"Apaan sih Mas? Malah menuduh yang tidak-tidak," keluhnya sudah lelah dengan ocehan suaminya. Ilyas memandang pada Amanda yang hendak dibawa ke dalam kamar. Demi anak tidak menangis, Ilyas sampai miring-miring berusaha menghindar. "Ingat-ingat, barangkali kamu bikin salah sama Amanda," ujarnya. "Salah apa coba, Yang?" "Ya makanya pikir lagi, salahnya di mana. Sampai-sampai Amanda dendam begini sama kamu." Ilyas memandang pintu kamar yang sudah ditutup oleh Amira. Ilyas benar-benar tak habis pikir, bagaimana bisa anak sekecil Amanda tahu yang namanya dendam? Ilyas bahkan tidak tahu alasannya Amanda terus menangis di dekatnya. Sementara di dalam kamar. Amira memandangi Amanda yang kembali memejamkan mata. "Yang di luar itu, manusia paling galak. Namanya Bayu Ilyas Pratama, papa kamu,