"Tuan," lemah Bunga dengan kedua mata yang berkaca-kaca. Dia begitu terharu dengan pernyataan cinta seorang Askara Wijaya, lebih tepatnya lamaran yang dilakukan secara tiba-tiba, padahal mereka belum menjalin komitmen apapun. Aska seketika mengecup punggung tangan Bunga lalu berdiri tegak. "Jawab dulu pertanyaan saya, Bunga. Maukah kamu menikah sama saya?" Aska mengulangi pertanyaannya. Bunga mencoba untuk menahan senyuman di bibirnya seraya menatap lekat wajah Aska, gadis itu pun seketika menoleh ke arah samping di mana Hartawan sedang berjalan menghampiri mereka dengan wajah memerah menahan rasa amarah. Bunga sontak melepaskan tautan tangan Aska lalu menundukkan kepalanya. "Lagi ngapain kalian?" tanya Hartawan dengan kedua mata yang membulat sempurna. "Tu-Tuan Be-sar," sapa Bunga mas