“Gombal,” sindir Giana. “Berapa hari kamu menghafal kalimat manis ini? Atau udah biasa ya gombal ke perempuan lain?” Giana mencoba mengurai kecanggungan yang ia rasakan karena tatapan lekat dari Erlan. “Astaga Giana! kenapa kamu merusak momen romantis ini?” keluh Erlan putus asa. “Kamu nggak tau gimana susahnya mengungkapkan isi hati dalam rangakaian kata biar nggak dikira gombal. Tapi emang nasib sih, mau ngomong serius juga bakalan dibilang gombal.” Giana tersenyum tipis. “Siapa juga yang bisa langsung percaya sama ucapan manis kamu.” Erlan yang kesal beranjak dari tempat duduknya. “Oh Tuhan, susah banget meyakinkan wanita satu ini. Pas udah cinta nyaris gila, dapetinnya perjuangan sekali.” Gerutunya. Melihat frustrasinya Erlan, membuat Giana tertawa sekaligus merasa bersalah. Terlih