Chapter 22

969 Words
Setelah mereka berjalan-jalan seharian, Peri Leci membawa Putri Ethelyn kembali ke Ruangan Kamar. Memandikannya dan juga mengganti pakaian untuknya. Malam ini Raja Rederick berencana mengajak Putri Ethelyn makan malam bersama di Ruang Makan Istana dengan Peri Leci dan juga Austin. Hanya dalam jentikan jari beberapa detik tubuh Peri Leci berubah dengan berganti pakaian. Berbeda dengan Putri Ethelyn yang tertawa melihat tingkah Peri Leci. Beberapa pelayan sibuk mendandani Putri Ethelyn malam ini. "Makan malam sudah siap Tuan Putri, Yang Mulia Raja sudah menunggu anda," salah satu Penjaga Istana menunduk hormat dengan memberikan salam kepada Putri Ethelyn. "Baiklah, kau boleh kembali ke Ruang Utama," jawab Putri Ethelyn dengan menyiapkan hiasan rambut miliknya dengan beberapa jepit bunga di bagian atas rambut. Peri Leci pun menemani Putri Ethelyn dengan terbang di belakangnya, mengikuti Putri Ethelyn berjalan melewati beberapa kamar dan juga para penjaga. Memegangi gaunnya dan menuruni tangga dengan wajah tersenyum. "Ayah pikir kau akan lelah setelah seharian berjalan bersama Austin," ucap Raja Rederick menyapa Putri Ethelyn di bawah tangga. Dirinya memberikan tangan untuk membantu Putri Ethelyn menuju Ruang Makan Kastil Eloise. "Ayah, terimakasih banyak. Aku baru saja datang kemari dan kau memberiku banyak sekali pelajaran. Ayah, aku akan memberikan yang terbaik untukmu." Kata-kata yang menyentuh dari seorang Putri Raja Amungke dan Ratu Allice. Raja Rederick pun mengambil kursi dan meletakkan Putri Ethelyn duduk di dekatnya, bersama Peri Leci dan juga Austin. Beberapa pelayan memberikan jamuan makan malam, beberapa diantaranya ada menu ayam kalkun besar. "Woah, ayah ... apakah ada acara besar? Ini menu makanan mewah hanya untuk kita?" "Tuan Putri kita sedang makan malam," bantah Austin kepada Putri Ethelyn, namun Raja Rederick memberikan kode tangan supaya Austin berhenti menghentikan larangan keras kepada Putri Ethelyn. "Benar, hari ini adalah makan malam spesial untukmu. Berkatmu ayah mendapatkan beberapa rempah-rempah dari Fresia. Ada beberapa perompak yang berhasil menjadi pedagang. Kelak kau akan ke Kerajaan Argesta, Afresia dan Agresia. Austin akan mengajarkanmu nanti," Raja Rederick memberikan senyum yang merona malam ini. Putri Ethelyn hanya tersenyum sumringah ketika melihat ayahnya senang. "Terimakasih ayahanda, semoga Eloise semakin makmur dan ayahanda mendapatkan panjang umur." "Baiklah, lebih baik kita nikmati makan malam ini," jawab Raja Rederick dengan menyuruh Austin dan juga Putri Ethelyn makan malam. Tiga puluh menit mereka makan malam dengan harmonis. Setelah makan malam Putri Ethelyn kembali ke Ruangan Kamar bersama Peri Leci. Berbeda dengan Austin yang berbincang dengan Raja Rederick di Ruang Aula Raja. "Apakah kau sudah mengajarinya sejarah? Sepertinya Tuan Putri Ethelyn menyukai pengajaranmu. Austin, terimakasih." "Yang Mulia Raja justru saya yang berterimakasih kepada anda karena dengan adanya Tuan Putri Ethelyn, dimata masyarakat kita Yang Mulia semakin berharga, bahkan rumor akan Yang Mulia bahwa Yang Mulia bukan pria normal sudah terpatahkan. Rumor Putri Ethelyn adalah anak dari Yang Mulia Ratu Virginia sudah hampir terdengar ke seluruh Kerajaan Eloise. Para perompak sudah membicarakan akan Raja Rederick kepada para masyakat Kerajaan lain." "Benarkah? Itu sangat bagus. Jika Raja Jorsh mendengarnya kemungkinan Putri Ethelyn akan secepatnya ke Kerajaan Afresia, Agresia dan Argesta." Raja Rederick pun menepuk pundak Austin malam ini, dirinya pergi berjalan-jalan sendirian di sepanjang jalan Kastil Istana. Benar apa yang di tanyakan oleh Austin kepadanya, benarkah dirinya sedang berempatik dan simpatik kepada Putri Ethelyn, sedangkan Putri Ethelyn adalah Putri dari Andeleusia. Raja Rederick memandangi sinar rembulan malam ini, dengan angin semilir yang menemani dirinya, beberapa pohon dan tanaman menemani indahnya sinar bulan malam ini. Dari dalam kamar Putri Ethelyn memandangi jendela kamarnya, melihat ayahnya saat ini sedang berjalan di Taman sendirian. "Peri?" "Ya Tuan Putri, ada apa? Apakah pakaian malamnya ketat dan tidak enak di pakai?" "Bukan, aku ingin menanyakan kepadamu. Apakah ayah sering melihat sinar rembulan jika malam?" Peri Leci pun terbang menghampiri Putri Ethelyn, melihatnya dengan tersenyum. Peri Leci memegang tongkat kayu dengan menceritakannya sembaring duduk di dekat Putri Ethelyn. "Yang Mulia sangat mencintai mendiang Ratu Virginia, ia seseorang Ratu yang sangat baik. Ibu pertama anda seseorang Ratu yang baik dan bijaksana," jawab Peri Leci dengan mulai menceritakan tentang Yang Mulia Ratu Virginia kepada Putri Ethelyn. "Tuan Putri akan semakin pintar dan juga cerdas kedepannya. Jangan lupa besok Tuan Putri akan mulai pembelajaran Kelas Bangsawan Eloise." "Kelas Bangsawan Eloise?" "Iya, dahulu hanya Yang Mulia Ratu Virginia yang mendapatkan kelas ini. Sekarang di teruskan oleh anda Tuan Putri." Putri Ethelyn tersenyum dengan melihat Peri Leci. Sepertinya ia akan bekerja keras belajar di Eloise. Hari sudah mulai malam, bahkan Raja Rederick tidak ada di Taman Kerajaan Eloise. Sudah waktunya Putri Ethelyn untuk beristirahat, esok adalah hari yang akan melelahkan baginya. Peri Leci menyuruh Putri Ethelyn untuk tidur malam ini. Peri Leci pun menarik selimut untuk menutupi tubuh Putri Ethelyn, Putri Ethelyn yang tertidur dan Peri Leci meninggalkannya seorang diri di dalam kamar. Peri Leci pun keluar dari kamar dan terbang menuju Taman Kastil Istana. Austin berada disana dengan berdiri menatap Taman. Dirinya melihat Raja Rederick sedari awal hingga Raja kembali ke Ruang Kerja Raja. "Austin, kau disini," ucap Peri Leci kepada Austin. Austin pun menoleh dan kembali menyilangkan kedua tangannya. "Ada apa?" Tanya Peri Leci kembali kepada Austin yang kini berdiri dengan memandangi Taman Istana. Matanya tak henti-hentinya melihat langit-langit malam. "Apa kau melihat Raja Rederick akhir-akhir ini sering tersenyum, aku sangat bahagia melihat Yang Mulia Raja selalu tersenyum bahagia. Sebagai penasehat Raja, aku bahagia melihatnya selalu tersenyum bahagia," ucap Austin kepada Peri Leci yang melihat Raja Rederick dari kejauhan. "Ia Raja yang selalu tampan, para Peri Andeleusia dan Taman Virginia Kerajaan Eloise selalu mengaguminya." "Aku berharap Yang Mulia Raja Rederick selalu bahagia seperti ini. Ia harus selalu tersenyum, ia Raja yang bijaksana, aku sangat mengaguminya. Putri Ethelyn pun terlihat senang memiliki ayah seperti beliau." "Kau benar Austin, Tuan Putri Ethelyn akhir-akhir ini selalu menanyakan ayahnya Yang Mulia Raja Rederick, dari mulai beliau menyukai makanan apa,dan banyak hal lainnya. Ia selalu ingin melihat ayahnya selalu tersenyum sebagai seorang Raja."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD