Giana yang baru saja keluar dari kamar mandi, dibuat terkejut dengan keberadaan Maria di kamarnya. Maria menatap bunga mawar merah di atas meja rias yang kondisinya sudah mulai kering.
“Mama bikin kaget aja.” Giana berjalan mendekati Maria yang duduk di pinggir tempat tidur. Jelas ada yang tidak beres sampai ibunya menunggu ia selesai mandi. “Ada apa?”
“Jadi, bunga itu dari Indra?” tanya Maria dingin.
Jantung Giana berdetak cepat karena Maria tahu sudah dibohongi oleh putri cantiknya. “Maaf Ma.”
“Jawab Mama, ini dari Indra atau bukan.”
Giana mengangguk. “Iya itu dari Indra.”
“Dan kamu bohong sama Mama?”
“Maaf,” Giana yang ikut duduk di sebelah Maria, kini tertunduk takut. “Aku minta maaf sudah boong sama Mama. Aku belum siap untuk bilang kalau Indra datang lagi. Dan menurutku nggak
