Limabelas - Bukan Pertama Tapi Bermakna..

1339 Words
“Ah~” Desahan nikmat lolos dari bibir Yuno saat Juan menyentuh si Bonnie. “Loe suka begini? Hm?” Tanya Juan lagi. Entah mengapa Juan ingin memperlakukan Yuno selembut mungkin. Biasanya Juan hanya akan kasar dan dominan dengan lawan mainnya. “Stop. Jangan diteruskan” Ucap Yuno terbata-bata menahan hasratnya. Tangan Yuno berusaha menarik tangan Juan agar menjauh dari Bonnie. Tapi tenaga Juan jauh lebih besar dari Yuno. Juan tidak mau melepas mainan menarik itu. “Loe harus bertanggung jawab” Ucap Juan. “Tang-Tanggung jawab apa?” Tanya Yuno terbata-bata. Tangan Juan semakin lincah menari-nari di bawah sana bahkan sudah masuk ke dalam boxer milik Yuno. “Tanggung jawab memuaskan Gue dan ini” Ucap Juan sambil menarik satu tangan Yuno untuk menyentuh si Ulat Alaska yang sudah berdiri tegap. “Tapi Gue-“ Belum sempat berbicara Juan langsung membungkam bibir Yuno dengan ciumannya. Ciuman yang membuat Yuno merasa terhipnotis. ‘ He’s good kisser ‘ Itu yang terlintas di kepala Yuno. Semakin intens ciuman itu di lakukan semakin Yuno tergoda dengan sentuhan Juan. “Loe yang pertama” Ucap Juan sambil mengelus pipi Yuno. “Hah? Maksud Loe?” Yuno bingung dengan pernyataan Juan. “Loe yang pertama Gue cium dan Gue sentuh dengan lembut” Ucap Juan lalu kembali mencium Yuno perlahan. Tak butuh waktu lama keduanya sudah saling melepaskan pakaian mereka. Juan tersenyum senang melihat tubuh Yuno yang memang bagus itu. “Ngapain lihat sebegitunya?” Tanya Yuno menahan malu di perhatikan dengan detail seperti itu. “Tubuh yang indah” Ucap Juan sambil menyeringai senang. Seolah serigala yang menemukan mangsa yang lezat di hadapannya. Yuno yang memang aktif dalam bercinta tak ingin kalah dan langsung menggenggam si Ulat Alaska. Perlahan Yuno menggerakkan tangannya mulai dari perlahan hingga semakin cepat. Juan mendesah keenakan dengan sentuhan Yuno. Tak hanya dengan tangan. Yuno juga menggunakan keahlian bibir dan lidahnya untuk memanjakan milik Juan hingga Juan mencapai pelepasan pertamanya. “Loe benar-benar ahli. Udah berapa Batangan yang Loe service begini?” Tanya Juan meledek. Yuno hanya diam dan hendak beranjak dari tempat tidur. Juan segera menarik Yuno dan kembali mengungkungnya. “Apaan? Udah kan?” Tanya Yuno merasa gugup. Meskipun di dalam dirinya ingin sekali dia merasakan milik Juan di dalam lubang hangatnya tetap saja Yuno takut jika sewaktu-waktu Juan akan mengamuk dan tidak sudi memasukkan miliknya ke dalam lubang hangat Yuno. “Belum. Gue masih belum merasakan ini” Ucap Juan sambil mengelus perlahan bongkahan p****t Yuno. Yuno mengerjap, dia mencoba berpikir keras apakah Juan serius atau hanya mempermainkannya. “Loe serius? Loe gak akan pecat Gue kan?” Tanya Yuno memastikan. “Kenapa Gue harus memecat Loe?” Tanya Jaun kembali. “Ya karena Loe takut kan Gue tau Loe gay terus gue bocorin” Jawab Yuno terus terang,. Memang selama ini Yuno menerka kalau pewaris perusahaan besar seperti Juan pasti akan menjaga nama baiknya agar tidak tercoreng karena memiliki kelainan orientasi seksual. “Loe pinter ternyata. Loe terlalu pintar dan berani nyentuh Gue saat Gue mabuk. Tapi kalau Loe berani bongkar rahasia Gue, Gue bakal bunuh Loe saat itu juga” Ucap Juan dengan nada dingin dan mengancam. “Dan Gue gak segila itu membongkar aib Gue sendiri!” Tegas Yuno yang kini berani menatap nyalang pada Juan. Juan tersikap. Yuno memang berbeda dengan yang lainnya. Tak lama kemudian Juan kembali mencium hingga membelai lembut seluruh inci tubuh Yuno. Cumbuan demi cumbuan hingga tanda cinta di antara keduanya saling di kecupkan. Hingga Juan mulai memasuki Yuno. Yuno mengerang tertahan. Begitu besar dan penuh milik Juan di dalam sana. Milik Juan memang memiliki ukuran berbeda dari orang umunya. Mungkin karena dia keturunan blasteran pikir Yuno. “Pelan-pelan. Masih sakit” Ucap Yuno lirih. Entah angin apa yang membuat Juan mendengarkan permintaan lawan mainnya itu. Perlahan Juan menggerakkan tubuhnya sambil sesekali mengecup bibir manis Yuno. Hingga Yuno terbiasa dan keduanya bermain dengan keringat cinta yang terus membasahi tubuh mereka. “Push me harder. Ah~ It’s feel so Good” Ucap Yuno sambil mendesah. “As you wish my Bunny” Ucap Juan yang mempercepat Gerakan tubuhnya hingga Yuno mengerang semakin keras. “Milik Loe memang nikmat dan hangat. Beda dengan yang lainnya” Ucap Juan di sela-sela Gerakan tubuhnya. Keduanya saling memacu hingga setengah jam kemudian mereka mencapai puncak kenikmatan bersama. Erangan panjang terdengar dari bibir keduanya . Juan pun terjatuh menelungkup di atas tubuh Yuno. “Gue akan suruh orang bawakan uang untuk Loe. Loe butuh berapa?” Tanya Juan sesaat kemudian. Yuno membeku, dia terkejut mendengar perkataan Juan. “Maksud Loe? Loe mau bayar Gue sebagai p3l@cur?” Tanya Yuno dengan nada tidak senang. “Itu yang Loe butuh bukan? Jadi tutup mulut Loe untuk kejadian hari ini” Ucap Juan dengan dingin. Yuno merasa di rendahkan. Dia tidak semiskin ataupun serendah itu untuk menjual tubuhnya pada sesama penikmat Batangan. Thanom yang selama ini sering berbagi ranjang dengan nya saja tidak pernah menawarkan uang pada Yuno. Hanya sesekali memang Thanom membelikan hadiah untuk Yuno. Sebagai tanda persahabatan tentunya. “Gue bukan p3l@cur! Simpan uang Loe! Gue gak butuh! Lebih baik Loe pergi dari kamar Gue sekarang!” Ucap Yuno dengan tegas lalu beranjak menuju kamar mandi. Mata Yuno menatap tajam dan memerah penuh amarah pada Juan. Juan terkejut mendengar kemarahan Yuno. Tapi pikiran Juan buruk menganggap Yuno ingin menguasai semua miliknya dan menjadikan kesalahan percintaan tadi sebagai ancaman untuk Juan. Selangkah sebelum Yuno masuk ke kamar mandi, dia berbalik dan menatap Juan dengan tajam. “Gak semua hal itu di bayar dengan uang atau harta! Gue gak tertarik dengan uang atau harta Loe! Anggap aja gak ada yang terjadi hari ini!” Tegas Yuno yang langsung masuk ke kamar mandi dan membanting keras pintu kamar mandi nya. Juan tersentak. Pertama kalinya Juan bertemu dengan orang seperti Yuno. Biasanya pria lainnya akan meminta uang lebih dan mengancam. Mereka selalu ingin menguasai kekayaan Juan namun berbeda dengan Yuno. Mata dan tatapan itu menyiratkan kesungguhan. Bukan sekedar kebohongan yang di tutupi untuk mengais lebih banyak harta milik Juan. Juan segera mengambil pakaiannya dan memakai rapi setelah itu Juan keluar dari kamar Yuno dan masuk ke kamar miliknya sendiri yang tepat bersebelahan dengan kamar Yuno. “Si gila itu. Apa dia sok jual mahal? Mana mungkin orang sepertinya tidak tergoda dengan uang” Gumam Juan sambil membuka seluruh pakaiannya dan masuk ke bath up di kamarnya. Sedangkan di kamar mandi Yuno tampak pria itu menangis di bawah guyuran shower. “Berapa bayaran untuk anak ini?” “Wah. Benar nikmat. Gue puas dengan lubangnya walaupun bayar mahal” “Sayang dia cowok. Kalau cewek bakal lebih mahal nih anak bisa di jual lubang depan belakangnya” “Memang p3l@cur kecil. Lubang Loe emang nikmat. Gak nyesel Gue bayar mahal!” Yuno meninju-ninju dinding kamar mandi hingga kepalan tangannya tampak memerah. “Sial! Kenapa Gue ketemu manusia yang b******k seperti itu lagi! Sial!!” Umpat Yuno sambil menangis. Baru kali ini dia bertemu dengan pria yang hendak membayarnya sebagai p*****r. Hal itu membuat ingatan buruk Yuno kembali berdengung di pikirannya. Ponsel Yuno berbunyi keras. Yuno segera menyudahi acara mandinya. Terlihat panggilan masuk dari salah satu staff. “Yuno. Kamu sakit? Kenapa belum turun ke pantai? Kita masih ada pemotretan” -Suara staff itu terdengar di telepon- “Maaf Kak. Ini Uno baru selesai mandi. Uno segera turun” Ucap Yuno langsung bergegas mencari pakaiannya. Terlihat beberapa tanda cinta di leher Yuno. Yuno berdecak kesal. Dia segera memakai concealer untuk menutupi bekas cinta yang di buat Juan tadi. Beruntung semua bekas itu bisa tertutup dengan baik. Jadi Yuno tidak perlu berbohong dan mencari alasan jika di tanyai staff saat Yuno berganti pakaian. “Udah lupakan dia Yuno. Lupakan b******n-b******n itu” Ucap Yuno menyugesti dirinya sendiri agar kembali fokus untuk pemotretan. Yuno setengah berlari keluar dari hotel menuju pantai yang tak jauh dari hotel. Dia memang terlambat setengah jam dari jadwal seharusnya. Yuno langsung meminta maaf pada semua kru dan staff yang ada. Tapi semuanya tampak paham dan menganggap Yuno kelelahan karena pemotretan semalam yang memakan waktu hingga sore. . .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD