Setelah acara selesai, para tamu pulang ke rumah masing masing, kini hanya tinggal mempelai dan ke dua keluarga mempelai, senyum bahagia terukir di kedua orang tua mempelai, hanya kedua mempelai saja yang merasakan dunia mereka serasa hancur berkeping keping, Andin selalu menjauhi Frans, sedangkan Frans begitu juga, dia ingin segera membawa Andin dari sana, untuk memperoleh penjelasan dari Andin.
"Sayang... gimana dengan bulan madu kalian? kami sudah siapkan tiket kalian lho!" Sarah menggoda ke dua pengantin baru itu, seraya menyerahkan tiket bulan madu ke Eropa.
Frans langsung menyambar tiket bulan madu mereka dari tangan Sarah.
"Lihat Ma ... Frans bahkan sudah tidak sabar untuk bulan madu." Yang ini suara Hendra Permana yang menggoda menantu laki lakinya.
"Tentu dong Hen, kalau pengantin perempuannya saja secantik ini, gimana dia sabar." Indra Adiguna memegang pundak Andin, yang diikuti senyum bahagia oleh mereka yang ada di sana.
"Iya, Frans memang sudah tidak sabar pa, untuk itu Frans boleh kan..membaya istri Frans tersayang ke rumah Frans" Frans merengkuh Andin ke dalam pelukannya, semua orang yang melihat tingkah frans dikiranya Frans memeluk Andin, tapi ternyata Frans meremas pinggang Andin dengan keras, hingga Andin meringis karena menahan sakit.
" Tentu sayang...dia kan istri kamu sekarang, sudah tentu kamu boleh membawanya sekarang"Dewi menjawab permintaan menantunya dengan senang hati.
" Ayo sayang...kita berangkat, kita habiskan malam ini.."ucap Frans horor, Andin tau Frans hanya sedang berakting di depan orang tua mereka, dia hanya meringis menanggapi kata kata Frans yang bernada mesum.Frans membawa Andin menuju ke mobilnya untuk berangkat ke rumahnya...karena pernikahan di adakan di kediaman rumah orang tua Frans.
" Lepas...!!! lepaskan tanganku sakit tau" pekik Andin sambil menarik tangannya dengan kasar, dari genggaman Frans.
" Oh..maaf tuan putri..sakit ya...!" Frans menghempaskan tangan Andin dengan kasarnya, hingga membuat gadis itu terjerembab di atas mobil sport Frans.
" masuk..!!" Frans menarik Andin dengan keras seraya mendorongnya masuk ke mobil dengan keras, pria itu sudah seperti orang kesurupan saja.Dia tidak peduli jika tingkahnya menyakiti gadis itu.Tanpa pikir panjang Frans melajukan mobilnya ke rumah mewahnya, dengan kecepatan maksimal, tapi itu semua tidak membuat gadis yang duduk di sampingnya merasa takut.
Hingga mobil berhenti mendadak di depan sebuah rumah besar dan mewah. kepala Andin membentur mobil bagian depan karena Frans berhenti mendadak, gadis itu mengusap usap keningnya yang terasa sakit.Dari dalam pekarangan... tampak seorang satpam membuka pintu gerbang itu, sembari membungkuk sopan ke arah majikannya.
Frans memarkirkan mobilnya di halaman rumah itu, kemudian dia melempar kunci mobil nya ke arah satpam itu.Dia langsung keluar dari dalam mobilnya, tanpa menghiraukan Andin yang masih mengelus elus keningnya.
" Selamat datang nyonya..." sapa sang satpam kepada nyonya barunya.
" Terima kasih pak" Andin berjalan ke dalam rumah mewah itu, dari belakang..satpam itu mengagumi kecantikan nyonya barunya.
" Kamar kamu ada di atas pergilah, jangan sekali kali berani bicara, atau muncul di hadapanku mengerti jalang...!!" Frans mengucapkan kata kata kasar itu dengan emosi yang meluap luap.
" Apa kamu tidak bisa berkata lebih lembut kepada wanita..? " Ucap Andin dengan tenang nya.
" Hei..kamu pikir perempuan kayak kamu harus di lembutin.." Frans membisikkan kata kata itu tepat di telinga Andin, dengan seringainya yang menakutkan.
" Aku tidak butuh itu semua.." balas Andin dengan ketusnya.
" Oh ya..istriku sayang..ini tiket bulan madunya"Frans menyobek tiket pemberian orang tuanya kemudian melemparkanya tepat di wajah Andin.
Andin sudah muak melayani pertengkaran mereka, percuma dia melayani pria itu, dia pergi meninggalkan Frans, dan berjalan menuju kamarnya, Frans yang merasa diabaikan Andin mengikuti Andin yang pergi meninggalkannya,Andin langsung membuka pintu kamar itu.
" Hei..tunggu...aku butuh penjelasan darimu" Andin menutup pintu kamar dengan keras tanpa mempedulikan Frans yang hampir terkena benturan daun pintu itu akibat ulahnya.
" Andin..! buka pintunya atau aku hancurkan pintu itu" teriak Frans seraya menggedor gedor pintu itu.
Dari dalam Andin sungguh tidak mempedulikan Frans, dia langsung menuju ranjang King zise nya, karena rasa capek, penat, marah bercampur jadi satu, membuatnya langsung terlelap, gadis itu langsung tertidur tanpa mengganti kebaya yang masih melekat di tubuhnya.
" Sial dasar bar bar, awas saja aku kasih pelajaran..yang Nggak bakalan kamu lupa seumur hidup" umpat Frans dengan seringaiannya yang membunuh.
****
Tepat pukul 11 malam Andin terbangun...gadis itu meronta karena mendapati dirinya dengan kedua tangan terikat pada gunungan ranjang, bahkan kini gadis itu dalam keadaan setengah telanjang, hanya bikini dan celana dalam beredarnya saja yang menutupi bagian bagian vital tubuh indahnya, dari depan ranjang tampak Frans sedang duduk dengan tersenyum miring ke arahnya, mata pria itu merah menyala seperti harimau yang siap menerkam mangsanya.
" Hai jalang...gimana tidurnya nyenyak..?" Frans mulai menaiki ranjang itu, dengan kasarnya dia membenggang ke dua kaki Andin, sehingga selangkanganya terlihat begitu jelas dan menantang.
Andin memandang penuh benci ke arah Frans.
" Lepas...lepasin aku Frans,apa kamu sudah gila" kini airmata gadis itu mulai bercucuran, ada rasa kecewa, malu...sedih dengan apa yang menimpanya sekarang, gadis itu terus meronta ronta, berharap ikatan tangannya lepas.
" Hei..kenapa harus di lepas sayang..? bukannya ini yang kamu inginkan?" Frans sudah tidak terkendalikan lagi, dia mulai meremas p******a Andin, menciumi p******a itu dengan rakusnya, kemudian menggigit p***t**ng gadis itu dengan keras, hingga Andin meringis menahan sakit pada bagian payudaranya.
Tangan Frans semakin liar, bahkan kini tangan itu sudah memasuki milik Andin yang basah, laki laki itu memainkan jarinya di dalam milik Andin, hingga membuat wanita mendesah...tubuhnya sudah terasa panas dingin.dengan kasarnya Frans melepas celana dalam Andin yang masih melekat, sehingga menampakkan milik Andin yang terlihat merah merekah, kini pria itu mulai menciumi setiap inci tubuh istrinya, bahkan lidahnya dengan lihainya bermain pada milik Andin yang semakin basah, Frans terus menjilatinya.Andin merasa jijik dan muak melihat pria yang ada di depannya, baginya itu semua adalah hukuman, bukan atas dasar perasaan cinta, dia mengumpat untuk setiap perbuatan Frans.
" Lepas in aku sialan.." umpat Andin sambil dengan bada penuh benci.
"hei bukankah ini yang kamu inginkan dari aku kan, kamu hanya ingin mendapatkan tubuhku kan?,oh ya...sudah berapa laku laki yang kamu kencani, 10..30..ataumungkin 100 laki laki yang sudah kamu tiduri" ejek Frans dengan terus memainkan milik Andin.
" Lepas in aku..lepasin ikatanku, dasar pengecut"Andin terus berteriak menahan rasa malunya...