Amira memandang suaminya yang marah ini. "Mas Arsyad, soalnya aku panggil Mba ke Mba Lusi." Mata Ilyas memandang tajam. "Aku iri, kamu panggil mas ke pria lain." Amira dibuat heran dengan ucapan suaminya yang membawa dress itu ke arah kasir, sembari menunjukkan wajah kesal. Sementara Arsyad dan Lusi saling lirik kemudian tersenyum. "Nah kan, dugaan aku benar," bisik Lusi. Pada sore harinya. Amira dan Lusi berpisah, karena Ilyas mengajaknya ke pameran seni yang kebetulan diadakan di hari minggu juga. "Pokoknya aku iri, kamu wajib ubah panggilan padaku," singgung Ilyas. Amira menoleh. "Mas masih bahas hal ini?" "Berhenti panggil mas." "Loh, aku kira Mas hanya berpura tidak suka karena ada mba Lusi dan suaminya." Lirikan Ilyas begitu tajam padanya. "Berpura? Kamu minta dihukum di ran