Chapter 13

1134 Words
Hari dimana Farah mengajak Lucy telah tiba. Pukul delapan pagi mereka berangkat lebih pagi untuk menghindari macet. Lucy memakai baju putih dan celana jeans di lengkapi dengan tas selempang kecil juga kalung berbandul bintang berwarna perak. Sederhana tapi terkesan manis. Di perjalanan terasa begitu membosankan. Ini bukan pertama kali Lucy ikut keluarga Gama bepergian. Tapi tetap saja lucy tidak menyukai perjalanan yang begitu lama di dalam mobil. Farah mengusap bahu Lucy "Kamu tidur aja soalnya perjalanan masih jauh nanti tante bangunin kalau sudah sampai" Lucy tersenyum "Iya tante" jawab Lucy sambil mencari tempat yang nyaman untuk nya memejamkan mata. Hingga Lucy pun tertidur namun begitu dia bangun dia merasa melayang di tengah kesadaran yang belum seratus persen. "Kamu bawa Lucy ke kamarku aja Gam. Dia pasti capek di perjalanan" Itu suara Fani, adik mama Gama. Kedua bola mata Lucy terbuka sedikit dan hal pertama yang dia lihat adalah wajah Gama yang begitu dekat. Ternyata mereka sudah sampai, namun Lucy kembali memejamkan mata membiarkan Gama tetap menggendong nya. Sampai di rasa begitu pelan badannya menyentuh tempat tidur. Setelah itu suara berat helaan nafas Gama. "Kalo mau di gendong ngomong aja gak usah pura pura" ucap Gama. Lucy membuka sebelah matanya, dia ketahuan. Terlihat Gama tengah menatapnya sambil berkacak pinggang. "Aku ketahuan ya?" tanya Lucy pada dirinya sendiri. Menyadari kebodohannya gadis itu malah tertawa rendah. Gama tak menggubris cowok itu lebih memilih meninggalkan Lucy. "Kamu sudah tidurin Lucy di kamar?" Tanya Fani saat melihat Gama kembali ke ruang tamu. "Tidurin sama tidurkan itu beda makna loh. Jangan salah ngomong" seru Gama. Fani menarik sebelah sudut bibir nya. "kamu masih jutek aja sih Gam. Kapan mau nyusul aku tunangan abis itu nikah" Gama mengambil keripik di meja sambil menatap malas adik mama nya itu dengan geram. Usia Gama dan Fani cuman beda dua tahun dan mereka lebih terlihat seperti adik kakak ketimbang tante dan keponakan. "Masih 26 aja ngapain buru buru nikah. Diluar masih bebas males nanti pas nikah di kekang sama istri" jawab Gama kemudian beranjak dari duduknya menuju dapur. Tidak lama Lucy datang duduk di samping Fani. "Kak Fani beneran mau nikah sama kak Kenan?" tanya Lucy langsung. Fani terkekeh pelan "Masih tunangan nanti nikahannya nyusul pas 4 bulan lagi. Kamu datang ya" "Semoga lancar ya kak. Soalnya kalau Lucy lihat kak Kenan itu orangnya ramah. kalo masalah hadir Lucy pasti hadirlah kan kak Fani udah kaya kakak lucy sendiri" Fani mengusap lengan Lucy "Kamu pasti lapar kan ayo makan dulu, nenek udah masak enak loh" "Yee..! kebetulan aku kangen banget sama masakan nenek" Gadis itu berlari ke arah dapur namun tanpa sengaja malah menabrak Sehan yang berjalan berlawanan arah dengan Lucy alhasil mereka jatuh bersamaan dengan Lucy di atas Sehan. Gadis itu segera berdiri "Aduh maaf kak Sehan Lucy gak sengaja" Lucy mengulurkan tangan nya. Sehan berdiri menerima uluran tangan Lucy. "Kamu Lucy kan?" Tanya Sehan. Lucy mengangguk. "Astaga kamu sudah sebesar ini sejak terakhir lihat kamu. Makin cantik aja" Alih alih akan marah Sehan malah memuji Lucy. Sehan adalah sepupu Gama anak dari saudara nenek Gama. Karena setau Lucy mama Gama hanya memiliki dua orang adik. Yaitu Fery dan Fani, mereka terlahir kembar. "Kak Sehan sih di luar negeri lama jadi kan gak bisa sering ketemu" ucap Lucy. Tiba tiba Gama lewat di tengah tengah mereka "Kalau mau ngobrol jangan di tengah jalan dong" celetuk Gama. Lucy dan Sehan langsung diam melihat Gama kemudian mereka berdua saling tatap dan Lucy mengedikkan bahu ke arah Sehan. "Kak Sehan mau makan? Bareng aja kak" Ajak Lucy. "Kamu makan aja kakak masih kenyang ini juga sedikit ada tugas di luar jadi aku tinggal ya. Makan yang banyak biar gendut" lalu Sehan berlalu dari hadapan Lucy. "Ih masa aku harus gendut nanti Gama gak jadi suka aku dong" batin Lucy -- Saat malam tiba rombongan keluarga Gama sudah siap menuju hotel tempat menggelar pesta. Sedangkan mobil yang orang tua Gama pakai sudah penuh menyisakan Gama dan Lucy yang tidak kebagian tempat. "Kalian naik taksi aja ya soalnya mobil penuh semua" seru Farah. Gama mendengus kesal. Farah tertawa pelan. "Yang muda mengalah ya demi orang tua" lanjut Mama Gama. Cowok itu langsung berjalan menjauh dan memesan taksi online. Lucy mengikut di sampingnya. Sampai mobil pesanan datang. Di dalam mobil Lucy menatap Gama hampir tidak berkedip sambil tersenyum. "Kenapa lihat lihat?" ucap Gama sinis. Lucy menggeleng. "Kamu tambah ganteng malam ini" ucap Lucy blak blakan. Gama memalingkan wajah keluar menatap deretan rumah di pinggir jalan sedangkan wajahnya tengah bersemu kemerahan. Gama merasa tangannya di pegang saat ia melihat Lucy sudah menautkan jemari mereka. Tangan Lucy sangat lembut, jari jari kecilnya yang menggenggam tangan Gama terasa Gama sedang melindungi gadis yang begitu rapuh ini. Gama sendiri tengah menahan gejolak dalam dadanya. Dengan kasar dia melepaskan tangan Lucy. Gadis itu ingin protes tapi dia tahan hingga mereka tiba di hotel Lucy kembali menggandeng tangan Gama, cowok itu menepisnya sampai dari arah belakang Sehan datang merebut paksa dan menggandeng tangan Lucy berjalan lebih dulu di depan Gama. "Kalau Gama gak mau, kamu sama aku aja biar dia sendirian" ucap Sehan sengaja di keraskan agar Gama mendengar. "Dia datang sama aku. Kamu cari yang lain" Seru Gama merebut Lucy kembali. Lucy berbalik mengacungkan jempol ke arah Sehan yang di balas sama oleh cowok itu. Kemudian Sehan hanya menggelengkan kepalanya pelan melihat Gama dan Lucy sudah masuk ke lift. "Mereka pasangan yang aneh" gumam nya sambil tertawa geli. Sedangkan Gama melirik lucy yang masih tersenyum dengan manisnya sampai Gama menyadari dia masih menggenggam tangan Lucy. Tapi sudahlah dari pada Lucy di sambar cowok lain. Keduanya tiba di ruang pesta, mama Gama melambaikan tangan dan Lucy berjalan ke sana melepaskan Gama. Saat itu juga Gama merasa kehilangan. "Tante sudah tau pasti cocok kamu pakai" Ucap Farah saat menatap gadis menggemaskan di depannya ini yang memakai baju pilihan nya. Lucy tersenyum "Makasih tante, lucy juga suka. Oh ya mana kak kenan sama kak fani?" Farah juga ikut mencari lewat matanya "tadi ada di sana mungkin masih nerima ucapan selamat dari tamunya" jawab Farah. "Hei bro kau masih jomblo aja kapan nyusul Fani?" Seru Fery sodara kembar Fani pada Gama. "Halah bilangin aku jomblo kamu sendiri apa kabarnya" sahut Gama tak terima. Fery tertawa pelan "cowok sama cewek beda Gam. Kalo cewek cepet nikahnya kalo cowok entar juga boleh" ucap Fery, Gama langsung berdecak lidah. "Keburu sodara kembar lo punya anak" ucap Gama. Fery mengedikkan bahu "Lah biarin kalo itu mau dia kan. Oh ya kamu sendiri lebih tua dua tahun kenapa bukan lo aja yang nyusul Fany?" tanya Fery sambil menatap Fani dari jauh. Sepasang mata Gama justru melihat Lucy yang tengah asik bicara dengan mama nya. "Aku belum mau nikah sampai aku siap membangun rumah tangga" ucap Gama dengan lirih. _______ To be continue Jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya Terima kasih sudah mau mampir
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD