“Haah ... haah ... haaah ....” Berulang kali aku terengah-engah dan menundukkan badan sambil memegang lutut. Keringat ini keluar dan aku yakin jika kaos yang kukenakan di tubuh gendut ini begitu basah. “Minum dulu, Nyonya Tiff!” Anggun menyodorkan sebotol minuman padaku. “Nanti dulu!” Jelas saja kutolak, dong! Ini belum waktunya istirahat, jika aku minum sekarang, bisa-bisa perutku sakit karena kebanyakan minum. “Aku akan berlari satu putaran lagi!” tegasku sambil menunjukkan satu telunjuk penuh lemak ini ke depan wajah Anggun. Aku tahu, mereka berdua pasti tak percaya! Buktinya sekarang mereka menggelengkan kepala begitu mendengar tekadku, tapi aku tak boleh menyerah! Niatku adalah lima keliling lapangan kompleks ini. “Kalian tak perlu mengikutiku jika kelelahan. Tunggu saja d