119,5 “Yes! Yes! Turun dua ons! Turun dua ons!” Berlari melompat kegirangan, ya itu yang sedang kulakukan. Oh tidak! Tidak sambil melompat kegirangan, aku hanya berjoget saja di atas timbangan. “Aw!” Aku merasa ada sebuah bantal yang menimpuk belakang kepalaku. Segera saja aku melihat siapa yang melempar benda empuk ini ke arahku. Dan ... yang benar saja, makhluk Tuhan paling seksi itulah yang kini sedang memelototi aku. “Bisa nggak sih! Jangan berisik!” bentaknya sambil mencoba tidur lagi di atas sofa. Aku mencoba untuk membungkuk dan mengambil bantal tersebut. Sambil aku cium dan ... inilah wangi rambut Kak Arthur. Dulu ... saat aku sering bersamanya ketika ada acara organisasi, wangi rambutnya itu menguar dan terhirup menyegarkan indra penciumanku. Ya, seperti ini baunya.