih belum cukup membuktikan kalau aku serius ingin menjalin hubungan dengan kamu? Harus dengan cara apa agar aku bisa meyakinkan kamu kalau aku sudah benar-benar berubah menjadi pria yang baik untuk kamu?” Dior pun terdiam ketika Sandy menunjukkan keseriusan ucapannya melalui mimik wajahnya di hadapannya. Lantaran dia tidak tahu harus mengatakan apa, Dior hanya bergeming sambil berpikir dalam. “Dior,” Sandy meraih kedua tangan Dior. “Dulu, aku memang pria yang sangat b******k dan kutukan kamu soal karma yang akan menimpaku setelah aku menjadikan kamu bahan taruhan sudah aku terima. Jadi, aku mohon, tolong kamu percaya padaku kali ini. Tidak. percayalah padaku mulai hari ini, mulai detik ini juga kalau aku akan memperjuangkan kamu dan tidak akan menyakiti kamu lagi walau hanya setitik saja.” “Bagaimana kalau kamu ingkar?” “Kutuklah aku sebanyak yang kamu mau.” “Kalau begitu aku pegang janjimu. Tapi, sebelum aku memegang janjimu itu, aku ingin mendengar penjelasan tentang hubungan kamu dan Callia sampai kalian berencana menikah.” ** Malam harinya... Dior baru saja selesai mandi dan dia mendapati Alaska sedang melihat ponsel sambil merebahkan badannya di atas sofa. “Al, ada yang mau aku bicarakan sama kamu.” “Tentang apa?” “Pernikahan kita.” Topik itu langsung melepaskan fokus Alaska detik itu juga dari ponselnya. Dia segera membangunkan badannya dan mengubahnya menjadi posisi duduk ketika Dior duduk di sampingnya. Dior tampak ragu ingin mengatakannya. Dia terus memainkan jari jemari tangannya dengan kegelisahan yang tersirat melalui raut wajah dan sikapnya. Alaska tidak mau mengulur terlalu lama, kedekatan mereka selama sepuluh tahun ini membuatnya tidak ragu untuk meraih tangan Dior dan menggenggamnya. “Apa yang ingin kamu katakan, katakan saja. Jangan terlalu memikirkan apalagi sampai mengkhawatirkan banyak hal nantinya.” “Menurut kamu— apa salah kalau aku sampai ingin menyukai Sandy?” Deg! Jantung Alaska langsung tersontak kaget begitu mendengar pertanyaan itu. Pertanyaan yang dikatakan dengan sangat ragu. “Entah mengapa aku mulai kesulitan menahan diriku untuk berhenti memikirkan Sandy. Memang sepertinya aku mulai ingin menyukainya.” “Kenapa harus Sandy?” “Hah!?” “Selain dia calon adik ipar kamu. Perusahaan keluarga Sandy dulunya juga adalah rival terbesar Nobii Group. Apa kamu tidak sampai berpikir kalau Sandy bermaksu ingin memanfaatkan kamu?” “Tentu saja aku memikirkan hal itu juga, tapi... aku...” “Tidak bisakah kamu memilih untuk menyukai aku saja daripada Sandy?” “Alaska???” Dior terkejut mendengarnya. “Mungkin pernikahan kita hanyalah pernikahan sementara saja, tapi setidaknya menyukaiku masih lebih baik daripada menyukai Sandy. Melakukan itu hanya akan memperdalam lukamu dan menambah masalah baru di dalam hidup kamu.” “Lalu, aku harus bagaimana? Sedangkan, aku merasa senang saat melihatnya.” “Kalau begitu aku akan mencoba untuk membantu kamu.” “Membantu apa?” “Membantu agar kamu bisa berpikir logis ketika ingin jatuh cinta. Kamu cantik dan kamu—“ Cup! Tiba-tiba saja Alaska mencium pipi kanan Dior sangat lama dan membuat Dior langsung mematung seketika. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD