Bab 01

1242 Words
Zahra duduk termenung di bangku yang berada di bawah pohon yang cukup rindang di halaman tempat dia berkuliah Pikiran Zahra sedang berkecamuk mengapa dia harus berada di posisi sesulit ini, satu sisi adalah cinta dan mimpinya dan di sisi lain adalah ayahnya sosok lelaki yang selalu ia sayangi dan hormati,hanyut dalam pikirannya membuat Zahra tidak menyadari kehadiran Akbar "kenapa melamun Ra? Kamu ada masalah."tanya pemuda itu sambil mendudukkan dirinya di samping Zahra Zahra sedikit terkejut namun tidak lama sebelum senyum kecil mengembang di bibir gadis itu Akbar mengerutkan keningnya melihat ekspresi Zahra yang tidak seperti biasanya "kamu kenapa Ra? Ada masalah? Atau gak enak badan... " tanya Akbar Zahra memandang dalam wajah Akbar dan itu membuat hatinya semakin sakit, apa yang harus dia katakan pada pemuda ini hubungan mereka selama 4 tahun haruskan berakhir dengan cara seperri ini Zahra mengalihkan pandangannya ia akan menangis jika menatap wajah Akbar lebih lama, "Zahra kamu sakit? ." ucap Akbar yang sedari tadi melihat gelagat aneh dari kekasihnya itu " Akbar.. ." panggil Zahra yang kini menoleh dan menatap pemuda itu "emm... " jawab Akbar dengan senyum teduhnya,senyum yang biasanya membuat zahra bahagia namun kali ini seakan mengoyak-ngoyak hatinya "aku.... Aku di jodohkan. " ucap Zahra yang langsung memejamkan matanya setelah mengatakan hal itu Akbar terdiam ia masih belum bisa mencerna apa yang kekasihnya itu kataka "kamu kenapa Ra. " tanya Akbar dengan sedikit terbata,pemuda itu berharap apa yang ia dengar tadi salah "ayah menjodohkan ku dengan lelaki pilihannya. " jawab Zahra Kini pandangan Akbar berubah sorot mata pemuda itu terlihat sayu, pemuda itu kini menunduk dan terdiam "maaf....maaf.. " hanya itu yang bisa Zahra katakan,sesekali gadis itu menghapus air matanya yang bebas mengalir di pipinya "aku gak bisa melepaskan kamu Ra... Aku serius sama kamu, aku betul-betul serius dalam membina hubungan ini." ucap Akbar dengan nada serius... sedari awal dia memang berniat melamar Zahra setelah kuliahnya selesai, Akbar tidak pernah main-main pemuda itu sangat mencintai Zahra terbukti dengan betapa dia menjaga dan menghargai gadis itu selama ini Zahra mulai menangis mendengar apa yang Akbar katakan,gadis itu menutup wajahnya setidaknya tidak ada yang melihat air matanya "apa kamu sudah tidak mencintaiku Ra.? " tanya Akbar "aku cinta.... Tapi aku juga gak mau jadi anak durhaka ." jawab Zahra Akbar menghela nafasnya dan meraih tangan yang menutupi wajah Zahra, kini Akbar dapat melihat jelas betapa hancurnya Zahra karena perjodohan yang orang tuanya atur "sebentar lagi aku lulus Ra, setelah itu aku akan langsung bekerja di RS orang tuaku.... Aku serius Ra aku akan nikahin kamu. " jelas Akbar membuat Zahra menatap mata Akbar dalam "aku akan temui ayah kamu...kalau perlu malam ini..aku anak minta beliau menghentikan perjodohanmu... Aku akan perjuangkan cinta kita. " Akbar menghapus sisa air mata yang ada di pipi Zahra "kamu mau ngelakuin itu." ucap Zahra lirih "tentu aku mau Ra, toh aku memang mau menemui orang tua dan melamar kamu setelah lulus nanti. " Zahra terharu mendengar ucapan Akbar namun di hati kecil gadis itu iya takut.. Karena dia tau betul bagaimana sifat ayahnya Zahra mengulas senyum membuat Akbar ikut tersenyum, kini dua orang itu akan berjuang namun tetap segala kuasa masa depan ada ditangan Tuhan Yang Maha Kuasa ****** Seorang lelaki terlihat sibuk dengan laptop dan beberapa tumpukan berkas di meja kerjanya Suara ketukan pintu membuat fokus Hanung teralih kini lelaki itu menatap sesaat wanita yang masuk ke ruangannya dengan membawa secangkir kopi "ini pak kopinya. " ucap wanita dengan rok ketat pendek itu "terima kasih. " jawab Hanung yang tersenyum ramah namun langsung kembali mengurus pekerjaannya "bapak kalau ada perlu atau butuh sesuatu panggil saya saja." ucap wanita itu lembut namun terkesan menggoda Kini wanita itu sedikit meliukkan tubuhnya yang malah membuatnya terlihat aneh seperti ulat bulu "iya terima kasih, nanti kalau saya perlu saya akan panggil kamu, kalau tidak ada keperluan lain kamu bisa kembali," ucap Hanung sambil fokus pada berkasnya Wanita itu terlihat kesal dengan sikap acuh Hanung yang terlihat tak tergoda dengan dirinya "paling cuma sok keren... Nanti juga tergoda." batin wanita itu yang akhirnya memilih pergi meninggalkan ruang bos barunya Baru beberapa langkah dia berjalan suara panggilan Hanung sudah menghentikan langkahnya "tunggu. " tahan Hanung, membuat sekertaris nya itu berbalik sambil mengulas senyum "iya ada apa pak. " ucap wanita itu "aku lupa bertanya namamu, "ujar Hanung, "Kartika.. Kartika ayu pertiwi. " ucap wanita itu dengan senyum menggoda yang terukir di bibir merahnya itu "baik Kartika kedepannya saya berharap bantuan dari kamu, dan itu.... Akan lebih baik jika pakaian kamu sedikit lebih tertutup karena saya tidak ingin ada fitnah nantinya dan lagi kedepannya akan banyak bertemu rekan bisnis,saya tidak mau ada hal yang tidak mengenakan ..." ucap Hanung dengan berhati-hati dan sopan "ba... Baik pak. " jawab Kartika terbata ia tak menyangka bosnya akan mengatakan hal seperti itu bukan tersinggung Kartika malah tersentuh tidak semua lelaki akan mengatakan atau perduli pada hal seperti itu "kalau begitu silahkan lanjutkan pekerjaanmu. " ucap Hamka dengan senyum bersahabat nya "baik pak,kalau begitu saya permisi. " ujar Kartika yang segera meninggalkan lelaki itu Kartika tersenyum entah kenapa dia malah makin tertarik pada bosnya itu namun kali ini bukan untuk keuntungan tapi Kartika benar-benar kagum pada lelaki itu Hanung masih sibuk dengan pekerjaannya baru saja menggantikan posisi ayahnya membuat lelaki itu harus bekerja ekstra membenahi beberapa hal yang kurang sesuai dengan sistem kerjanya. Dering ponsel lelaki itu membuatnya mengalihkan sejenak pandangannya dari tumpukan kertas yang tersusun tinggi itu "halo... Assalamu'alaikum,ada apa Mah?. " ucap Hanung yang kini memerengkan kepalanya dan menjepit ponselnya dengan pundak agar dirinya masih bisa mengecek beberapa laporan yang ada "halo... Waallaikum salam... Hanung hari ini pulang cepat ya, lepas waktu Isya mama dan papa mau ajak kamu ketempat teman mama. " ujar Farida dengan nada khasnya lugas dan sedikit cepat "kerumah teman mama? Tapi Hanung masih banyak kerjaan Mah." jawab lelaki itu "sekali-sekali bos pulang cepat gak ada salahnya kan... Lagi pula ini kan masalah penting. " sengit Farida,Hanung menghela nafasnya pelan mama nya memang paling hebat memaksa "tapi Hanung harus selesaikan pekerjaan Hanung dulu ma...masih banyak berkas yang harus Hanung tangani dan periksa. " ucap lelaki itu "pokonya pulang cepat dan ikut sama mama dan papa titik. Jangan bikin malu mama loh. "ucap wanita di seberang sana Hanung menggeleng dan memijat pelipisnya mamanya ini kalau sudah cerewet tidak bisa di bendung, "iya mah... Iya, ini Hanung mau lanjut kerja dulu biar cepat selesai dan bisa ikut, sudah dulu ya ma... Assalamu'alaikum. " ucap lelaki itu sebelum menutup panggilannya Kini lelaki itu hanya bisa pasrah dan menurut dan yang pasti harus segera menyelesaikan tumpukan berkas ini. **** Zahra melangkah masuk kedalam rumah wajah gadis itu terlihat muram dan tak bersemangat selama beberapa hari ini ia sering menangis jika memikirkan dirinya yang akan di jodohkan dengan lelaki yang bahkan tidak ia cintai dan kenal. Zahra berlalu begitu saja ia lebih memilih berdiam dan mengurung diri dikamar Hamka mengetuk pintu Zahra sebelum akhirnya lelaki tua itu masuk dan duduk di tepi ranjang puterinya itu "Ayah.. " sapa Zahra yang langsung mendudukkan dirinya "sudah sholat Dzuhur? " tanya Hamka seperti biasa "sudah yah... "jawab Zahra dengan tersenyum "nanti malam lelaki yang ayah jodohkan dengan kamu akan datang bersama orang tuanya. "ucap Hamka Zahra meremas kuat bantal yang ia peluk,ia tidak menyangka kalau akan secepat ini lelaki itu datang dan lagi malam ini Akbar juga akan datang, hati Zahra gelisah gadis itu sedikit mengigit bibirnya "Zahra tidak mau yah, Zahra tidak mau di jodohkan. " bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD