Enambelas - Ingatan Yang Buruk

1104 Words
Yuno segera berganti kostum pemotretan. Dia memfokuskan dirinya untuk bisa menyelesaikan pemotretan dengan baik. “Okey sampai di sini dulu. Kita lanjut lagi sore nanti untuk mengambil suasana sunset nya. Semoga cuaca hari ini cerah” Ucap cameramen sambil memperhatikan langit di sekelilingnya. Yuno pun berpamitan kembali ke kamar hotel. Dia merasakan Lelah luar biasa. Belum pernah dia kehabisan tenaga setelah bercinta tadi pagi. Tenaga Juan memang menguras semua energi Yuno untuk meladeninya di ranjang. Ah bukan hanya ranjang. Seluruh sudut kamar itu sudah di coba oleh Juan. Yuno memutuskan untuk tidur sebentar sebelum mencari makanan. Di restoran hotel tampak para staff sedang makan bersama sehabis pemotretan. Juan yang tidak ikut mengawasi pemotretan karena Lelah sehabis berperang dengan Yuno langsung menuju restoran untuk makan siang. Juan melihat sekeliling, tidak tampak Yuno ada di sana. “Ah Tuan Muda. Silakan duduk” Ucap si kameramen yang terkejut melihat Juan muncul di restoran. Padahal tadi pagi Juan tidak datang ke lokasi pemotretan karena Scarletta mengatakan Juan sedang tidur setelah mabuk semalam. Ya Juan memberitahu Scarletta dia terlalu mabuk dan tidak bisa memantau pemotretan pagi itu. “Ke mana yang lain?” Tanya Juan tanpa basa basi. Kameramen dan para staff bingung dengan pertanyaan Juan. Mereka semua lengkap berada di sana. “Ah maksud Tuan Muda si Yuno? Sepertinya dia kurang sehat Tuan. Jadi dia balik ke kamar. Agar sore nanti bisa lanjut pemotretan” Jelas si kameramen itu perlahan. Juan hanya diam tidak bereaksi apa pun mendengar penjelasan si kameramen. Yang lain tampak berbisik namun Juan masih bisa mendengar apa yang mereka bahas. “Kasihan Yuno. Apa ada sesuatu yang terjadi? Dia sepertinya tidak sehat” “Ah masa sih? Aku malah merasa dia seperti sedang ada masalah. Wajahnya meskipun tersenyum saat di potret tadi namun dia lebih banyak melamun dari pada berbicara dengan staff. Beda banget dari biasanya” Juan yang mendengar pembicaraan para staff merasa terusik. Apa ada hubungannya dengan kejadian tadi pagi. . . Sore menjelang. Yuno baru terbangun saat hari mulai sore. Dia terkejut dan bergegas membersihkan diri lalu menuju lokasi pemotretan. Beruntung dia tidak terlambat lagi untuk pemotretan. Segera Yuno di make up dan berganti kostum. Tampak Juan datang dan memperhatikan Yuno. Mata keduanya bertatapan sejenak lalu Yuno memalingkan wajahnya tak ingin melihat Juan. Juan terkejut dengan Yuno yang berubah dingin dan tidak mau melihatnya lagi. ‘Sial. Berani banget dia!’ Batin Juan kesal. Ini pertama kalinya Juan merasa di abaikan dan memang dia di abaikan seseorang. Biasanya baik pria maupun wanita akan berusaha sekali mendapatkan perhatiannya meskipun Juan sangat kasar. Rasa kekesalan Juan memuncak hingga selesai pemotretan Juan mendekati Yuno. Para Staff yang melihat sang CEO datang langsung menyingkir tidak berani mengganggu apalagi mendengar pembicaraan CEO mereka dengan Yuno. Wajah Juan yang tampak marah itu membuat para staff berpikir apa ada kesalahan selama pemotretan sehingga Juan tidak senang dengan hasil yang Yuno berikan. Yuno tampak tidak peduli dengan kehadiran Juan. Dia sibuk merapikan tas bawaannya karena terburu-buru tadi dia memakai skincare di lokasi pemotretan. “Ikut Gue!” Tegas Juan lalu berjalan menuju sudut pantai yang sepi. Yuno hanya menghela nafas. Dia masih tetap model di perusahaan Juan. Dia tidak mungkin bertengkar dengan Juan di depan para staff. Bisa keceplosan nanti jika dia dan Juan sudah menghabiskan waktu bersama di atas ranjang. Di sudut pantai yang sepi dan di kelilingi bebatuan besar tampak Juan sedang duduk di salah satu batu menunggu Yuno. Yuno mendekatinya dan langsung berbicara tanpa basa basi. “Ada apa boss? Jika gak ada yang penting Gue mau kembali ke kamar” Ucap Yuno terdengar dingin dan menjaga jarak dengan Juan. “Begini sikap Loe terhadap orang yang udah tidur dengan Loe?” Tanya Juan mencibir. “Terserah Gue mau gimana. Dan udah Gue bilang lupakan kalau Gue pernah Loe pakai. Silakan cari p*****r lainnya yang butuh uang dari Loe!” Ucap Yuno dengan tegas dan berbalik menjauh dari Juan. Tiba-tiba tangan Yuno di tarik Juan hingga tubuhnya di peluk Juan dari belakang. “Sepertinya Gue ketagihan dengan service Loe. Bagaimana kalau kita buat kontrak. Gue akan menguntungkan Loe di dunia modeling” Bisik Juan di telinga Yuno. Bukannya senang, Yuno semakin kesal dan mulai membenci Juan. Yuno sangat benci orang yang menganggap semua keinginan bisa di capai dengan uang dan kekuasaan. Dengan kasar Yuno menyentak tangan Juan dan mendorongnya. “CARI p*****r LAIN!” Ucap Yuno dengan tegas dan langsung pergi dari hadapan Juan. Juan diam membeku. Belum pernah dia di tolak oleh siapa pun. Dan ini yang pertama baginya. “Sial! Loe bukan satu-satunya cowok yang bisa Gue tiduri! Dasar J@l@ng sok suci!” Umpat Juan kesal. Juan sangat kesal karena penolakan Yuno. Hal baru yang dia rasakan. Biasanya pria-pria seperti Yuno yang akan melemparkan diri padanya demi uang dan kekuasaan. Juga demi batangan kekar milik Juan itu. . . . Tak terasa pemotretan telah selesai. Seluruh team JMonteg pun kembali ke negara asal mereka. Yuno merasa cukup tenang karena bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan mendapat pujian dari para staff karena hasil mereka benar-benar memuaskan. Tiba di tanah asalnya, Yuno langsung memisahkan diri dari rombongan staff dan segera kembali ke kontrakannya. Dia sangat lelah dan ingin segera istirahat. Ponsel Yuno berbunyi. Tanda pesan masuk. “Sudah kembali?” -pesan dari Thanom- “Sudah. Baru juga tiba. Loe masih di Thailand?” -Balas Yuno- “Masih. Mungkin paling cepat bulan depan baru bisa kembali ke sana. Loe udah kangen Gue?” -Pesan dari Thanom- “Haha. Enggak cuman tanya. Gue mau traktir Loe soalnya gaji Gue udah cair” -balas Yuno- “Haha. Baiklah. Tunggu Gue balik. Hati-hati. Jaga Kesehatan Loe. Jangan kelelahan bekerja” -Pesan dari Thanom- “You too” -Balas Yuno- Yuno meletakkan ponselnya kembali setelah mengakhiri percakapan dengan Thanom. Pria Thailand itu memang selalu mengabarinya dan memperhatikan Yuno. Yuno tidak marah ataupun menjauh selama Thanom bersikap sewajarnya dan tidak pernah memaksa Yuno meskipun dia memang sangat menyukai Yuno. Setidaknya dengan begitu Yuno cukup nyaman memiliki teman sebaik Thanom yang mau mengerti. Jika pria lain apalagi seperti Juan pasti sudah memaksa terus. Sikap dari Juan membuat Yuno teringat kembali dengan hal buruk yang sudah pernah dia lalui di masa remaja dulu. Luka itu kembali terbuka dan membuat Yuno bergetar. Dia sangat membenci Juan kini. Yuno menyesal sudah bermain-main dan mendekati Juan hanya karena dia penasaran dengan pria dingin itu. “Seharusnya Gue gak usah deketin dia. Sial!” Umpat Yuno hingga tanpa sengaja tangannya meninju kaca di hadapannya. Kaca itu pecah hingga retakannya mengenai tangan Yuno. Darah pun menetes di atas lantai. Yuno masih terdiam. Rasa sakit tangannya tak sebanding dengan rasa sakit hatinya akibat ingatan buruk itu. Next Ep 17^^
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD