Celine menatap pada restoran yang ada di depan matanya. Di dalam ruangan VIP di dalam restoran dan jangan lupakan beberapa lilin yang menyala. Adakah yang lebih gila dari Dean? Melakukan dinner pada siang hari dan tidak melakukannya pada malam hari.
Orang gila mana lagi yang seperti calon tunangannya ini? Heh! Dia tidak mengakui Dean sebagai calon tunangannya. Pria itu sampai kapan pun tidak akan pernah menikah dengannya. Dia membenci Dean. Ingat, jangan mau dibujuk. Walaupun dengan uang satu milyar sekalipun!
“Kamu akan terus berdiri seperti it uterus? Aku tidak mau kau pegal dan pada akhirnya aku mengendong tubuhmu itu ke mobil. Kau berat! Sudah berat dosa, ditambah dengan berat badanmu itu,” ucap Dean membuat Celine yang mendengarnya melotot pada pria itu.
Dean yang melihat Celine melotot pada dirinya, langsung tertawa kecil, dan menarik tangan Celine untuk duduk di depannya. Dan mendorog makanan ke depan Celine.
“Makan. Aku dikira calon tunangan yang sangatbaik, karena membuat tubuhmu yang kurus itu menjadi berisi,” ucap Dean memang menyebalkan di dengar. Kalau saja tidak memikirkan uang dua ratus juta yang mengalir di rekeningnya, dia sudah dari tadi melayangkan tendangan ke wajah sok tampan pria ini.
Celine tersenyum lebar dan memangku wajahnya. “Oppa...! kau sangat perhatian sekali. Aku akan makan yang banyak, agar Oppa tidak bisa membantingku dan mencekikku! Karena sekarang lagi musim membanting dan mencekik!” ucap Celine memakan makanannya, dengan kegelian yang dirasakan olehnya setelah berkata seperti itu pada Dean.
Dean yang mendengarnya tersenyum geli. Celine semakin menarik di matanya, dia menggenggam tangan Celine. Membuat gadis itu terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Dean pada dirinya. Celine ingin menarik tangannya, namun tidak berhasil, karena Dean semakin menggenggam tangannya.
“Aku tidak akan membanting atau mencekikmu. Tapi, aku akan membuatmu kenikmatan dengan menarik rambutmu ke belakang dank au menunging di depanku, lalu aku memasukimu,” ucap Dean mengedipkan sebelah matanya.
Celine mendengarnya melotot. “Anjing! Gue nggak akan mau lakuin itu sama lo m***m! Cepat transfer dua ratus juta sama gue. Gue mau pergi sekarang juga, dan mau belanja banyak barang dari merch ayang!” kata Celine.
Dean menggeleng pelan. “Kencan kita belum selesai. Kau sudah mau meminta bayaran, dan jan gan lupakan, kalau dua ratus juta itu aku bisa menyewa tiga p*****r sekaligus. Dan ini aku tidak mendapatkan kenikmatan, dan hanya berkencan biasa, dan kau bermulut pedas padaku. Patuhlah hari ini, kalau kau ingin uang untuk membeli barang-barang tak berguna itu,” kata Dean, dan melepaskan tangannya pada tangan Celine.
Dean memakan makanannya dalam ketenangan, tidak peduli dengan Celine yang menaik turunkan dadanya, untuk menahan emosi. Dan merapalkan berbagai macam untuk menghilangkan kemarahannya.
“Ya Tuhan … Celine itu cantik dan baik hati. Jangan buat Celine marah-marah dan wajah Celine nanti menjadi keriput,” kata Celine dan memakan makanannya kembali, dan menikmati makanannya dengan rasa dongkol masih bersarang dalam hatinya.
Dean mengulum senyumnya, dia sangat ingin membawa Celine ke dalam pelukannya sekarang, dan mencium bibir gadis itu sampai bibirnya membengkak, dan menbuat Celine kehabisan napas dan mendesah di bawahnya.
Oh Tuhan! Jangan membayangkan yang tidak-tidak, dirinya tidak mau menidurkan miliknya yang di bawah sana di dalam toilet restoran ini. Dia menyudahi makannya, dan kembali menatap pada Celine yang masih memakan makanannya dengan lahap dan banyak yang masuk ke dalam mulut gadis itu.
“Kau mau nambah? Aku tidak akan segan untuk menambah makanan, itu demi dirimu sayang.” Kata Dean akan memanggil pelayan namun digelengi oleh Celine.
“Nggak usah. Aku sudah kenyang. Sekarang kita mau kemana? Kau jangan membawaku ke hotel! Aku tidak akan mau ke sana!”
Dean menyentil kening Celine, membuat gadis itu meringis kesakitan dengan apa yang dilakukan oleh Dean pada dirinya. “Kau selalu saja berpikiran buruk. Aku tidak akan membawamu ke hotel. Aku ingin berjalan-jalan denganmu. Layaknya kencan biasa dan tidak ada kencan penuh desahan,” kata Dean berdiri dari tempat duduknya.
“Ayo, kita pergi sekarang.” Kata Dean menggenggam tangan Celine, dan keluar dari ruangan VIP dalam restoran.
Namun saat Dean akan keluar dari dalam restoran ini, dia menghentikan langkahnya, ketika tidak merasakan Celine melangkah. Dean menatap pada Celine dan menaikkan satu alisnya.
“Kenapa? Kau masih mau makanan lain?” tanyanya penasaran.
Celine menggeleng. “Bukan. Mana cincin berliannya?”
“Hah?” tanya Dean bingung.
Celine mengangguk. “Iya, mana cincin berliannya. Bukankah kau mengajakku untuk dinner di sini? Dan kau harus memberikan cincin berlian padaku! Calon tunangan macam apa kau, yang tidak memberikan cincin berlian padaku! Mama dan Papa telah salah memilihkan calon suami untukku! Kau tidak romantis!” teriaknya membuat beberapa pengunjung menatap pada mereka berdua.
Dean meengusap wajahnya. Semenjak kapan dia harus tertarik pada gadis gila seperti Celine? Dia malu. Dean menarik tangan Celine untuk keluar dari dalam restoran itu dan masuk ke dalam mobil.
“Kau mau cincin berlian?” tanya Dean diangguki oleh Celine.
Lumayan Celine bisa menjualnya. Setelah itu dirinya bisa pergi ke Korea Selatan dan membeli saham Hybe Label di sana. Setelah itu sisa uangnya, dia akan melamar abang Namjoon tercinta. Atau tidak dedek Jungkook saja, kan dia baru pulang dari Qatar itu, dan sekarang dia semakin terkenal dan uangnya pasti banyak.
Aduh, pusing dia harus melamar siapa. Atau Jin saja? Ah, tidak. Jimi saja. Ah, jangan. J-hope saja. Oh Bukan. Suga? Atau Kim Taehyung? Atau dia melamar Vernon saja? Kenapa banyak sekali pria tampan di Korea? Jadi susah dia harus pilih yang mana!
Dari SM sampai YG dia stand semuanya, dan akan berbinar kalau lihat yang tampan-tampan.
Dean yang melihat Celine yang senyum-senyum sendiri, mengedikkan bahunya, dan merasa takut, kalau gadis itu akan kesurupan di dalam mobilnya. Apalagi saat dia menyebutkan nominal uang yang sangat banyak dan nama-nama yang tidak dikenal oleh dirinya.
“Hei! Kau sudah gila! Kenapa kau senyum-senyum sendiri?” tanya Dean.
Celine mendelik pada Dean. Sialan sekali pria ini, merusak khayalannya, kalau dirinya akan mempoliandri dan menjadi istri dari pria tampan-tampan itu. Jangan rusak khayalannya, yang membuat Celine langsung menarik rambut Dean sekarang, membuat pria itu mengaduh dan meminta ampun.
“Lepaskan anjing!” ucap Dean meminta dilepaskan.
Celine segera melepaskannya dan cemberut. “Jangan mengganggu khayalanku lagi! Aku sedang mengkhayalkan menjadi istir Mr. Kim, Lee, Choi, Jung, Jeon, dan lainnya!” kata Celine.
Dean berdecak. “Dasar gila!” ucap Dean melajukan mobilnya, dan memang benar dia tidak memedulikan Celine lag. Terserah apa yang akan dilakukan oleh gadis itu.