Tujuh - Seorang Juan

1479 Words
Setelah pembatalan pertunangannya dengan Bella membuat Juan merasa sangat senang dan nyaman. Seolah hambatan dan beban besar terangkat dari sisinya. Juan meraih ponselnya dan membuka dating apps khusus gay itu. Nama yang muncul pertama tentu profile Yuno yang bahkan menjadi rekomendasi pencarian teratas dan sangat di incar kaum tombak pembelah lautan itu. “Jal*ang” Gumam Juan lalu melihat-lihat profile pria lainnya. Juan menemukan seorang pria yang cukup manis dan tampak penurut dari wajahnya. Segera Juan menghubungi pria itu untuk sekedar di ajak one night stand alias ONS dengannya. Tampak Juan mulai bersiap untuk keluar rumah. Dirinya memang jarang berada di perusahaan alias selalu sesuka hatinya untuk datang ke kantor. Apalagi dia memang bisa bekerja dari mana saja. Dan selalu asistennya - Scarletta yang akan sibuk setengah mati jika Juan tidak mau bekerja di dalam ruang kantornya. “Tuan mau berangkat ke kantor?” Tanya Scarletta yang selalu standby menunggu Juan setiap harinya dimana pun. “No. Gue mau ke tempat lain. Loe ikut pakai mobil lain dengan sopir” Ucap Juan lalu langsung masuk ke mobilnya sendiri. Juan memilih mengendarai mobilnya sendiri tanpa mau di sopirkah. Tidak mungkin dia berciuman dengan pria saat sopirnya ada di dalam mobil yang sama bukan? Juan segera melaju menjemput seorang pria muda yang tampak menunggu di dekat taman yang cukup sepi. Ya agar tidak menarik perhatian siapa pun saat pria itu masuk ke dalam mobil Juan. “Hai. Bear ya?” Tanya pria muda itu. Pria itu belum tau jika Juan -pewaris muda perusahaan JMonteg lah yang sudah menghubunginya. Karena Juan sengaja menggunakan topi dan masker untuk menutup seluruh wajahnya. “Ya” Jawab Juan dengan singkat dan segera melajukan mobilnya menuju ujung kota yang lebih sepi dan sepi penduduk. Juan memiliki satu bangunan villa yang di atas namakan Scarletta. Tempat Juan selalu membawa pria-pria yang akan menemaninya semalaman menginap. Tentu Scarletta yang akan menjadi tameng-Nya. Baik Scarletta maupun sopir pribadi yang merangkap menjadi bodyguard Juan sudah tau kebiasaan Tuan mudanya itu. Mereka lah garda terdepan yang selalu melindungi Juan dari incaran pencari berita ataupun musuh yang mau menjatuhkan Juan. “Turun” Ucap Juan singkat saat mereka sudah tiba di villa itu. Pria muda itu tampak senang melihat-lihat Villa sederhana namun asri itu. “Masuk” Ucap Juan yang melangkah masuk terlebih dahulu di ikuti pria muda itu. Saat di dalam Villa, Juan membuka topi dan maskernya. Mata pria muda itu tentu membola antara tidak menyangka juga senang karena pria di hadapannya itu adalah Juan Pratama Agung. Cucu pewaris utama keluarga Agung Rahardjo tersohor yang juga pemilik JMonteg yang begitu terkenal. Sudah tidak asing lagi wajah Juan bagi para kalangan muda yang begitu kagum dan terobsesi menjadi pengusaha sukses di usia muda seperti Juan. Meskipun hanya melanjutkan usaha turun temurun namun Juan di gadang sebagai pelopor yang mampu membawa JMonteg melebarkan sayap ke berbagai negara. Di jaman moyangnya perusahaan JMonteg hanya sebatas terkenal di negara asalnya juga beberapa negara asia tenggara. Namun sejak Juan turun tangan, JMonteg di kenal hingga ke Eropa. Hal itu yang membuat Budirahardjo langsung mewariskan perusahaan untuk Juan. Sejak kecil kemampuan berbisnis Juan sudah tampak dan di perhatikan oleh Eyangnya itu. “Loe?? Loe Juan JMonteg kan?????” Tanya pria muda itu terdengar terkejut namun juga antusias. “Iya. Kenapa?” Tanya Juan dengan santai. “Gila!! Loe Juan??!! Arghhh!! Gue penggemar Loe sejak lama!!” Ucap pria muda itu merasa senang. Senang bisa bertemu Juan yang ternyata juga satu server dengan dia, selain itu juga merasa senang Juan bisa menjadi ladang emasnya apabila dia sanggup membuat Juan puas. Hei anak muda. Anda belum tau jika Juan bukan pria sebodoh itu. Bermain-main dengan Juan akan sangat berbahaya. “Masih mau ngomong terus?” Tanya Juan menatap pria muda yang sudah bisa Juan tebak isi pikirannya. Pria muda itu melepas seluruh pakaiannya satu persatu hingga hanya menyisakan celana b0xer yang menutupi daerah pribadinya. Pria muda itu mendekat dan mencium Juan. Namun Juan tidak bergeming. “Ada apa?” Tanya pria muda itu heran. “Tanda tangani ini dan berikan ponsel Loe” Ucap Juan tanpa basa basi. “Untuk?” Pria itu heran. “Syarat jika mau bersama dengan Gue. Gue gak suka privasi terganggu dengan suara ponsel” Ucap Juan dengan santai. Pria muda itu tampak percaya dan langsung menandatangani kertas yang tak di baca oleh pria itu. Dia hanya menganggap kertas itu berisi aturan sederhana dalam berhubungan dengan Juan. Pikiran pria itu sudah tertutup karena terbuai akan ketampanan Juan dan tentang ladang emas yang sedang menunggunya. “Ponsel Loe?” Tanya Juan meminta ponsel pria muda itu. Dengan senang hati pria itu memberikan ponselnya. “Pin?” Tanya Juan sambil tersenyum tipis. “8 enam kali. Astaga. Ayolah abaikan saja ponsel sialan itu” Ucap pria muda itu tak sabar ingin segera merasakan si Ulat Alaska menari-nari di dalam tubuhnya. Juan yang sudah tahu pin ponsel pria itu lantas meletakkan ponsel itu di atas kertas berisi tanda tangan pria itu. Juan menarik pria itu masuk ke salah satu kamar yang cukup luas dan lengkap dengan kamar mandi di dalam. Mata pria muda itu tentu terkejut. Design kamar yang unik dengan kaca di langit-langit ranjang juga lemari yang luarnya penuh kaca yang tentu memantulkan setiap kegiatan di atas ranjang itu. “Wow. Its so amazing” Ucap pria itu kagum. Juan langsung melepas kemejanya yang menunjukkan otot dan perut sixpack nya yang menggoda. Pria muda itu tampak mengerti dan membuka perlahan celana Juan. Hanya dalam sekali gerakan kini Juan juga hanya mengenakan B0xer. “Jongkok!” Perintah Juan pada pria muda itu. Tau apa yang di inginkan Juan dengan segera pria itu berjongkok dan membuka celana b0xer Juan. Matanya cukup terkejut melihat si ulat Alaska yang berukuran besar meskipun masih tertidur pulas itu. ‘Gila ini mah pasti penuh banget di dalam burit Gue! Apa muat?’ Batin pria itu sambil gugup menelan salivanya. “Tunggu apa lagi?” Tanya Juan dengan dingin. Pria muda itu langsung menggenggam si ulat Alaska dan mengurutnya perlahan. Terasa penuh dan begitu sulit untuknya memanjakan si Ulat Alaska dengan mulut. Semakin lama tentu saja si ulat Alaska semakin melebarkan sayapnya hingga tampak berurat. Tak sabar Juan langsung menarik pria itu dan membantingnya di atas ranjang. Di perlakukan kasar tentu membuat pria muda itu cukup syok. “Pelan-pelan dong sayang” Ucap pria muda itu dengan nada menggoda. Juan tidak memedulikan perkataan pria itu dan dengan cepat meraih sebuah pengaman dan menyarungi si Ulat Alaska dengan sempurna. Ya Juan selalu menjaga kebersihan dalam berhubungan. Dan Jangan harap Juan mau memanjakan atau menyentuh milik lawan mainnya. Juan hanya ingin di puaskan, bukan memuaskan lawan mainnya. Sedangkan untuk berciuman saja Juan selalu menolak. Juan menyemprotkan cairan sejenis pembersih bakteri dan pelicin ke arah b****g juga lubang pria itu sebelum memulai permainan kasarnya. Tanpa aba-aba ataupun rimming pada bagian tubuh pria itu, dengan kasar Juan menusuknya tanpa ampun. “ARGH!! SAKITT!!” Pekik pria itu. Pria itu tampak benar-benar kesakitan hingga tubuhnya menggelepar menahan tangis. Air matanya bercucuran, tubuhnya seolah di belah menjadi dua. Rasa sakitnya tak terhingga. Tentu saja sakit, milik Juan berbeda dengan milik semua pria yang pernah merasakan lubang pria muda itu. Juan tidak memedulikan jeritan maupun rasa sakit yang di rasakan pria itu. Dia terus menggerakkan tubuhnya dengan kasar menghunjam lubang belakang pria muda itu hingga dirinya sendiri puas. Pria muda itu tampak pingsan karena tidak tahan dengan perlakuan kasar Juan. Juan malah tersenyum puas dan berjalan menuju kamar mandi membersihkan dirinya sendiri. Setelah itu Juan keluar dari kamar itu meninggalkan pria itu dan mengambil ponselnya. Juan menghapus semua jejak percakapannya dengan pria muda itu hingga tidak bersisa. Sedangkan kertas yang berisi pernyataan pria itu tidak akan pernah mengaku pernah mengenal Juan sudah di tanda tangani sebanyak dua lembar. Yang satunya adalah surat hutang piutang sejumlah uang yang cukup besar kepada badan legal, hal itu dilakukan untuk mengancam si pria itu jika dia berani berkoar di public. Tentu Juan kan menyerahkan sejumlah uang untuk pria itu. Namun baginya itu sama seperti dia membeli Wanita untuk memuaskannya. Bukan untuk menjadi pendamping hidupnya. Setelahnya Juan kembali masuk ke kamar dan mengulangi kegiatan panasnya berkali-kali hingga malam menjelang meskipun pria itu masih pingsan. Saat terbangun pria itu merasa bingung karena Juan sudah tidak ada di tempat itu. Yang ada hanya Sopir pribadi Juan yang menungguinya dan memberi sejumlah uang serta berkata untuk melupakan dan jangan coba-coba menceritakan hal ini jika tidak ingin kehidupannya hancur. Pria muda itu hanya bisa diam dan pasrah. Apalagi saat sopir pribadi Juan menunjukkan bukti tanda tangan persetujuan itu. Mau bagaimana pun dia hanya orang biasa yang akan sulit melawan balik. Terlebih uang kompensasi dari Juan cukup besar untuknya meskipun rasa sakit pada lubang belakangnya masih terasa. Itulah Juan dan kebiasaan gilanya yang selalu dia simpan rapi. Bahkan dari sang Eyang sekalipun. Si Beruang kutub yang dingin dengan ulat Alaska super gila dan kasar penikmat lubang belakang. Next Ep 8^^
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD