Chapter 4

872 Words
Suara kuda terdengar dengan mendekik, anak panah yang melesat kuat menuntun nya kepada batang pohon di salah satu pohon besar. "Haha ... hai Paman Vale, lihat aku sanggup melesatkan anak panah disini. Berbeda denganmu bukan?" Teriak Pangeran Eadric dengan tertawa senang saat ini. Melihatnya semakin mahir dalam menembakkan anak panah membuat Kenneth pun tersenyum hingga memberikan satu botol minuman berbentuk buah pir berwarna cokelat. "Kau semakin hebat Yang Mulia, sangat cocok menjadi Calon Putera Mahkota nanti," ucap Kenneth kepada Pangeran Eadric. Kenneth melihat suasana hutan kini semakin gelap, sepertinya akan turun hujan. Bahkan cuaca semakin dingin. "Apa kita lebih baik pulang ke Istana, ini sangat tidak baik," ucap Kenneth kepada Pangeran Eadric. Saat ini Pangeran Eadric sedang berada di Kastil Istana Afresia Selatan bersama Duke Vale, dirinya meminta izin kepada Yang Mulia Raja Jorsh untuk menginap di Afresia. Duke Vale pun mengajak Pangeran Eadric dan juga Kenneth untuk kembali pulang ke Istana. Sudah ada Zabil yang menjaga Agresia mewakili Kenneth untuk tetap selalu berada di samping Yang Mulia Raja. Kenneth pun mengetahui bahwa Yang Mulia Raja John adalah penyihir dan sekarang mereka melepaskan status penyihir hanya menjadi seorang Raja, Kenneth sudah semakin mengenal Wilayah Kerajaan Agresia dan juga Afresia. Bahkan sesekali Raja Amung datang kepada Kenneth hanya untuk mengetahui kabar Putera Mahkota Pangeran Eadric. Sudah sangat lama setelah kematian Yang Mulia Ratu Isabel, hingga sekarang Raja John masih saja menyendiri, belum ada wanita yang membuatnya jatuh hati. Bahkan ia masih senang menyendiri dengan melakukan rutinitas membangun beberapa wilayah bersama para Raja. Perjalanan menuju Afresia berlangsung lima jam dengan perjalanan berliku dengan melewati pengunungan hingga sungai dan juga melewati jembatan tebing yang curam. Perjalanan mereka begitu banyak penduduk yang melihat, Pangeran Eadric adalah permata Afresia dan Agresia. Banyak sekali wanita yang menyukai Pangeran Eadric, namun kali ini untuk yang kesekian kalinya Pangeran Eadric menolong penduduk lemah. "Nona, anda mau kemana?" Tanyanya dengan turun dari kuda miliknya di Kota Fresia. "Tuan, maafkan saya. Saya sangat lancang, saya hanya tersesat, saya ingin melihat-lihat lowongan saja. Saya pikir saya bisa menemukan lowongan untuk penyeleksian menjadi pelayan Keluarga Bangsawan," ucap wanita tersebut dengan jubah merah tua yang ia pakai. Hanya ada bibir yang berbicara tanpa memandangi wajah Pangeran Eadric. "Hei nona, anda tahu anda berbicara sama siapa? Tolong buka jubahnya, anda berbicara dengan Pangeran Eadric," ucap Duke Vale berteriak kepada wanita yang berbicara dengan Pangeran Eadric saat ini. Kenneth pun hanya menatap wanita yang memakai jubah tersebut dengan membungkuk hormat lalu kembali menjalankan kudanya saat ini, melanjutkan perjalanan memasuki Istana Afresia. Kedua mata wanita tersebut mengintip pemandangan Pangeran Eadric, "Suatu hari aku akan datang kepadamu Putera Mahkota Eadric." Wanita tersebut kembali berjalan dan menghilang diantara kerumunan rakyat yang kini ramai di Kota Fresia. Sesampainya di Istana Afresia Selatan, dengan banyaknya jendela-jendela besar serta pintu pagar Kastil yang tinggi. Bangunan ini begitu kokoh dengan seni aksitektur indah, "Putera Mahkota, anda harus beristirahat. Kita telah melakukan perjalanan jauh. Anda menyapa seorang wanita di depan Kastil Istana." "Apa Paman Vale? sepertinya ia tersesat." "Bukan ini maksudku, kau jangan terlalu seperti ini, kau belum mengenalnya. Dia mengenalimu, bagaimanapun kau memang tidak memakai pakaian Kerajaan, tetap saja semua orang melihat wajah tampanmu itu," gertakan Duke Vale terdengar oleh Kenneth. Duke Vale sangat kecewa akan tingkah Putera Mahkota. Dirinya pergi meninggalkan Pangeran Eadric, kini hanya ada Kenneth yang berada di belakang Pangeran Eadric saat ini. "Mungkin benar apa yang dikatakan Tuan Duke Vale. "Baiklah Paman Ken, aku tidak akan melakukannya lagi. Maafkan aku jika membuat kalian kecewa," jawab Pangeran Eadric dengan meninggalkan Kenneth yang saat ini berbicara dengannya. Pangeran Eadric meninggalkan Kenneth di lorong Kastil Istana. Dirinya pergi menuju Menara Kastil paling atas. Sudah terbiasa Pangeran Eadric seperti ini jika ia sedang merindukan ibunya Ratu Allice. Pangeran Eadric berjalan dengan napas yang lelah, dirinya selalu saja dimarahi oleh Duke Vale. Lagi dan lagi apa yang ia lakukan selalu salah, "Sudah sangat lama, aku selalu penasaran akan gua itu. Kenapa setiap kali aku melihatnya selalu tidak ada mahkota dan pedang. Ini aneh, aku yakin dengan pandangan mataku bahwa ada mahkota dan pedang yang pernah kulihat disana." "Putera Mahkota," panggil Kenneth saat ini. "Paman Ken, kemarilah," "Apa anda marah Putera Mahkota?" "Marah kenapa Paman Ken? aku sedang mengingat ibuku." "Baiklah Putera Mahkota, jika anda bosan atau lelah anda bisa beristirahat. Apalagi anda belum makan Putera Mahkota," "Nanti saja Paman Ken, aku ingin memandangi pemandangan Fresia dari sini." "Apa maksud anda Putera Mahkota?" "Aku tadi melihat tatapan matanya, seperti ada yang aneh." "Apa anda menatap matanya?" Pangeran Eadric mengangguk, dirinya mengambil ketapel mainan miliknya, lalu melemparkan batuan kecil ke arah pohon di Taman Kastil Istana. Tak lama Raja datang dengan menaiki anak tangga, pandangan matanya membaca keberadaan sihir hitam dekat dengan Pangeran Eadric, "Eadric puteraku, kau habis darimana?" "Ayahanda, kau datang menaiki tangga menara ini?" "Iya, kau habis darimana?" "Aku habis membusur panahan melatih diri dari hutan, aku tidak tahu jika aku membuat Paman Vale marah, aku memberikan kepingan emas kepada salah satu wanita dekat gerbang Kastil Istana," Raja memegang punggung Pangeran Eadric saat ini, melepaskan sihir hitam yang berada di seluruh tubuh Putera Mahkota. Pengaruhnya begitu kuat, persis seperti sihir dari Yang Mulia Raquel. "Beristirahatlah, ayah ada urusan dengan Paman Kenneth, lagipula kau sudah melakukan perjalanan jauh dari hutan," ucap Raja kepada Pangeran Eadric.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD