Prolog
"Cikoooo.....balikin bekal gue!!" Gadis berkacamata itu berlari kencang mengejar seorang cowok yang membawa bekal makan siangnya.
Cowok itu berbalik,lalu berhenti dan melompat ke atas meja.
"Kalau gue gak mau? Lo mau ngapain?" Jawabnya santai sambil mengangkat bekal ditangannya.
Gadis tadi,alias Devany merapikan kacamatanya. Matanya meneroka seisi kelas seperti mencari sesuatu. Dapat! Dia mengambil sebuah kursi yang sedikit lebih tinggi dari kursi lainnya.
"Lo mau ngapain?" Tanya cowok itu ketika melihat Devany menaiki kursi yang diambilnya tadi.
Devany hanya melotot tajam kearahnya.
"Mau ke Jonggol,"
Ciko,cowok yang selalu mengganggu dan menjahili Devany malah tertawa terbahak-bahak.T Tiada kenal lelah dan waktu,meskipun badai menerjangnya,dia akan tetap berada disamping Devany untuk mengganggunya.
"Kenapa ke Jonggol sih?Kok enggak kehati Abang aja sekalian?" Ciko berkata dengan ekspresi gila yang selalu dibenci Devany.
Devany telah berdiri seimbang.Matanya membesar dan tangannya dibentangkan, seperti nenek gayung hendak menangkap seorang anak.
" Hayoo,mau kemana Lo?" Ucapnya dengan ekspresi penuh kemenangan.
Ciko tidak bergerak sedikitpun. Devany dengan sigap melangkah menuju hadapan Ciko.Ketika Devany siap merampas bekal dari tangan Ciko, tiba-tiba bel masuk berbunyi nyaring. Menandakan bahwa waktu istirahat telah habis.Cowok itu melihat kearah pintu kelas lalu menyeringai lebar.
"Yah... udah bel, padahal tadi gue niatnya mau makan berdua. Tapi yah sudahlah,tak berdua pun tak apa-apa." Ucapnya dengan logat Mandarin lalu melompat sambil membuka bekal itu. Dia duduk santai di kursi lalu menggosok-gosok telapak tangannya hendak menyantap makanan enak didepannya itu.
Devany hanya melotot dan terbelalak menyaksikan Ciko memakan sadis bekal makan siangnya.
Air liurnya mengumpul dalam mulut ketika Ciko menggigit sayap besar yang digoreng mamanya untuknya. Ciko tak sengaja menoleh kearah Devany,dengan santainya dia menggigit daging itu seolah menggoda Devany. Kemudian dia menunjuk Devany dan menyuruhnya turun dari kursi itu.
Devany tersadar dan langsung turun. Dengan hati berapi-api ia kembali ketempat duduknya dan mengambil buku dari dalam tasnya. Seandainyadapat dijelaskan bagaimana keadaan hatinya saat ini,mungkin jutaan skripsi pendidikan takkan habis.
Hati gue panas banget,ada jutaan Godzilla yang lagi konser besar-besaran didalam. Andai aja ada sebuah buldozer disini,udah gue lempar ke tuh mahkluk. Sial banget gue!!
Devany memandang Ciko tajam. Penuh emosi yang terpendam. Sedangkan Ciko, dia malah menyantap makanan itu tanpa rasa berdosa. Setelah kenyang,ia menutup rapat tempat makan siang Devany seraya berjalan gontai menuju meja gadis tersebut.
"Dev," Panggil Ciko sehingga gadis itu menoleh.
Ciko tersenyum manis.Ketika sudah sampai di meja Devany,Ciko meletakkan bekal tadi santai.
"Ini,bekal Lo. Rasa ayamnya krispi banget,hanya aja sedikit keasinan. Tapi gak pa-pa kok,gue suka." Ucapnya santai lalu pergi meninggalkan Devany yang menunduk emosi menahan lapar.
Pasti perutnya sedang berdisko karena cacing-cacingnya lagi konser. Devany menaikkan kacamatanya. Dia membuka tempat bekal itu pelan-pelan. Ingin melihat seperti apa Ciko memporak-porandakan isinya tadi.
Hah.. Habis??
Devany meremas tangannya lalu membuka kotak makan siangnya. Matanya tambah membulat,apalagi saat melihat isinya tinggal tulang dari sayap ayam kesukaannya.
Dasar kunyuk sialan!!!!
CIKO!!!!!!!