Sembilan - Menggoda

1261 Words
Juan menatap wajah Yuno yang tampak bahagia menerima sepaket makanan siap saji berupa burger itu. Tampak Yuno masuk ke salah satu ruangan yang tak jauh dari tempat Juan duduk memantau sesi pemotretan. “Ngapain dia ke sana?” Gumam Juan. Juan bergerak mendekati ruangan tempat Yuno masuk. Dia melihat Yuno yang sedang asyik menikmati burger layaknya anak-anak. Tampak Yuno berlepotan menikmati burger itu sambil melihat-lihat ponselnya. Timbul keinginan Juan menggoda Yuno untuk tau seperti apa reaksi anak itu. Juan melangkah masuk perlahan dan mendekati Yuno. “Loe ngerusak make-up nya” Ucap Juan dengan dingin sambil menyeka sudut bibir Yuno yang terkena saus itu. Juan tanpa sadar menggunakan sapu tangan kesayangannya. Sapu tangan peninggalan sang ayah tercinta. “Boss??” Yuno terkejut melihat Juan di hadapannya bahkan menyeka sudut bibirnya. Juan hanya menatap dingin wajah Yuno yang memang terkejut. “Mau Boss?” Tanya Yuno menawarkan burger yang sedang dia makan dengan nada menggoda. “Bekas Loe?” Tanya Juan dengan dingin. “Cuman ada satu” Ucap Yuno dengan jujur. Ya memang hanya ada itu. Tentu itu yang bisa di tawarkan kepada Juan. Juan mengabaikan perkataan Yuno karena ponselnya tampak berbunyi. Juan segera keluar meninggalkan ruangan tempat Yuno berada. Melihat sikap Juan membuat Yuno terheran. “Salah makan obat tuh orang kali ya? Tapi gentle banget. Lumayan deh bisa lihat gantengnya lagi dari dekat” Ucap Yuno tersenyum-senyum sendiri. Perjuangannya bangun pagi dan terbur-buru karena mendadak di minta untuk pemotretan sambil menahan lapar belum sarapan, seolah ter-bayarkan karena Juan menyeka bibirnya. “Gue yakin tuh beruang kutub juga satu server sama Gue. Tapi kenapa dia bisa sedingin dan kaku gitu sih. Biasa yang satu server langsung nunjukkin dirinya deh!” Ucap Yuno yang masih heran dengan sifat Juan yang menarik menurut Yuno. Timbul ide-ide gila Yuno untuk terus mengejar dan mendekati Juan. Tentu tak mudah mencairkan sikap beruang kutub itu, namun bagi Yuno itu malah menarik apalagi jika sampai bisa mengajak Juan satu kamar dengannya. Yuno memikirkan cara yang tentu elegant dan tidak menjatuhkan citra dirinya sebagai pria tulen yang sangat manly. Tidak boleh ada yang tau seperti apa dirinya yang asli. Ya kalau ketahuan percuma Yuno menjaga tubuh hingga kekar dan berotot indah serta belajar taekwondo untuk menjaga image tentunya. Meskipun di banding Juan tentu tubuh Yuno lebih kecil karena Juan memang bertubuh besar dan kekar. “Jangan sebut Gue Yuno kalau Loe kagak bisa Gue bawa ke kamar” Ucap Yuno merasa tertantang. Selesai makan mereka kembali sibuk menyelesaikan pemotretan. Tampak Yuno tidak memiliki hambatan apa pun saat pemotretan. Semuanya berjalan dengan lancar dan hasilnya sangat memuaskan. Yuno juga merasa puas melihat hasil pemotretannya. Dia benar-benar di puji dan di anggap sangat professional di banding artis mana pun yang bayarannya jauh lebih mahal. Hal itu membuat pihak Staff JMonteg mengusulkan agar Yuno yang mendapat jatah pemotretan di Jeju bulan depan untuk edisi Summer. “Eh, mending usulin Yuno aja yang jadi model khusus summer. Tuh anak berbakat loh” Ucap salah satu staff. “Bukan cuman itu. Dia juga professional banget . Belum lagi sopannya beugh pokoknya top markotop. Udah jarang ada anak muda sesopan Yuno” Timpal yang lainnya. "Bener. Udah ganteng, macho, keren, berbakat, sopannya plus-plus banget" Ucap yang lainnya. Pembicaraan itu tentu terdengar sampai ke telinga Juan yang memang sejak tadi mempertimbangkan untuk membiarkan Yuno menjadi model edisi Summer di Pulau Jeju – Korea Selatan. “Siapa model untuk ke pulau Jeju bulan depan?” Tanya Juan pada Scarletta. “Harusnya Agas. Tapi Tuan sudah membatalkan kontraknya bukan?” Ucap Scarletta. “Ganti semua jadwal Agas untuk Yuno. Tidak perlu lagi memilih Artis atau Model lain” Ucap Juan sambil terus menatap ekspresi Yuno yang tampak bahagia melihat hasil pemotretannya sendiri. “Hah? Tuan yakin?” Tanya Scarletta takut jika dia salah dengar. Belum pernah Juan melakukan hal itu. Juan biasanya lebih memilih model terkenal. “Ya. Apa ada masalah?” Tanya Juan menatap Scarletta dengan heran. Scarletta yang di tatap begitu malah tersenyum menanggapi Juan yang dia anggap agak aneh belakangan ini. “Tuan yakin tidak suka dengan Yuno?” Tanya Scarletta dengan berani. Berhubung mereka hanya berdua saat ini tanpa orang lain tentu Scarletta berani membicarakan hal pribadi dengan Tuan Muda-nya yang sangat akrab sejak kecil dengannya. “Sekar. Berhenti meledek. Gue enggak pernah mencampur adukkan masalah pribadi dengan kerjaan” Ucap Juan dengan tegas. “Ah berarti suka dong kalau enggak pernah campur adukkan” Ledek Scarletta lagi. “Jangan berbicara aneh-aneh! Loe gak lihat seberapa professional dan berbakatnya tuh anak untuk seukuran pemula? Biarkan dia mendapat banyak pemotretan, itu bisa menjadi penilaian Gue untuk sebagus apa dia nantinya dalam memajukan brand JMonteg” Jelas Juan. Juan yang memang sangat dingin dan pelit berbicara hanya akan berbicara cukup panjang jika bersama Scarletta yang sudah dia anggap sebagai adik sendiri. Terlebih Scarletta benar-benar kompeten dalam bekerja dan sangat melindungi semua permasalahan yang di timbulkan Juan. Tak jarang karyawan di kantor menjodohkan keduanya karena di anggap sangat cocok untuk bersanding. Apalagi Juan dikenal dingin dan acuh dengan wanita maupun pria. Hanya dengan Scarletta dia bisa banyak berbicara dan memang hanya Scarletta yang bertahan menjadi asistennya. Seolah Juan memiliki dunianya sendiri dan sulit untuk di masuki siapa pun. “Akan saya urus Tuan Muda. Dan perlukah saya urus kamar kalian agar sama?” Ledek Scarletta lagi. “Sialan Loe! Jangan aneh-aneh. Dia bukan selera Gue dan Gue juga enggak mau di manfaatkan dia nanti” Ucap Juan kesal. “Di manfaatkan?” Tanya Scarletta heran. “Loe lihat tuh anak terlalu kuat dan sulit di atur. Dia enggak kayak yang lainnya mudah di atur. Bisa-bisa dia ngancam Gue terus bocorin siapa Gue sebenarnya. Tuh anak agresifnya tak tertolong” Keluh Juan panjang lebar. Scarletta mengangguk-angguk tanda paham akan maksud Juan. Bukan Juan tak tergoda namun Juan hanya takut Yuno akan membocorkan rahasia gelapnya Juan. “Ah ya Tuan Besar meminta Kak Ju makan siang bareng keluarga yang mau Tuan Besar jodohkan” Ucap Scarletta yang tanpa sadar memanggil sebutan ‘Kak’ kepada Juan saat kantor. Sebutan yang hanya Scarletta panggil saat mereka berdua dan di luar jam kerja sesuai permintaan Juan. “Ck! Bilang Gue sibuk” Ucap Juan merasa malas jika harus menghadiri acara makan yang berujung perjodohan itu. Juan sangat tidak suka jika harus di jodohkan dengan makhluk yang tercipta dari tulang rusuk adam itu. Karena Juan malah menyukai si Adam, bukan tulang rusuknya Adam. “Bilang Gue lagi sibuk untuk produk summer dan mau urus untuk berangkat ke Jeju. Ah, sekalian bilang juga Gue masih trauma kasus Bella. Pinter-pinter Loe aja deh. Terserah Loe mau alasan apa. Loe atur deh ya” Ucap Juan lalu sibuk dengan laptop di hadapannya. “Baiklah Tuan Muda” Ucap Scarletta yang kembali dalam mode on asisten siaga untuk Juan. Scarletta segera melakukan apa yang di minta Juan tanpa terlewatkan satu hal pun. Juan yang duduk di kursi kebesarannya sambil memegang sapu tangan almarhum ayahnya itu teringat dengan Gerakannya mengusap sudut bibir Yuno. Tanpa sadar tangannya memang menyentuh pipi Yuno yang lembut itu. “Sial! Lembut banget wajahnya. Kok bisa sih kulitnya selembut itu” Gumam Juan merasa penasaran. “Argh! No Juan! Bisa mati Loe ketahuan kalau berdekatan dengan anak itu. Dia berbahaya” Ucap Juan pada dirinya sendiri menolak untuk memikirkan Yuno. Juan malah mengambil ponsel dan memerintahkan Scarletta mengurus satu ruangan khusus di Bar yang biasa dia datangi dan mencarikan pria pemuas untuknya. Juan memilih melampiaskan Hasrat-nya yang tinggi itu dengan pria lain meskipun Yuno memang cantik dan cukup menggoda iman orang-orang yang satu server sepertinya. Demi menjaga rahasia gelapnya. Bersambung ep 10^^
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD