Menikah ...

1006 Words
Sarah dan Dewi saling pandang, keduanya menatap Andin yang terlihat bingung. Sarah menggeser duduknya, merapatkan kursinya, dengan kursi yang Andin duduki sekarang. Andin semakin di buat bingung dengan tingkah Sarah dan Dewi. "Ini, ada apa? kenapa tingkah kalian jadi anek seperti ini, katakan ada apa?" tanya Andin penasaran. Dewi menghela nafas, menatap sahabatnya. "Kamu aja yang ngomong, Sar." Andin di buat makin penasaran. "Kok, malah saling lempar. Katakan ada apa?" protes Andin. Sarah menegakkan posisi duduknya. "Sayang ... tante sama mama kamu ada sesuatu yang penting yang ingin kami bicarakan sama kamu, tante harap kamu mau menolong tante ." Sarah mengenggam jemari Andin, berharap Andin mau menolongnya kali ini, Andin bingung. Menoleh mamanya, Dewi memegang pundak putrinya sembari mengangguk, tanda ia menyutujui permintaan sahabatnya. "Katakan Tante ... ini ada apa? Andin siap membantu Tante kalau memang Andin bisa," ucap Andin mantap. Sarah dan Dewi tersenyum bahagia mendapat jawaban Andin. "Begini Sayang ... menikahlah dengan Frans ..." Sarah ragu untuk mengatakannya, tapi dia harus mengatakannya pada Andin secepatnya.Dia pikir lebih cepat lebih baik. "Apa ....!!" Semua mata tertuju pada Andin yang hampir berteriak karena kaget mendengar permintaan Sarah. "Pelan-pelan Sayang ... lihat, semua orang melihat ke arah kita." Dewi menenangkan putrinya yang shock mendengar permintaan Sarah. "Tidak! tidak. Untuk yang satu ini, maaf ... Andin tidak bisa melakukannya Tante." Andin langsung menolak permintaan Sarah, yang dianggapnya permintaan ini begitu konyol, jangankan untuk menikahi Frans, di dekatnya pria itu saja, membuat Andin sakit kepala dengan tingkahnya yang super menyebalkan. Sarah menarik tangan Andin yang sudah berdiri untuk meninggalkan tempat itu. "Tante mohon Sayang ... tolong selamatkan putra tante dari kehancuran. Tante yakin hanya kamu yang bisa melakukannya." Sarah melipat kedua tangannya seraya memohon kepada Andin untuk memenuhi permintaannya. "Apa maksud Tante dengan kehancuran Frans ..." Andin bertanya kepada Sarah, seraya kembali duduk di samping Sarah. "Frans bukan orang yang mudah percaya dengan omongan orang, apalagi urusan seseorang yang berarti dalam hidupnya, dia tidak begitu saja mudah percaya tanpa sebuah bukti, Frans mempunyai seorang kekasih lebih tepatnya calon istri pilihan dia, tapi sayang ... gadis itu menghianati Frans, yang lebih parahnya lagi, dia menghianati Frans dengan sahabat nya Frans sendiri, dia merencanakan sesuatu untuk menghancurkan Frans ... tante takut, jika Frans mengetahui perselingkuhan mereka, hatinya akan sangat hancur. Karena orang-orang kepercayaannya mengkhianati nya, Tante mohon, tolonglah Tante Sayang ..." Sarah menitikan air matanya, dia merasa sakit, melihat putranya dipermainkan oleh sahabat dan calon istrinya. "Maksud Tante ... perselingkuhan Nisa sama Nico?" ujar Andin kepada Sarah penuh selidik. "Kamu ... tau darimana Sayang ..." Kini gantian Sarah yang terkejut, karena ternyata Andin sudah mengetahui tentang perselingkuhan Nisa. "Ceritanya panjang Tan ... kemarin waktu aku ke mall untuk nemuin Lusi, tanpa sengaja Andin melihat Nisa dan Nico bermesraan di tempat umum, " terang Andin kepada Sarah.Sungguh, hati Sarah begitu sakit, putranya yang begitu tulus mencintai Nisa, harus dibalas dengan sebuah penghianatan. "Andin ... Mama rasa permintaan tante Sarah sudah benar Sayang ... apa Kamu tidak ingin menyelamatkan seseorang dari kehancuran?" Yang ini suara Dewi, yang berusaha membujuk putrinya. "Tidak Ma ... hari itu masih teringat jelas di benak Andin Ma ... Andin tidak ingin terjebak untuk yang kedua kalinya, itu sangat menyakitkan Ma ..." Andin berkata sambil berurai air mata, kenangan dua tahun lalu sudah mengubah segalanya. Andin yang dulu, bukanlah Andin yang sekarang, gadis ini begitu pandai menyembunyikan kesedihannya dari orang lain. "Tidak Sayang ... Mama yakin, dan sangat yakin, Frans adalah laki laki yang baik dan setia, kelak dia akan menjadi suami yang bertanggung jawab." Dewi benar-benar berharap, Andin mau menikah dengan Frans. "Maaf Ma ... Andin tidak bisa ..." Gadis itu terlihat frustasi dengan permintaan ke dua wanita itu. "Tante mohon Sayang ... setidaknya penuhi permintaan terakhir Tante." "Apa dengan maksud Tante, apa maksudnya permintaan terakhir?" "Dokter memvonis, kalau umur tante tinggal beberapa bulan lagi, tante hanya ingin melihat Frans menikah denganmu." Sarah menunduk sedih, Dewi berusaha menenangkan sahabatnya itu.Kini Andin benar benar dalam dilema yang besar, disisi lain dia bersikeras menolak perjodohan ini, dia juga akan merasa bersalah seumur hidupnya jika tidak memenuhi permintaan terakhir seseorang. Andin menghela napas panjang, dia berusaha memberikan keputusan terbaiknya. "Baiklah Tante, Andin bersedia menikah dengan Frans, terus ... Frans sendiri apa setuju? " Dengan berat hati Andin menyetujui pernikahan ini, dia sendiri tidak akan pernah membayangkan bagaimana nantinya dunia pernikahan mereka, hanya waktu yang bisa menjawab segalanya. **** "Saya terima ... nikah dan kawinya, Andin Permana binti Hendra Permana, dengan maskawin tersebut ... dibayar tunai." Frans mengucapkan lafal ijab kobul dengan lantangnya. "Bagaimana para saksi? sah!" "Sah ...!!!" Semua orang yang hadir di situ menyahut kata kata pak penghulu.Kini Andin dan Frans telah resmi menjadi sepasang suami istri, mereka telah resmi secara hukum dan agama. "Selamat ya Sayang, semoga kedepannya kalian bisa menjadi keluarga yang sakinah mawadah warrohmah, bisa langgeng sampai anak cucu." Indra Adiguna mengucapkan selamat kepada menantu perempuannya. "Terima kasih Pa ...," ucap Andin dengan perasaan yang berat, namun dia masih menutup nutupinya dengan senyuman. "Andin ... selamat ya. Akhirnya, kamu duluan yang nikah," ucap ke tiga sahabat karibnya secara serentak, sambil memeluk Andin.Kemudian mereka bertiga bergantian mengucapkan selamat kepada Frans. Pernikahan mereka memang sengaja di rahasia kan dari publik? hanya kerabat dan orang dekat saja yang mereka undang, karena ini merupakan sarat dari Frans. Dia mau menikah, asalkan pernikahannya secara diam-diam.Tiba-tiba saja Lusi menyikut Frans dari samping. "Gimana menurut kamu? sepupu gue cakep 'kan, kamu beruntung dapetin dia, banyak lho cowok yang ngantri buat dia, siap siap aja loe ngadepin mereka." Lusi menggoda Frans, memang tidak bisa di dipungkiri, Andin cewek yang sempurna secara fisik, tapi bagi Frans hatinya tidak secantik wajahnya, bahkan Andin tau siapa wanita yang Frans cintai, tapi kenapa dia tega menikahi Frans, rasanya Frans ingin sekali menenggelamkan Andin ke dalam samudra Hindia. "Iya, dia memang cakep, tapi nggak tau hatinya kayak apa ..." ucap Frans dengan senyum miringnya. "Nggak usah diragukan lagi, hatinya kayak malaikat. Gue titip dia ya. Awas saja kalau loe sampe nyakiti dia, gue uber loe sampai ke ujung dunia,9" ancam Lusi tidak main main, bergidik juga Frans mendengar ancaman Lusi
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD