Caca kembali masuk kedelapan hangat James. Aroma James seakan candu baginya. Terasa nyaman dan juga menghangatkan. Caca terus meminta kepada Tuhan, agar James selalu bersamanya. Bagaimanapun keadaannya. James menuruti kemauan Caca, ia membawa Caca berkeliling kota tanpa menghentikan mobilnya. Saat ditanya mau makan apa, Caca menggeleng. Sebelum pulang dari cafe, ia terlebih dahulu makan disana alhasil perutnya masih terasa kenyang. Caca terus-terusan menatap James, nampaknya James juga tersadar saat mendapat tatapan dari Caca. "Kenapa Ca? Saya jelek?" Tanya James melirik sebentar ke arah Caca. Caca menggeleng, "Kalo om ikut ninggalin Caca gimana?" "Ninggalin gimana? Pasti saya sering ninggal kamu Ca. Kita juga tidak serumah." Caca reflek memukul pelan bahu James membuat sang empu