ULAT BULU MENYERANG

1261 Words
Pagi itu saat Zalina baru saja duduk setelah menyiapkan sarapan Ethan baru datang. Ia tersenyum kepada kekasihnya. “Pagi, Pak. Baru datang? Sarapan dan kopi Anda sudah saya siapkan di dalam,” kata Zalina. “Kamu langsung ke ruangan saya,” jawab Ethan. Zalina pun menggangguk. Ia langsung meraih beberapa dokumen yang memang hari ini harus ditandatangani oleh Ethan. “Kamu diantar Pak Soleh tadi?” tanya Ethan saat Zalina masuk ke dalam ruangannya. “Tentu saja, memangnya saya berangkat ke tempat kerja dengan siapa kalau bukan dengan Pak Soleh? Mulai besok tolong supaya saya bisa berangkat sendiri. Jangan biarkan Pak Soleh mengantar dan menjemput saya lagi,” kata Zalina. “Loh, memang kenapa? Kamu ini kan pacar saya, jadi saya punya kewajiban untuk menjagamu. Meskipun saya tidak bisa menjemput karena kamu masih takut kepada ibumu,” kata Ethan merajuk. Zalina tersenyum manis. “Bukan seperti itu. Kamu kan tahu sendiri bagaimana ibuku, Mas.” Ethan menghelan napas panjang. Dia mengempaskan tubuhnya ke atas sofa. “Semalam saya sudah bercerita kepada Mama dan Papa saya. Mereka berdua setuju dengan hubungan kita, bahkan Mama ingin segera melamarmu menjadi istriku. Kapan kita bisa merencanakan untuk bertemu?Kamu bawa ibumu dan saya bawa keluarga saya. Ya anggap saja ini pertemuan yang tidak disengaja. Kita bertemu, setelah itu nanti biarkan kedua ibu kita saling bicara. Mungkin perasaan wanita dengan wanita akan sangat berbeda. Apalagi keluarga saya langsung yang memintamu, bukan hanya saya,” kata Ethan. Zalina menghela napas. Ia tidak mungkin menceritakan jika Bian juga sudah menemui ibunya. Bahkan ibunya sangat menyetujui jika Bian dan dirinya menikah. Zalina tidak mau mengecewakan Ethan. Dia tidak mau menyakiti hati kekasihnya itu. “Maksud Mas, saya membawa Ibu? Lalu Mas juga membawa keluarga Mas. Kemudian berpura-pura bertemu. kemudian makan bersama dan bla bla bla bla seperti itu?” kata Zalina. “Tepat sekali! Aku akan membawa keluargaku dan kamu bawa ibumu. Kita pura-pura bertemu jadi nanti sekalian kenalan. Bagaimana menurutmu? Ya ini kan hanya sebagai solusi. Siapa tahu saja hati ibu meluluh ketika melihat mamaku . Apa lagi mamaku itu sangat menyukaimu. Jadi ibumu bisa melihat bagaimana keluargaku memperlakukan dirimu,” kata Ethan. Zalina berpikir menurutnya saran Ethan bisa menjadi pertimbangan. “Baiklah kalau begitu aku mau, Mas. Kapan aku bisa membawa ibu dan kamu membawa mamamu?” tanya Zalina. “Bagaimana kalau malam minggu saja? Malam minggu aku akan memesan tempat. Nanti kamu bawa ibumu ya. Baru setelah kalian masuk, kami akan berpura-pura baru masuk dan aku akan menyapa keluargamu, bagaimana kalau begitu?” kata Ethan. Zalina pun menganggukkan kepalanya dengan wajah berseri-seri. “Tentu saja aku mau. Baiklah malam minggu ya. Oh ya ini ada dokumen-dokumen yang harus kamu tandatangani termasuk juga surat kontrak kerjamu bersama dengan Pak Bian.” Ethan mengangguk lalu meraih beberapa dokumen yang diserahkan oleh Zalina. “Ya sudah aku akan tanda tangani nanti. Sekarang kamu boleh bekerja lagi ada lagi. Ada yang mau kamu sampaikan atau request tempat atau apapun?” “Tidak, nanti kita bicarakan lagi. Sekarang kita bekerja dulu, jangan sampai karena kita memiliki hubungan khusus maka pekerjaanmu dan pekerjaanku menjadi terbengkalai. Ingat, ini kantor. Kita harus bersikap profesional,” kata Zalina. Ethan tersenyum manis, ia langsung mencium pipi Zalina dengan lembut. “Terima kasih, ya. Kamu memang kekasihku yang paling pengertian,” kata Ethan dengan bahagia. Ia merasa tidak salah memilih Zalina untuk menjadi kekasihnya dan ia juga merasa sangat bahagia karena Zalina ternyata juga mencintainya. Zalina pun kembali ke kemeja kerjanya dan mulai mengerjakan pekerjaannya seperti biasa. Hari ini ada beberapa meeting yang harus Ethan hadiri dan ia pun harus mendampingi Ethan sebagai sekretarisnya. Minggu depan ada launching produk yang terbaru dari LA RUE kosmetik. Maka mereka pun harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan sangat matang. Dan Ethan hari ini akan rapat dengan divisi humas yang mengatur semua itu. Ketika Zalina sedang bekerja tiba-tiba saja dua orang wanita masuk dan langsung menuju ke mejanya. “Ethan ada? Kamu kenal saya, kan?” Zalina mengangkat wajahnya dan mendapati Nadine sedang berdiri di depan meja kerjanya. “Maaf, ibu siapa ya? Saya minta maaf kalau tidak mengenali.” “Astaga, kamu karyawan baru? Saya Nadine, istri dari Pak Yohan adiknya Pak Daniel, ayah Ethan.” “Ibu, Pak Ethan ada di dalam. Ibu sudah membuat janji?” tanya Zalina dengan ramah. Tetapi Nadine langsung mencibirkan bibirnya. “Saya ini tantenya. Saya nggak perlu bikin janji dengan keponakan saya,” jawab Nadine dengan ketus. Zalina menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan kemudian tersenyum ramah kepada Nadine. “Maaf, Bu. Pak Ethan di dalam sedang banyak pekerjaan dan hari ini beliau ada meeting. Jadi, biar saya tanyakan dulu kepada beliau apakah beliau mau menerima ibu saat ini atau nanti saja-“ “Berani kamu ya?! Kamu ini hanya sekretaris. Jadi, sekarang saya tidak mau tahu, katakan pada Ethan saya sedang menunggu di sini atau saya langsung masuk!” kata Nadine dengan keras. Ia memang tidak suka ditolak dan lagi ini kan adalah perusahaan miliknya juga, setidaknya itu yang ada dalam pikiran Nadine saat ini. Mendengar keributan di luar ruangannya, Ethan langsung membuka pintu dan dia mengerutkan dahinya saat melihat Nadine bersama seorang wanita muda. “Ada apa sih, Tante? Tumben Tante mengunjungiku di kantor. Bukannya tante biasa ke rumah kalau ada apa-apa?” tanya Ethan. ‘Kamu ini sama seperti papamu, arogan! Tante ke sini kan untuk kebaikanmu juga. Tante tahu kalau perusahaanmu mau launching produk. Dan ini adalah Karina, dia model yang sedang naik daun. Dan dia pasti bisa membuat produkmu itu laku keras. Jadi, Tante membawanya ke sini,” kata Nadine. Ethan tertawa,”Sejak kapan Tante mau bersusah payah mengurusi kosmetik? Rasanya sejak dulu tante cuek-cuek saja dan tidak pernah mau tahu ada apa. Tante tiba-tiba mau mengurus perusahaan ini bahkan dengan susah-susah membawakan aku seorang model? Aku juga bisa Tante menyewa model yang lain dan juga kami kan sudah punya brand ambassador kami masih terikat kontrak dengan Silvana Paramita. Dia kan masih ambassador kami. Jadi, kemungkinan besar kami akan memakainya untuk launching produk kami yang baru,” katanya. Nadine menepiskan tangannya, “Enggak bisa kayak gitu dong! Kan Tante sudah susah payah meminta Karina untuk mau menjadi model produk barumu. Dia ini baru datang dari luar negeri. Namanya di luar negeri sudah sangat tersohor. dia sudah banyak menjadi foto model di majalah terkenal dan juga membintangi banyak iklan produk kecantikan. Om kamu itu dari kemarin nggak pernah mau ikut campur, padahal kan dia tau kalo hal ini penting,” kata Nadine ngotot. Nadine menghela napas sebenarnya ia memiliki rencana tersendiri dengan membawa Karina. Karina adalah seorang model cantik yang ia kenal di Singapura. Dan kebetulan Karina juga butuh uang. Dia mau diajak kerjasama untuk menguasai Ethan. Nadine ingin Ethan dan Karina menjalin hubungan sehingga ia bisa memanfaatkan kedekatan mereka dan menguasai LA RUE COSMETIC. Seharusnya Yohan sang suami tidak mengalami kebangkrutan yang parah. Tetapi gaya hidupnya yang boros membuat ia terlibat hutang yang sangat banyak dan hal itu membuatnya ingin menguasai LA RUE dengan sepenuhnya. Sementara Yohan sang suami tidak tau menau dengan bisnis istrinya itu. Nadine pun tidak ingin jika Yohan sampai tahu. Jadi dengan bekerja sama dengan dengan Karina, Nadine berharap jika Ethan bisa ia kuasai. Dan ia juga bisa menyingkirkan segala yang menghalangi jalannya. Jika Karina dan Ethan bersama, secara tidak langsung ia bisa menyetir Ethan dan menguasai harta keluarga Romano. “Jika sudah tidak ada lagi yang ingin Tante bicarakan, Tante bisa pulang dulu. Saya masih harus kerja,” kata Ethan. “Kamu mengusir tante?” kata Nadine dengan kasar. “Bahkan kamu belum berkenalan sama sekali dengan Karina. Jangan bikin malu tante, dong.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD