Setiap pagi Adrian mendatangi sekolahan ku. Bukan ke sekolahanku, tapi rumah Mbok Sanem. Adrian selalu saja menungguku di depan rumah Mbok Sanem. Sudah satu minggu ini dia datang ke sini. Aku keluar karena melihat seorang pria yang duduk di kursi yang berada di teras Mbok Sanem. Saat itu, aku baru saja selesai mandi. Mungkin Mbok Sanem sudah terlebih dahulu ke sekolahan. Aku bergegas masuk ke dalam kamar dan memakai seragam sekolahku. Aku membiarkan seorang pria itu menunggu di depan. Aku tahu, pria itu adalah Adrian, karena memang dia selalu menungguku di depan dan mengantarku ke sekolahan dengan berjalan kaki. Tidak ada kerjaan bukan? Dia sampai seperti itu. Padhal aku berkali-kali menyruh dia untuk tidak seperti ini. Dia menjawab kalau ini semua perintah dari mamahnya. Aku kelua