22| Cherry Street Coffee House

1155 Words

"LO gila, ya?" masih dengan kekesalan yang sama, Derren merespon ucapan gadis dihadapannya dengan datar. "Kabulin satu permintaan gue, satu aja, janji." Masih setia dengan wajah tanpa ekspresinya, cowok itu kini terlihat menggelengkan kepalanya tak mengerti, "Minggir, lo buang waktu gue." "Gue cukup disayang loh sama Pak Jeremy. Bisa dibilang, anak emaslah. Gimana? Mau?" "Gue. Bilang. Minggir." "Gue anggap itu sebagai tanda persetujuan, okey?" selesai mengatakan hal itu, gadis berambut panjang itu terlihat kembali melangkahkan kakinya ke dalam kelas miliknya. Berjalan menuju Jeremy dan berakhir jatuh pingsan tepat dihadapan sang Dosen menyebalkannya sesaat setelah gadis itu memulai percakapan singkat. Entah apa yang terjadi disana, Derren hanya bisa memandangi hal itu dari kejuahan.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD