Delapan - Pemotretan Mendadak

1234 Words
Pagi ini Yuno bergegas menuju kantor JMonteg untuk melakukan pemotretan lagi. Ini bukanlah jadwal untuk Yuno namun berhubung salah satu artis yang seharusnya menjadi model menolak dan membatalkan melakukan pemotretan, sehingga Yuno yang di minta untuk menggantikannya. Dengan terburu-buru Yuno yang belum sempat sarapan langsung menuju kantor JMonteg secepat mungkin. Tiba di ruang pemotretan tampak Yuno terengah-engah dan meminta maaf karena telat sampai. “Maaf. Maaf saya terlambat” Ucap Yuno dengan sopan kepada para staff. Hal itu tentu membuat para staff merasa kagum dan malah mereka yang segan serta malu pada Yuno. Karena bukan kesalahan Yuno yang baru di hubungi 15 menit sebelum pemotretan di mulai. Tentu Yuno butuh persiapan dan waktu untuk perjalanan menuju kantor JMonteg. “Tidak masalah Yuno. Malah kami yang minta maaf dan berterima kasih kamu mau membantu menggantikan yang hari ini” Ucap Manager yang bertanggung jawab mengurus model di tempat itu. Yuno hanya tersenyum lalu segera bersiap di make up. Berkali-kali di foto namun sepertinya hasilnya tidak memuaskan. Tiba-tiba Juan masuk ke dalam ruangan pemotretan dan melihat Yuno yang menjadi model. Bukan artis yang saat ini sedang naik daun itu menjadi model hari ini. “Loh? Kenapa dia?” Tanya Juan yang merasa heran kepada Manager yang bertanggung jawab untuk model. “Maaf Tuan. Kak Agas menolak untuk pemotretan ini. Dia tidak mau di dandani seperti itu. Katanya membuat dia seperti pria homoseksual” Ucap Manager itu takut-takut. Memang bukan salah si Manager karena memang sudah konsep dandanan hari ini yang lebih berbeda karena lebih cetar dan di tambah wig yang cukup panjang harus di kenakan model pria. Tau sejenis style Harajuku bukan? Ya sebenarnya konsepnya adalah konsep pria macho di padu dengan gaya modern pria ber-make up dengan rambut yang di style. “Batalkan semua kontrak dengan orang itu dan layangkan gugatan!” Tegas Juan merasa kesal. Juan sebenarnya tidak peduli jika modelnya menolak atau berhalangan tapi alasan dari penolakan itu yang membuat Juan berang dan merasa di rendahkan. Kata ‘seperti homoseksual’ membuat jiwa Juan tersentil dan merasa geram. Memangnya apa yang salah dengan kaum LGBT itu. Mereka juga manusia bukan? “Ba-Baik Tuan” Ucap Manager itu tergagap lalu segera melakukan apa yang di katakan Juan. Juan memperhatikan Yuno yang mau saja di dandani dengan wig segala tanpa protes. Namun entah mengapa Juan merasa ada yang kurang dari pemotretan hari itu. Hal itu ternyata dirasakan juga oleh sang kameramen juga Yuno yang merasa kurang puas melihat hasilnya sendiri berdasarkan briefing tentang konsep hari ini. “Maaf Kak. Boleh Uno make up sendiri? “ Tanya Yuno meminta ijin kepada staff yang mengurus konsep itu. “Kamu bisa make up sendiri?” Tanya kameramen itu terkejut. “Sedikit Kak. Cuman ada yang Uno rasa kurang. Boleh Uno coba make up sendiri?” Tanya Yuno memastikan lagi. “Ah boleh-boleh, silakan. Coba biar kita lihat apa sesuai dengan konsep” Ucap kameramen itu mempersilahkan. Percakapan Yuno dan para staff tentu di dengar jelas oleh Juan yang terus memperhatikan gerak gerik Yuno. Yuno dengan cekatan memperbaiki make up nya menjadi lebih tegas namun juga berwarna. Hingga wajahnya benar-benar menunjukkan sisi maskulin namun juga terlihat cantik di saat bersamaan. Dengan menunjukkan make up mata yang tegas membuat penampilan Yuno sangat berbeda di banding wajah manis dan lembutnya itu. Semua orang terkejut dengan transformasi yang Yuno lakukan. Bahkan MUA yang bertanggung jawab untuk make up Yuno turut kagum. “Wow!! You’re amazing!! Keren banget make up nya!!! Kita lanjut ayok!!” Ucap kameramen itu bersemangat. Begitu pula dengan yang lainnya yang ikut berdecak kagum melihat Yuno. Hasilnya benar-benar luar biasa. Wajah tegas style Harajuku namun juga tampak cantik dan menunjukkan sisi pria modern kekinian tentu menarik sekali. Tanpa sadar Juan tersenyum senang melihat Yuno yang begitu bersungguh-sungguh dan mampu menyelesaikan hasil pemotretan dengan baik. Scarletta yang sejak tadi memperhatikan Juan cukup terkejut. Sang Tuan Muda tidak pernah menunjukkan senyuman manis itu jika tidak benar-benar senang dan puas. “Tuan mau saya uruskan bersama Yuno?” Tanya Scarletta yang mengira sang Tuan tertarik melakukan ONS dengan Yuno. Juan langsung menatap Scarletta dengan pandangan penuh tanda tanya. “Sepertinya Tuan menyukainya” Ucap Scarletta berbisik. “Loe Gila. Pria seperti dia bukan selera Gue!” Tegas Juan merasa kesal. Dia hanya kagum dengan profesionalitas dan kemampuan Yuno dalam menjalankan tugasnya sebagai model. Bukan tertarik untuk bercinta dengan anak kecil yang pembangkang itu. Menurut Juan orang seperti Yuno sangat pembangkang dan tidak bisa di atur, Tentu itu berbahaya untuk Juan, dia tidak mau berurusan dengan pria seperti itu. Scarletta hanya menghela nafas. Tetap saja menurut Scarletta sikap dan tatapan Juan berbeda terhadap Yuno. Scarletta yang sudah menemani Juan sejak masih kecil tentu sangat paham dengan seluruh gerak gerik maupun bahasa tubuh Juan. Yuno tampak meminum cukup banyak air menahan lapar yang mulai datang. Masih banyak pakaian yang belum selesai di potret. “Loh kenapa minum terus Yuno?” Tanya salah satu staff yang heran. “Maaf Kak. Tadi Uno belum sempat sarapan karena buru-buru kesini. Kata Kak Rani ini urgent harus selesai sebelum jam 2 siang karena mau di launching” Ucap Yuno jujur. Semua staff terkejut. Yuno sejak tadi ternyata menahan lapar dan tidak protes sepanjang pemotretan. “Astaga, ini udah setengah 11 dan kamu belum makan?” Tanya kameramen itu merasa tidak enak hati. “Kita belikan makanan ya. Kita break dulu sebentar biar Yuno makan dulu” Ucap salah satu staff. “Makasih ya Kak” Ucap Yuno merasa senang karena orang-orang di sana begitu pengertian. Namun tanpa mereka sangka, Juan sejak tadi sudah melihat gerakan Yuno yang menunjukkan dirinya lapar belum makan dan memerintahkan Scarletta segera membeli makanan siap saji yang cukup untuk seluruh staff di ruangan pemotretan. Makanan itu tiba tepat saat mereka ingin break sebentar untuk membiarkan Yuno mencari makanan. “Loh? Siapa yang pesan?” Tanya salah satu Staff yang tidak menyadari Tuan Muda mereka sejak tadi duduk di sudut ruangan dengan santai melihat proses pemotretan itu. “Dari Tuan Muda” Terdengar suara Scarletta menggema. Semua orang langsung melihat ke arah Scarletta dan melihat ada Tuan Muda mereka sedang duduk di dekat Scarletta berdiri. “Ah. Tuan. Maaf kami tidak sadar Tuan Muda masuk” Ucap Kameramen itu sambil membungkuk hormat merasa tidak enak mengabaikan sang owner perusahaan. “Hmmm” Jawab Juan hanya berupa deheman singkat. Semua staff saling berpandangan dan membungkuk tanda hormat dan terima kasih untuk makanan yang di sediakan Juan. Semuanya diam-diam berbisik heran. Baru kali ini Tuan Muda mereka membelikan makanan selama acara pemotretan. “Tumbenan. Biasanya mana pernah di beliin makanan begini” Bisik salah satu staff merasa heran. “Pasti dia senang dan puas dengan hasilnya. Kalau enggak mana mungkin” Bisik yang lainnya. Sedangkan Yuno? Dia cuek dan langsung memakan burger yang ada. Lapar membuatnya tidak peduli dengan Juan. Dia lebih peduli dengan perutnya yang sudah berbunyi sejak tadi meminta diisi asupan tenaga. Yuno memilih makan di salah satu ruangan dekat sudut ruangan pemotretan sambil membuka dating apps gay-nya sekedar melihat-lihat siapa saja yang mencarinya. Yuno makan hingga berlepotan. Tanpa dia sadari seseorang masuk ke ruangan nya beristirahat dan menatap Yuno yang makan seperti anak kecil dan berlepotan itu. “Kau merusak make up nya” Ucap orang itu terdengar dingin. Tangan pria itu terulur membersihkan saus di sudut bibir Yuno dengan sebuah sapu tangan. “Eh. Pak Boss?” Ucap Yuno terkejut Juan di hadapannya dengan aura dingin. . . Next Ep 9..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD