Mobil yang dikendarai Giana sudah terparkir di garasi rumah namun ia masih enggan untuk turun. Giana memandang buket bunga besar yang ada di kursi sebelahnya. Perasaannya ragu untuk membawanya turun karena Maria pasti akan bertanya dari siapa buket bunga mawar yang merupakan bunga favoritnya itu. Desahan lelah lolos dari bibir Giana, ketika memutuskan untuk membawa buket bunga dari Indra turun dari mobil. Tidak mungkin menyimpan atau membuang buket bunga ini karena sama saja Giana tidak menghargai pemberian Indra. “Dahlah, kalau Mama tanya bilang dari temen,” gumamnya sambil membuka sabuk pengaman. Suara televisi menyala menandakan Maria belum tidur. Jelas wanita itu belum tidur karena sekarang waktu masih menunjukkan jam delapan malam. Giana berusaha santai walaupun dalam hatinya ia me