Bab 10. Gadis Suci

1057 Words
Dean menatap pada Celine yang membuat dirinya malu. Mereka tidak jadi ke Mall. Dan malah ke taman, dan lihat kelakuan Celine yang sekarang malah joget-joget bersama anak kecil. Dan jangan lupakan dia yang bernyanyi seperti orang gila. Malu sekali dirinya. Jatuh sudah wibawanya sebagai seorang pria tampan, datar, dingin, dan kaya raya. “Maaf, itu kekasih anda?” Dean menatap pada seorang ibu hamil yang duduk tidak jauh darinya. Dan Dean mengangguk, dan memang benar bukan, kalau Celine adalah kekasihnya. Walau Celine tidak akan mau mengakui itu. “Kekasih anda sangat baik sekali mau menghibur anak-anak di sini. Dan anda tahu, kalau anak-anak di sana adalah anak-anak panti asuhan. Dan taman ini dekat dengan panti asuhan, dan banyak anak-anak panti yang main ke sini,” ucap ibu hamil tersebut. Dean yang mendengarnya terdiam, dan dia kembali melihat pada Celine dan anak-anak yang tertawa dengan apa yang dilakukan oleh Celine untuk menghibur mereka semuanya. Celine membawa mereka untuk membeli jajan dan es krim yang diinginkan oleh setiap anak. Dan memakannya di atas rumput dan sekali-kali Celine akan melontarkan sebuah candaan yang kembali membuat anak-anak itu tertawa. Dean yang melihat Celine tertawa lepas seperti itu. Dirinya ikut tertawa, dan dia sangat yakin kalau Celine adalah wanita terbaik untuk menjadi istrinya. Karena melihat Celine yang menyayangi anak-anak itu. Dan membuat anak-anak itu nyaman dengan Celine. “Saya ke pacar saya dulu, Buk.” Ucap Dean berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju tempat Celine dan anak-anak tersebut. Dean duduk di samping Celine dan mengacak rambut Celine gemas. “Kau sangat menyukai anak kecil?” tanyanya. Celine mengangguk. “Ya. Aku anak tunggal. Dan ibu nggak bisa punya anak lagi. Jadinya aku selalu datang ke taman ini, dan menghibur mereka. Dan membelikan makanan ala kadarnya untuk mereka. Aku tidak memiliki uang yang banyak, untuk memberikan mereka buku, dan segala macamnya.” Kata Celine. Dean mendengarnya memikirkan untuk membelikan anak-anak ini buku, makanan, dan juga uang yang akan diberikannya untuk ibu panti nantinya. Dean mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada orangnya untuk membelikan apa yang diinginkan oleh dirinya. “Pantas saja kau minta ke sini dan bukannya ke Mall. Tapi, kau bisa membawaku untuk membeli peralatan tulis dan sebagainya sebelum kita ke sini,” kata Dean. Celine tertawa kecil. “Besok-besok saja. Aku tadi juga lupa membawamu ke tempat membeli peralatan sekolah. Dan aku juga menerima uang darimu nantinya setelah kencan ini, dan aku bisa membelinya sendiri setelah aku membeli keperluanku,” ucap Celine. “Tidak perlu. Aku sudah menghubungi orang kepercayaanku. Dan sebentar lagi dia akan mengantarkan makanan dan buku ke panti asuhan. Dan dia akan memberikan uang juga ke panti asuhan tersebut.” Kata Dean membuat Celine tersenyum mendengarnya. Dia tahu kalau Dean ini termasuk lelaki yang baik. Namun sayangnya. Dia masih belum menyukai Dean. Dan dia masih tidak mau menerima perjodohan ini dengan Dean yang akan menjadi calon suaminya. Dia masih memikirkan cara untuk membatalkan perjodohan ini. Dia gadis yang gila korea. Dan bukan gadis yang terlahir sebagai siti nurbaya yang mau-mau saja dijodohkan. Walau dia dijodohkan dengan pria tampan dan banyak uang. Dan bukannya dengan kakek-kakek berumur yang banyak uang juga. Dia tetap tidak mau. “Jangan merebut hatiku dengan cara seperti itu. Aku tidak akan luluh. Mohon maaf saja, aku tetap tidak akan menerima perjodohan ini. Dan kau hanya bisa menyogokku dengan banyak uang, kalau berkencan denganmu. Bukan untuk menikah denganmu,” kata Celine berdiri dari tempat duduknya, dan berjalan menuju tukang menjual minuman. Dean mengikuti langkah Celine dari belakang. Ini dia harus ke dukunkah? Biar Celine mau menikah dengannya dan menyukai dirinya. Dia sungguh sudah tertarik dengan Celine, dan mau menjadikan Celine istrinya. Malah dia terus saja ditolak oleh gadis itu. Sungguh menyedihkan. Dean yang biasanya diperebutkan ke sana kemari oleh banyak wanita. Malahan sekarang dirinya hany mengejar satu orang gadis, dan rela mengeluarkan uang banyak untuk menarik perhatian gadis itu. Yang juga tidak tertarik pada dirinya. “Biar aku saja yang bayar.” Dean memberikan dua lembar uang ratusan ribu.” Ambil saja kembaliannya Buk.” Ucap Dean dan menarik tangan Celine untuk duduk di salah satu kursi taman, dan membukakan minuman gadis itu. Celine meminum minumannya, dan merasa lega sekali. Dia menarik tangannya yang masih digenggam oleh Dean. Alergi dia. Maaf, maaf saja. Dia tidak mau digandeng oleh Dean. Kecuali para pacar halunya. Yang selalu dimimpikan oleh dirinya dialam mimpi, para pria itu mengandeng dirinya. Dean yang melihat Celine menarik tangannya. Menghela napasnya kasar, tangan Celine itu sangat mulus sekali. Membuat dirinya ingin terus menggenggam tangan Celine, dan bahkan meraba bagian tubuh Celine yang lain. Ah! Hilangkanlah pemikiran kotor ini darinya. Dia tidak mau dihajar oleh Celine, yang akan membuat wajah tampannya rusak oleh gadis itu nanti. “Kau sudah pernah pacaran sebelumnya?” tanya Dean, mana tahu Celine pernah pacaran sebelumnya. Dan karena gagal move on dari mantan, membuat otak Celine jadi konslet dan haluin para pria korea itu dalam hidupnya. “Tidak pernah. Aku itu gadis suci yang tidak pernah pacaran. Ciuman. Dan yang lainnya. Dan kau pasti pria kotor? Kau pasti sudah melakukan hubungan intim dengan banyak wanita!” ucap Celine dan tepat sasaran sekali. Haruskah Celine mengatakan dirinya pria kotor? Padahal itu hal yang lumrah, dan banyak orang zaman sekarang melakukan seks dan itu bukanlah hal tabu lagi. Asal keduanya sama-sama suka dan tanpa pemaksaan sama sekali. “Aku itu lelaki dan lelaki punya kebutuhan. Dan itu adalah hal yang biasa, dan uang bisa membeli seorang wanita untuk dikencani semalam.” Ucap Dean agak menyingung Celine. “Wah! Dan uangmu juga bisa membeli waktuku, agar aku bisa berkencan denganmu seharian. Sungguh uang bisa melakukan segalanya. Tapi, uangmu tidak akan bisa membeli tubuhku.” Kata Celine tertawa kecil. Dean yang mendengarnya ikut tertawa. “Dan aku juga tidak berniat membeli tubuhmu. Karena aku ingin menikahi dirimu. Dan kau lihat saja nantinya, kau akan menjadi istriku. Dan kita hidup bahagia dalam sebuah pernikahan,” kata Dean membuat Celine ingin muntah mendengarnya. “Omong kosong!” ucapnya beranjak dari tempat duduk, dan berjalan menuju mobil dia ingin pergi sekarang. Dan mau ke tempat lain setelah ini. Dean membukakan pintu mobil untuk Celine dan masuk ke dalam kursi mengemudi. Dia melajukan mobilnya, dan kencan mereka tentunya masih berlanjut, dan dia tidak akan mau menyiakan waktunya dengan Celine. Begitu saja. Dan harus menghabiskan seharian ini bersama dengan Celine. Dan meyakinkan gadis itu untuk menerima dirinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD