Tia melupakan sejenak penderitaannya. Adik-adiknya adalah pengobat rasa sakitnya. Malam makin larut. Adik-adik Tia sudah terbuai dalam mimpi indahnya sejak tadi. Jam di dinding menunjukkan pukul 22.30 tapi mata Tia belum mau terpejam. Rasa rindunya datang kembali. Tia membaca berulang kali pesan dari Lambok. "Ya Allah, Apakah Dia jodohku." Batin Tia. Tia menatap wajahnya di cermin. Melihat memarnya yang sedikit menghilang. Tia duduk menopang dagu. Membaca buku pelajarannya namun pikirannya entah kemana. Kriiiing.... Telpon di rumah Tia berdering. "Siapa malam-malam begini yang telpon." Tia bergegas keluar dari kamar dan mengangkat telpon. Ruang tamu sudah gelap. Tia sengaja tak menghidupkannya. "Hallo... Assalamu alaikum." Sapa Tia. "Sayaaang.... Kamu belum tidur?" Sapa suara di