64. Lupakan Devina!

1255 Words

Zein menatap wajah pucat Devina, terlihat cantik dan menawan meski bibirnya pucat sekali, Zein menitikkan airmata dan mencoba tenang dalam situasi seperti ini. Satu jam kemudian, Devina dipindahkan ke kamar inap ini, kamar inap VVIP sesuai apa yang diinginkan Zein, agar sekiranya mantan istrinya itu lebih tenang dan nyaman tanpa ada gangguan. Dokter berkata … Devina sudah melewati masa kritisnya, Devina memiliki Riwayat sesak napas, ia juga terkena dehidrasi parah. Zein mengelus pipi Devina. “Maafkan aku, aku salah telah mengurungmu di ruangan itu, Devina,” lirih Zein menyeka airmatanya. “Aku nggak pernah tahu kamu memiliki penyakit sesak napas. Andai saja aku terlambat dan kamu kenapa-napa, aku pasti akan mati saja.” Sesaat kemudian, suara pintu tak sabar terdengar, Zein menyeka airma

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD