Deandra Salsabila, nama cantik itu diberikan oleh Niken 4.5 tahun yang lalu saat dia melahirkan putri kecilnya. Dia berjuang bersama ibunya yang selalu senantiasa mendampinginya. Ibu Niken sudah mengetahui permasalahan yang dihadapi putrinya, sungguh ibunda Niken sangat membenci menantu yang dulu pernah dia sayangi itu.
Niko mondar mandir menunggu diluar saat Niken didampingi ibu dan Bidan berjuang melahirkan didalam. Tak henti-hentinya dia memanjatkan doa agar Niken dan bayinya diberi keselamatan. Niko sengaja mengambil cuti saat Niken mendekati HPL, dan sungguh kebetulan sekali perkiraan Niko tepat dengan HPL Niken, sehingga dia bisa dengan mudah mengantar Niken ke bidan setempat.
Oekkk oekkk oekkkk suara tangis bayi menggema dalam ruangan. Ucapan hamdalah keluar dari bibir Niko. Sementara di dalam Niken menangis tersedu melihat putri kecilnya, setelah dibersihkan oleh bidan, putri kecilnya ditaruh di d**a Niken. d**a Niken bergemuruh karena melihat putri kecilnya begitu mirip dengan Fahri.
"Ken.... " Niko melangkah masuk.
"Selamat ya Ken, anak kamu udah lahir." Lanjut Niko.
"Mirip banget sama mas Fahri Nik." Ucap Niken sambil berlinang air mata.
"Sayangnya dia tidak ada disini. Lalu siapa yang akan mengadzani dia nanti ?" Tanya Niken sesenggukan.
"Ken, bolehkah aku yang mengadzaninya ?" Tanya Niko.
Niken mengangguk. Diambilnya bayi kecil mungil itu dari pelukan Niken. Kemudian Niko mengadzani baby mungil itu. Niken berlinang air mata mendengarnya.
"Kamu akan menyesal mas Fahri. Lihatlah putri kecilmu yang cantik, aku bersumpah hari-harimu tidka akan tenang karena kamu telah menyia-nyiakan putri kita dulu."
"Ken, sudah cukup. Jangan menyumpah. Lupakan segala tentang Fahri. Fokuslah untuk mengurus anak ini." Kata ibu.
*****
Niko berdiri mematung memandang langit. Bintang bertaburan dan angin berhembus kencang seakan mengerti tentang kegalauan hati Niko. Berkali-kali Niko menarik nafas panjang untuk membuang kekecewaannya pada Niken.
Baru saja Niken menolak kembali pernyataan cinta Niko. Kembali ? Iya. Karena ini bukan kali pertama Niko menyatakan perasaannya pada Niken. Entah sudah keberapa kali tapi jawaban Niken tetap sama. Niken hanya menganggap Niko sebagai adik iparnya.
"Maafin aku ya Niko." Kata Niken.
"Kenapa ? Tidak adakah sedikitpun perasaanmu untukku ?" Tanya Niko.
"Aku belum bisa membuka hatiku untuk orang lain Niko."
"Secinta itukah kamu sama bang Fahri sehingga kamu tidak bisa melupakan dia yang sudah menyakitimu hingga sejauh ini ?"
"Bukan masalah cinta Niko, tapi ada Deandra diantara aku dan Fahri. Dia anak kami Niko, seperti apapun mas Fahri dia tetap ayah kandung Deandra. Dan itu yang membuatku susah untuk membuka hati hingga saat ini."
"Apa kamu masih berharap untuk bisa kembali padanya ?"
"Itu jelas tidak mungkin Niko. Talak tiga telah jatuh padaku, aku tidak mungkin bisa kembali pada mas Fahri. Kecuali jika memang itu atas takdir Tuhan."
"Ken, gue sayang sama elo. Plis sekali aja kasih gue kesempatan."
"Aku minta maaf Niko. Kamu pria tampan, muda, tangguh. Banyak wanita single yang lebih pantas buat kamu daripada berharap sama janda sepertiku, apalagi aku ini mantan istri kakakmu."
Alasan yang tak pernah berubah dari dulu. Dan itu sungguh menyakitkan hati Niko. Niko merasa ini sungguh tidak adil. Dia yang selama ini ada disamping Niken, melindungi Niken, ada disaat Niken butuh, tapi kenapa justru Niken tidak memberikan kesempatan itu sama sekali padanya. Bahkan dia jauh-jauh menyembunyikan Niken di Jogja agar tidak diketahui jejaknya oleh Fahri. Tapi tetap saja hati Niken tidak berpaling sedikitpun dari Fahri.
"Huahhhhhhhh!" Niko membuang jauh-jauh cincin yang telah dia persiapkan untuk melamar Niken.
Ini terakhir. Jika Niken menolaknya lagi maka Niko akan mundur. Itu janji Niko pada dirinya sendiri. Dan ternyata tepat seperti bayangan Niko, Niken menolaknya, dan itu tandanya dia akan mundur. Niko tidak akan lagi mengejar Niken. Niko akan membuang jauh perasaan itu. Dia akan berusaha menganggap Niken adalah mantan kakak iparnya seperti Niken menganggap dirinya hanyalah seorang adik ipar.
******
"Jogja ? Kamu yakin ? Tidak salah orang kan ?" Tanya Fahri meyakinkan.
"Iya bos. Kami yakin dan sangat yakin bahwa perempuan pemilik warung makan itu adalah mantan istri bos."
"Kalau sampai kalian berbohong, kalian tau kan apa resikonya ?"
"Kali ini kami tidak berbohong. Kami bahkan langsung mengikuti adek bos sendiri dari Solo sampai Jogja. Sesuai dengan perintah bos. Dan kami juga melihat sendiri bagaimana keakbraban mereka bos."
"Ceritakan semua pada saya nanti. Kalian shareloc saya, saya akan menyusul ke Jogja sekarang juga!"
Fahri langsung mematikan ponselnya. Dia tersenyum simpul. Setelah 5 tahun perjuangannya mencari Niken akhirnya dia berhasil menemukannya juga. Berawal dari kecurigaan Fahri yang setiap kali melihat Niko cuti ijin keluar kota selama beberapa hari. Dia bahkan selalu bahagia setiap cuti. Ditanya oleh orang tua soal kekasih Niko menjawab tidak punya, tapi gelagat Niko menunjukkan jawaban yang berbeda. Maka begitu mengetahui Niko cuti, dia meminta orang suruhannya untuk mengikuti Niko. Dan ternyata berhasil !
"Jadi benar dugaanku selama ini, kalian berdua memang ada hubungan." Kata Fahri sambil menahan emosi.
"Kali ini saya akan membuktikan penghianatan kalian meskipun sudah bertahun-taun yang lalu."
Fahri mengemudikan mobilnya dengan kencang. Dia menuju ke lokasi yang dikirimkan oleh anak buahnya. Lokasi yang kini menjadi tempat tinggal Niken, di sebuah kota di desa Bantul.
*****
"Om mau pulang ?" Tanya Deandra.
"Iya sayang. Besok om harus bekerja lagi." Jawab Niko.
"Kapan om mau kesini lagi ?"
"Nanti pas ulang tahun Deandra yang kelima om datang ya kesini ?"
"Beneran om ?"
"Iya anak cantik. Mau dibawain kado apa ?"
"Aku mau boneka beruang yang super duper besar om."
"Wah siap, nanti om bawain."
"Deandra jangan begitu. Mama kan udah ngajarin kamu biar ga suka minta- minta gitu. Gak sopan."
"Tapi ma Deandra harus minta sama siapa lagi ? Deandra punyanya cuma om Niko. Hiks hiks ..... "
"Ken, jangan begitu ah. Aku ga pa-pa. Aku tu malah seneng kalau Deandra minta sama aku. Jangan dimarahin."
"Tapi nanti dia jadi kebiasaan Niko."
"Biarin ga pa-pa. Anak cantik gak boleh nangis. Nanti om bawain kado boneka panda besar buat kamu ya."
"Makasih om." Deandra memeluk girang Niko.
"Buk Niko pamit dulu. Ibu pikirkan dulu baik-baik keinginan ibu untuk kembali ke Solo ya. Mengingat di Solo ada bang Fahri." Kata Niko.
"Tapi tanah kelahiran ibu disana. Ibu ingin kembali kesana. Masak iya Fahri belum melupakan Niken? Solo itu luas, mereka tidak akan saling bertemu jika memang tidak kebetulan." Kata ibu Niken sambil beranjak.
"Mungkin bang Fahri lupa, tapi Niken yang belum lupa buk." Sindir Niko.
"Niko ...... "
"Entahlah si Niken itu, bagaimana bisa dia menolak kamu karena masih cinta sama Fahri."
"Ibuk apa sih ?"
"Belum jodo buk. Tapi apapun itu Niko hargai keputusan Niken buk. Yaudah Niko pulang dulu ya buk. Assalamualaikum."
"Walaikumsalam. Hati-hati nak Niko."
"Kamu pulang hati-hati ya. Maafin aku kalau aku ada salah sama kamu ya?"
"Kamu ga salah Niken. Aku yang salah. Aku yang terlalu berharap sama kamu. Tapi yaudahlah mungkin memang kamu bukan jodohku. Apapun itu aku yang penting kamu selalu bahagia."
"Makasih Niko."
"Kamu jaga diri baik-baik. Kalau ada apa-apa atau butuh apa-apa bisa langsung telepon aku ya."
Niken mengangguk.
*****
Fahri tersenyum penuh kebencian melihat pemandangan yang menurutnya menyebalkan. Melihat keakraban Niko dan Niken bersama seorang anak kecil. Fahri menatap mereka dari kejauhan, sesekali dia mengepalkan tangannya ketika Niko bersendau gurau dengan gadis kecil itu. Dilubuk hati Fahri ada kecemburuan yang luar biasa, dia merasakan sakit melihat Niko begitu akrab dengan Niken dan anak kecil itu. Niken dan anak itu semakin mendekat ketika Niko mulai menaiki mobil dan berpamitan dengan mereka, dan dari situlah Fahri bisa melihat paras ayu gadis kecil berkucir dia itu, paras yang tidak berbeda dengan dirinya.
"Anak itu ? Bagaimana mungkin ? Bibirnya ? Hidungnya ? Matanya ? Mungkinkah dia sungguh anakku ?"