7.Katakan Salahku!!!

1055 Words
Andreas duduk di kursi kebesarannya sembari tersenyum penuh kemenangan, setelah panggilan dari Elis di tutup. pria itu tampak menghubungi seseorang. (jemput Elis di kampusnya, segera bawa dia ke Bandung..) Tanpa mendapatkan jawaban, Andreas langsung menutup teleponnya. "Tidak semudah itu El, lihat apa yang akan aku lakukan." Andreas langsung keluar dari gedung kantornya dan mengendarai mobil sportnya menuju kampus. *** Elis masih berdiri di depan kampusnya, menunggu Andreas menjemputnya.Beberapa saat kemudian, Mobil Andreas berhenti tepat di depan kampusnya. "Eh, aku kan di sini. Kenapa dia berhenti di situ," batin Elis, tapi gadis itu hanya menunggu dan enggan bergeming dari tempatnya. Andreas nampak keluar dari mobilnya, sepertinya pria itu sedang menunggu seseorang, tanpa menoleh ke arah Elis sedikit pun. Hingga sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan Elis.. "Non Elis, silahkan masuk, saya yang akan mengantar nona ke Bandung," kata seseorang yang tak lain adalah anak buah Andreas. Dari kejauhan Andreas nampak tersenyum ke arahnya, sedangkan Elis hanya bisa bengong. "Untuk apa nyuruh orang jemput aku, sedangkan dia sendiri datang ke kampus" batin Elis gusar. Dari kejauhan Andreas nampak melambai ke arah seseorang, Elis sadar ... jika Andreas datang ke sana hanya untuk menjemput Diana tunangannya, dugaan Elis benar, tidak selang beberapa saat Diana keluar dari dalam kampus, menghampiri Andreas, tanpa rasa segan, Andreas mengecup bibir Diana, Elis hanya diam mematung menyaksikan Adegan itu, hati istri mana yang tak hancur, saat suami nya bermesraan di depan matanya. Elis berusaha menghindar dari tempat itu, tidak lagi menghiraukan anak buah Andreas yang memanggilnya. Tanpa berpikir panjang Elis langsung menghentikan taxi, gadis itu masuk ke dalam tanpa menghiraukan anak buah Andreas yang terus memanggilnya, dari kejauhan diam diam Andreas memperhatikan semuanya, pria itu nampak mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan kepada anak buahnya. (ikuti kemanapun Elis pergi..) Tanpa berpikir lama, anak buah Andreas langsung mengikuti taxi yang tadi membawa Elis. Ternyata taxi yang membawa Elis, berhenti di sebuah pantai, gadis itu turun dari taxi dalam ký. Elis berjalan menyusuri pantai, memandang laut lepas dengan perasaan hancur berkeping keping, sialnya, air matanya tidak mau berhenti. "Aku sudah hancur, masa depanku sudah hancur.l, kenapa An ... kenapa?" dengan perasaan kalut Elis terduduk di hamparan pasir dengan jemari meremas butiran butiran pasir di sekitarnya. "Andreas Herlambang! aku membencimu!!!!!!" Berteriak di tepi pantai,dengan menghadap laut lepas, menenangkan hatinya yang sedang hancur, hanya itulah yang bisa di lakukan oleh seorang Elisa Khan. Sesaat tubuhnya seperti membeku di atas hamparan pasir, meratapi hidupnya yang sudah hancur..gadis itu merasa sendirian di dunia ini, siapa yang akan percaya, jika dia adalah istri Andreas yang baru bertunangan kemarin. Tanpa Elis sadari seorang pria tampan memperhatikanya dari kejauhan, tersenyum puas, saay melihat Elisa hancur. "Penderitaanmu tidak sebanding dengan Rico, El ... aku akan menghancurkanmu lebih dari ini, hingga kamu merasa dunia ini seperti neraka." Andreas memandang Elis dari kejauhan dengan tatapan yang sulit diartikan. Ternyata Andreas melajukan mobilnya ke sebuah pantai, setelah sebelumnya dia meninggalkan Diana di kampus, dengan alasan pekerjaan, anak buah nya yang dia kirim untuk membuntuti Elis, mengatakan kalau Elis sedang berada di sebuah pantai. Laki laki itu terus mengikuti Elis dari kejauhan ... Tanpa sengaja Elis menoleh ke sebuah hotel, dengan tatapan penuh kebencian dan amarah. "Di sanalah semua berawal ... " gumam Elis seraya berjalan ke arah hotel itu. *** Tanpa Andreas duga, Elis masuk ke dalam hotel itu dan memesan kamar yang sama, kamar di mana hari itu Andreas berhasil menjebaknya. Semua karyawan hotel merasa heran dengan kehadiran pemilik baru hotel, yang datang secara tiba tiba tanpa pemberitahuan sebelumnya, tanpa mempedulikan karyawannya Andreas berjalan ke sebuah ruangan, ruangan di mana segala aktivitas di hotel tersebut di pantau melalui rekaman CCTV. Petugas yang berjaga di situ langsung berdiri memberi salam hormat kepada Andreas yang nota bene adalah pemilik baru dari hotel itu, Andreas sengaja membeli hotel itu ,setelah kejadian malam itu bersama Elis, dengan menguasai hotel itu, dia bisa menghilangkan semua bukti perbuatannya terhadap Elis. Tanpa berpikir panjang Andreas menghidupkan CCTV yang sengaja di pasang di kamar yang Elis pesan, pria itu memang sengaja menutup kamar tersebut untuk umum, tanpa terkecuali untuk seseorang yang bernama Elis Khan, dengan begitu Elis tidak akan pernah curiga jika hotel itu milik Andreas. *** Elis terduduk luruh di lantai dengan ke dua tangan memeluk kakinya, dengan perasaan jijik dan penuh amarah gadis itu memandang ranjang di depannya, mengingat dirinya yang terlihat begitu liar di sebuah Vidio yang sengaja di rekam oleh Andreas. Elisa berdiri, berusaha menghancurkan ranjang itu, tidak peduli berapa kerugian yang harus ia ganti akibat ulahnya, dia pikir dengan menghancurkan ranjang, bisa mengubah segala yang pernah terjadi dalam hidupnya, setelah puas membuat ranjang itu tak berbentuk. Gadis itu mundur ke belakang, menyandarkan tubuhnya pada tembok, meluruhkan tubuhnya yang terduduk frustasi di lantai, dia benar benar seperti hilang akal sehatnya, air matanya terus mengalir, dipandanginya ke dua tanganya, di baliknya ke dua tangan itu, kemudian memandangi sendiri tubuhnya, gadis itu memejamkan matanya pilu, disana terekam jelas bagaimana Andreas mencumbunya berulang ulang setelah pernikahan mereka. Elis membuka matanya dengan amarah yang memuncak, merasa jijik dengan tubuhnya. Elis berlari ke arah kamar mandi, menangis pilu di bawah guyuran air shower, berusaha membersihkan dirinya yang merasa sangat kotor, tidak peduli dinginnya air itu, tidak peduli nyawanya yang bisa saja melayang akibat tindakan gilanya. Andreas yang melihat gerak gerik Elis lewat rekaman CCTV yang dia pasang di kamar itu, terus memantau Elis di dalam kamar, tangannya mengepal, matanya memandang tajam ke arah layar, dengan tatapan yang sulit di artikan, sudah satu jam lebih Elis tidak keluar dari dalam kamar mandi itu. "Berikan aku kunci cadangan kamar itu." Andreas berdiri, berjalan menuju kamar yang Elis tempati, setelah sebelumnya dia mendapatkan kunci itu dari petugas hotelnya. Sesampainya di depan kamar, Andreas langsung masuk ke dalam kamar mandi, sesaat tubuhnya mematung, ada rasa marah, benci, cinta, dendam bercampur menjadi satu, membuatnya seperti laki laki kejam yang tidak punya hati nurani. Gadis itu tak sadarkan diri, dengan tubuh terbujur kaku di bawah guyuran air shower, tanpa ekspresi sedikitpun dia mengangkat tubuh Elis yang terasa sangat dingin. Andreas merebahkan tubuh Elis di atas sebuah sofa, di lucutinya satu persatu pakaian basah yang membalut tubuh istri rahasianya, hingga tanpa meninggalkan benang sehelaipun di tubuh Indah Elis, Andreas menatap dingin Elis, membungkus tubuh Elis dengan jubah mandi yang tersedia di kamar itu. "Tidak semudah itu kamu tiada El." Andreas memandang tubuh Elis seraya tersenyum sinis, memandang wajah pucat Elis ...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD