6.Cemburu..

1149 Words
Elis langsung masuk ke dalam rumah, ketika dia sudah sampai di depan rumahnya sekitar pukul 12 malam, ke dua orang tuanya langsung berhambur memeluknya. "Kamu kemana aja sayang, Mama sama Papa khawatir dengan keadaan kamu," ucap Ana yang begitu mengkhawatirkan Elis. "Elis tadi di ajak pergi temen sebentar Ma," ucap Elis bohong, nggak lucu 'kan kalau dia bilang sama mamanya habis di culik sama yang baru bertunangan, di kiranya nanti dia cewek halu. "Kalian berdua memang aneh, Andreas juga langsung pergi di saat acara belum selesai, iya 'kan pa?" Ahmed mengangguk membenarkan kata kata sang istri tercinta. "Ya udah Pa ... Ma ... Elis capek, besok Elis harus pergi ke kampus. Elis mau tidur dulu." Elis pergi meninggalkan ke dua orang tuanya menuju kamarnya, setelah sebelumnya dia bercipika-cipiki dengan papa dan mamanya. Sesampainya di dalam kamarnya, Elis langsung merebahkan tubuhnya di ranjang king size nya yang begitu nyaman. Hari ini merupakan hari yang sangat melelahkan, begitu juga menyedihkan. Kenapa dia harus terjebak dalam sebuah permainan gila seorang Andreas. "Aku membencimu An. Sangat ... aku juga sangat mencintaimu An." Elis terisak mengingat semua perlakuan Andreas kepadanya, hingga tanpa ia sadari dia sudah terlelap. *** Pukul 07.00 pagi Elis sudah bersiap untuk pergi ke kampus, hari ini dia terlihat begitu cantik dan fresh..gadis itu berjalan keluar dari kamarnya untuk segera berangkat ke kampus.. sesampainya di bawah..nampak namanya sedang mempersiapkan sarapan untuk dirinya dan sang papa.. " Sayang..sini sarapan dulu..mama sudah siapkan semua kesukaan kamu lho.." ucap sang mama seraya duduk di samping papanya. "maaf ma..pa..Elis harus segera ke kampus..karena banyak sekali yang harus Elis lakuin sebelum skripsi...Elis mungkin sarapan di kantin aja.." Elis langsung berlalu tanpa menghiraukan mamanya yang tengah mengomel akibat ulahnya.. Gadis itu langsung pergi ke kampusnya dengan di antar oleh supir pribadinya..selang beberapa menit kemudian mobil yang ia tumpangi sampai juga di sebuah halaman kampus yang terbaik di kota Jakarta..Elis berniat turun dari dalam mobilnya..sebelum sebuah mobil sport yang tidak begitu asing baginya berhenti tepat di samping mobil keluarganya.. Seorang pria tampan yang tidak begitu asing baginya keluar dari dalam mobil sport itu..berjalan ke arah pintu samping untuk membukakan pintu itu bagi seseorang..Elis hanya bisa melihat adegan romantis itu dengan perasaan sakit luar biasa..tapi dia berusaha menyembunyikan perasaan itu.. Dari dalam mobil keluarlah seorang gadis cantik..yang tak lain adalah Diana..gadis itu mengulurkan tangannya..yang di sambut oleh pria tampan itu, yang tak lain adalah Andreas si suami rahasianya..Diana langsung bergelayut manja seraya mengecup lembut bibir Andreas, Elis menyaksikan semua adegan itu dari dalam mobilnya dengan perasaan hancur..tapi dia berusaha tenang seolah tidak terjadi apapun, dengan keberanian yang dia miliki Elis keluar dari dalam mobilnya..tanpa menoleh ke arah mereka, yang tengah bermesraan.. Andreas yang memang sudah mengetahui keberadaannya memang sengaja melakukannya di depan Elis..untuk membuat gadis itu semakin hancur.. Elis terus berjalan di depan mereka yang tengah bermesraan..hingga sebuah tangan lembut menahannya, yang membuat Elis sesaat berhenti di depan mereka.. " Hai El...kayaknya tadi malam kamu doang deh yang belum ngasih ucapan selamat ke kita..ya kan sayang.."Diana terus bergelayut manja memeluk pinggang Andreas.. " Oh ya..aku lupa..sorry Diana habisnya tadi malam seseorang buru buru ngajakin aku jalan jalan ke Bandung..jadi aku sampai lupa ngucapin selamat ke kamu.." ucap Elis yang di buat setenang mungkin... " Oh bagus lah..itu tandanya loe sudah bisa move on dari tunangan gue.." Elis benar benar di buat muak oleh tingkah Diana.. " Tentu saja aku sudah lama move on dari tunangan kamu..betul kan An..?" Andreas tidak menyangka reaksi Elis akan seperti ini.. " eh..iya.." jawab Andreas singkat. Tidak ingin berlama lama di situasi seperti itu..Elis bergegas pergi meninggalkan suaminya dengan perempuan lain..bukannya menuju ruang kelasnya..gadis itu malah menuju toilet, sesampai nya di dalam toilet gadis itu menangis sejadinya.. " kenapa An..tega kamu An..kamu renggut sesuatu yang sangat berharga dari diriku...kamu nikahi aku secara diam diam..aku terima semua itu..salahkah jika cemburu melihatmu bersama wanita lain..." Elis benar benar hancur..dengan tingkah Andreas yang sangat keterlaluan.. *** Setelah mengantar Diana ke kampus..Andreas mengendarai mobil sportnya menuju kantornya, sebenarnya dia begitu risih dengan tingkah Diana..tapi demi membuat Elis hancur dia harus melakukannya, dia tidak akan berhenti sampai benar benar membuat Elis begitu hancur... " aku berjanji..Elis akan membayar setiap penderitaan yang Rico alami selama 4 Tahun..itulah janjiku padamu Ric.."Andreas semakin mempercepat laju kendaraan nya menuju kantornya... *** Elis masih duduk termenung di bangkunya...setelah satu mata kuliah berhasil dia lewati dengan perasaan kacaunya...otaknya benar benar kacau..sehingga membuatnya tidak bisa fokus..Ria sahabat karibnya sekaligus tetangga satu kompleksnya berjalan mendekat ke arahnya.. " Ke kantin yuk..aku lapar banget.." Elis menoleh ke arah sumber suara itu.. " ayo..aku juga laper banget.." Ria langsung menarik tangan Elis..dan membawanya menuju kantin kampus.. Sesampainya di kantin kedua gadis itu langsung memilih tempat duduk yang strategis..tiba tiba saja Diana dan beberapa teman gengnya datang ketempat itu, sengaja memilih tempat duduk yang deket dengannya.. "Hai.. Elis..apa kabar...loe lihat sekarang kan..cuman gue yang Andreas pilih..bukannya loe, mungkin dulu situasi nya laen..tapi sekarang berbalik 360 derajat.." ucap Diana di depan meja Elis..dengan congkaknya.. " gue nggak peduli...loe mau tunangan sama Andreas kek, mau nikah sama dia kek..nggak ada urusannya sama gue..jadi lebih baik loe pergi.." Elis benar benar geram di buatnya.. " wooii..ada yang cemburu nih...kenapa..loe kesel..karena Andreas lebih memilih wanita kayak gue..ketimbang loe.." " ayo Ri..lita pergi aja dari sini..daripada harus ngelayanin mak Lampir.." Elis menarik tangan Ria untuk pergi dari ruangan itu, tanpa mempedulikan Diana yang di buat kesal oleh tingkahnya.. Gadis itu berjalan ke kelasnya lagi bersama sahabatnya.. " loe nggak papa kan Lis...gue heran. kenapa Andreas memilih mak Lampir bukannya loe.. " ucap Ria tulus. " Sudahlah Ri..gue gak mau bahas itu..rasanya kepalaku pusing..." tanpa Elis sadari..gadis itu sudah menitikan air matanya, nampak betul di wajahnya ada rasa kecewa yang begitu dalam.. " jujur saja Lis...apa loe masih mencintai Andreas.." Ria memegang pundak Elis..berusaha mencari jawaban dari Elis yang membisu dengan linangan air mata.. " bagaimana mungkin...aku tidak mencintai Suamiku Ria..."ucap Elis dalam hati... Ria memeluk Elis yang hanya diam menangis, Ria sudah tau jawaban itu dari tangisan pilu Elis, serta menghilangnya dia tadi malam..tiba tiba saja ponsel dia berbunyi..kemudian dia melihat sebuah pesan masuk.. (tunggu aku sepulang kuliah...aku ingin pulang ke Bandung) ternyata pesan itu dari Andreas..Elis benar benar naik pitam..seenaknya saja pria itu memerintahnya..tidak selang beberapa lama sebuah pesan Video masuk lagi..dengan tulisan di bawahnya.. (nurut...atau video itu tersebar luas...) " dasar setan..!"umpat Elis yang membuat Ria sampai kaget. " siapa yang setan..." tanya Ria penasaran..." " nggak ada.."Elis benar benar sudah hampir hilang akal.. " Loe mau kemana.." Ria mencekal lengan Elis yang berbalik arah..bukannya menuju ruang kelas mereka.. " gue mau pulang...lagian gue nggak bisa konsen..." " loe mau bolos...?" Elis hanya mengangguk..Ria benar benar pasrah melihat tingkah Elis, gadis itu memang butuh menenangkan diri.. Elis tampak menghubungi seseorang di seberang sana... ( ya sayang...ada apa..apa kamu sudah begitu merindukan suamimu ini) Elis hampir saja membanting ponselnya, dengan kata kata Andreas yang menyebalkan. (temui aku sekarang..brengsek.. ) Elis langsung menutup telepon nya..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD