Benih Tumbuh

3170 Words
“Wah, benarkah?!” tanya Riolo terlihat sangat bersemangat saat dirinya sudah selesai mendengarkan penjelasan dari Gaal mengenai penelitian yang sudah ia lakukan. Gaal ternyata sudah menanamkan cip pada tubuh Vani yang jelas tidak Gaal ketahui namanya, tetapi ia sebut dengan kode wanita dua. Sementara Clara ia sebut dengan kode wanita satu. Sebelumnya, Riolo sendiri merasa sangat terkejut karena ternyata Gaal kembali melepaskan wanita manusia yang jadi bahan penelitiannya. Namun, ternyata Gaal tidak melepaskannya bukan tanpa alasan. Malah alasan yang ia miliki sangat cerdas, hingga membuat Riolo merinding bukan main.Ia bersyukur, karena ternyata Gaal dan dirinya berada di pihak yang sama. Jika mereka berada di pihak yang berbeda, sudah dipastikan bahwa Gaal adalah lawan yang tangguh sekaligus menjengkelkan karena ide yang ia miliki di luar nalar. Gaal yang sudah menanamkan cip pada tubuh Vani, ternyata bisa melacak Vani bahkan hinga mengendalikan tubuhnya tersebut. Selain itu, ia juga bisa mendengar dan melihat apa pun yang Vani denga dan lihat melalui sistem yang juga ada dalam cip tersebut. Hal tersebut terjadi karena Gaal bisa mengakses apa pun yang tersimpan oleh Vani. Gaal  bahkan bisa merasakannya langsung seakan-akan seperti tengah melakukan VR. Namun, semuanya masih dalam percobaan. Entah apakah cip yang Gaal tanamkan itu akan membawa efek samping atau tidak. Hanya saja, untuk saat ini Gaal akan melihat perkembangannya dengan tenang. “Semuanya benar. Tapi aku harap kau tenang dulu,” ucap Gaal saat sadar jika Riolo sangat bersemangat saat ini. Gaal bisa memperkirakan apa yang akan dilakukan oleh Riolo selanjutnya. Sudah dipastikan jika Riolo akan berlari pada Ostra dan menceritakan semuanya demi membujuk Ostra untuk bergegas menyerang lokasi yang sudah Gaal temukan tersebut. Tentu saja, Gaal harus mencegah hal tersebut, sebab masih ada yang harus saya pastikan terlebih dahulu saat ini. Riolo yang mendengar perkataan tersebut tentu saja mengernyitkan keningnya. Padahal ia sudah berpikir untuk bergegas untuk menyampaikan hal ini pada Ostra. Pasti Ostra juga akan merasa sangat antusias saat mengetahui penemuan seperti apa yang sudah Gaal dapatkan. “Kenapa? Bukankah ini adalah hal yang sangat baik? Ini adalah kemajuan, Ostra sebagai pemimpin tertinggi harus mengetahui hal ini,” ucap Riolo merasa jika apa yang dikatakan oleh Gaal tidak masuk akal. Gaal menghela napas. Ia mengurut pelipisnya dan berkata, “Karena inilah, aku benar-benar tidak ingin membocorkan apa pun padamu. Sebab kau selalu bertindak terlalu antusias dan bisa-bisa mengacaukan apa yang tengah kukerjakan. Saat ini, kau hanya perlu menuruti apa yang kuminta. Tenanglah sedikit, karena aku harus memastikan sesuatu terlebih dahulu. Setelah hal itu dipastikan, aku akan melaporkan hal ini secara langsung terhadap Ostra.” Riolo pun mendengkus kecewa. Ia sadar, jika saat ini ia harus kembali menunggu untuk bersenang-senang. Sungguh, semuanya sudah terasa sangat membosankan baginya. Ia ingin melakukan sesuatu yang menarik dan penuh dengan adrenalin. Riolo pun menatap Gaal yang kembali menulis laporannya, membuat Riolo tergelitik bertanya, “Memangnya, apa yang ingin kau pastikan?” Gaal tidak menoleh pada Riolo, tetapi ia menjawab, “Aku harus memastikan mengenai benih Ostra yang sebelumnya kutanam pada wanita satu. Karena ada kode dan sinyal tersendiri yang dibawa oleh benih itu, aku harus memastikan kondisi dan pertumbuhannya. Aku harap, semuanya berjalan dengan baik. Jika berjalan dengan sesuai dengan harapanku. Maka nanti, aku akan segera melaporkan pada Ostra, dan kau bisa bergegas untuk bersenang-senang seperti apa yang kau inginkan.” Riolo tentu saja kembali merasa antusias saat mendengar hal tersebut. Namun, ia pun menyadari sesuatu dan bertanya, “Apa kau belum memastikan keadaan benih itu? Jika benar, berarti ada kemungkinan jika benih itu ternyata sudah lama gugur?” Tiba-tiba Riolo merinding. Jika benar, benih milik Ostra yang secara seenaknya Gaal tanam pada tubuh wanita itu gugur, sudah dipastikan jika Gaal akan berubah menjadi samsak hidup bagi Ostra. Tentu saja Ostra sebelumnya sudah sangat marah karena Gaal melakukan eksperimen mengenai benihnya tanpa izin. Jika pada akhirnya eksperimen yang dilakukan oleh Gaal pada akhirnya gagal total, sudah dipastikan jika Ostra tidak lagi bisa menahan diri. Terlebih, sebelumnya Ostra sendiri sudah memberikan peringatan pada Gaal. “Kemungkinannya 50 : 50. Media penanaman sangat cocok dengan benih, hingga membuatku sangat terkejut. Namun, aku sendiri tidak bisa sepenuhnya yakin jika benih itu bisa tumbuh dengan baik, mengingat tubuh wanita satu itu lemah karena kondisi jantungnya yang tidak stabil. Karena sebelumnya aku tidak mau membuang bahan penelitian, karena itulah aku melakukan eksperimen ini, dan mengambil risiko yang cukup besar,” jawab Gaal sembari masih berkonsentrasi dengan apa yang ia kerjakan. Penjelasan tersebut benar-benar membuat Riolo terkejut. Sebelumnya, Riolo pikir penelitian dan eksperimen yang dilakukan oleh Gaal ini adalah hal yang sangat berpeluang besar untuk sukses. Namun, ternyata ini hanya berpeluang 50 : 50. Riolo pun mencibir Gaal yang sebelumnya terlihat sangat percaya diri dan benar-benar mengelabui dirinya. “Sungguh, kau benar-benar berani, Gaal. Jika sampai Ostra mengetahui hal ini, sepertinya kau tidak akan lolos menjadi samsak hidup baginya,” ucap Riolo. Gaal pun menghela napas dan menjawab, “Aku hanya melakukan hal yang harus dilakukan oleh seorang ilmuwan. Toh, aku yakin jika aku akan berhasil. Jadi berhenti mengoceh dan ke luar dari ruanganku. Sekarang aku harus fokus dengan apa yang harus kulakukan.” Riolo yang mendengar pengusiran yang diberikan oleh Gaal tersebut tentu saja merasa sangat jengkel. “Aku tidak akan mengganggumu. Jadi, biarkan aku tetap di sini, aku tidak memiliki tugas apa pun. Karena itulah, aku ingin tinggal di sini. Siapa tahu, kau sudah menemukan sesuatu yang baru, dan aku bisa segera memulai rencana perburuan lebih awal daripada yang sudah kita rencanakan,” ucap Riolo membuat Gaal kembali menghela napas panjang. Sungguh, Gaal merasa sangat terganggu dengan keberadaan Riolo ini. Terlebih, Gaal tahu jika Riolo pasti akan terus mengoceh membicarakan ini dan itu. Hal itu jelas akan membuat Gaal tidak bisa berkonsentrasi dengan benar, dan pada akhirnya pekerjaan yang ia kerjakan menjadi terulur dan hal itu jelas tidak baik. Gaal tidak menyukai jika pekerjaannya terganggu. Karena itulah, Gaal menggeleng dengan tegas. “Tidak, kau lebih baik pergi. Jika kau memaksa untuk tetap tinggal di sini, aku tidak punya pilihan lain, selain mengusirmu dengan kasar. Tentu saja, kau tidak akan pernah menyukai caraku mengusirmu,” ucap Gaal. Riolo mendengkus. “Ayolah, kau dan Ostra sama-sama memiliki kesibukan masing-masing, tetapi aku tidak memiliki pekerjaan apa pun. Aku juga ingin melakukan sesuatu. Setidaknya berikan aku kesibukan,” keluh Riolo terlihat seperti anak kecil. Gaal menggeleng melihat tingkah Riolo ini. “Kenapa kau bertingkah tidak seperti biasanya? Bukankah kau bisa merancang senjata atau merawat senjata-senjata ciptaanmu yang sangat kau sayangi itu?” tanya Gaal memberikan beberapa ide yang mungkin bisa menjadi kegiatan menyenangkan yang dilakukan oleh Riolo. Riolo yang mendengar hal itu pun mengernyitkan keningnya. “Aku tidak bisa melakukan hal itu, karena tengah berada di bawah pengawasan Ostra. Sepertinya, aku harus pergi untuk meminta izin Ostra terlebih dahulu,” ucap Riolo lalu berbalik pergi tanpa berpamitan atau berbasa-basi terhadap Gaal. Gaal sendiri tidak peduli dengan hal itu, dan malah merasa sangat lega. Sebab kini, dirinya bisa berkonsentrasi untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertunda oleh Riolo yang sebelumnya jelas-jelas mengganggu dirinya. Sementara itu, Riolo sendiri kini pergi ke ruangan kerja Ostra, dan terlihat jika sang Jenderal Besar terlihat menyusun strategi setelah apa yang ia temukan sebelumnya. “Kenapa akhir-akhir ini kau sering kali datang menemuiku di ruang kerjaku ini? Apa mungkin, aku terlihat seperti orang yang sangat kurang kerjaan hingga kau ganggu seperti ini?” tanya Ostra tidak mengangkat pandangannya dari tanda-tanda yang tengah ia atur di atas peta. “Aku datang untuk meminta izin padamu, Jenderal,” ucap Riolo terlihat bersikap sopan, karena situasi saat ini memang tengah mengharuskan dirinya berbicara dengan sopan. Setidaknya ia tidak boleh bertingkah kurang ajar, agar Ostra mendengarkan permintaannya dan pada akhirnya bisa memberikan izin padanya. Ostra yang mendengar nada sopan yang sangat tidak biasanya didengar dari Riolo, jelas meletakkan terlebih dahulu pekerjaannya dan menatap Riolo dengan penuh tanda tanya. “Apa yang kau inginkan?” tanya Ostra pada akhirnya. Tentu saja ini bukan pertanyaan yang mengisyaratkan bahwa dirinya akan memberikan apa pun yang diinginkan oleh Riolo. Namun, Ostra sekarang ingin mendengarkan apa yang sebenarnya diinginkan oleh Riolo darinya. Riolo sendiri merasakan firasat yang cukup baik. Mengingat, Ostra sangat tegas. Jika sejak awal tidak ada kemungkinan Ostra mengabulkan apa yang diminta olehnya, maka Ostra sejak awal akan segera mengusirnya. Namun, sekarang Ostra jelas-jelas mengatakan jika dirinya ingin mendengarkan apa yang Riolo minta terlebih dahulu. Jadi, Riolo pun berkata, “Aku meminta izin untuk merakit senjata dan merawat senjata-senjataku yang sudah lama kau sita.” Mendengar hal itu, Ostra pun mengangguk. Namun, ia tidak mengatakan apa pun, membuat Riolo bertanya, “Jadi, apakah aku mendapatkan izin untuk melakukan apa yang kuminta?” Ostra menggeleng dan menjawab, “Tidak. Aku tidak akan mengizinkanmu. Sebentar lagi, Gaal akan menyelesaikan penelitiannya, dan lusa kita akan melakukan perburuan ke tempat yang sudah dibicarakan oleh Gaal sebelumnya. Jika aku memberimu izin untuk mengurus senjata atau bahkan merakit senjata baru, bisa-bisa kau yang terlalu antusias akan mengacaukan semua hal yang ada. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi.” Riolo yang mendengar keputusan yang sudah dibuat oleh Ostra tersebut tentu saja merasa sangat kecewa, hingga tidak bisa menutupi hal tersebut dan berkata, “Wah, benar-benar menjengkelkan. Kenapa aku harus mendapatkan perlakuan ini? Padahal aku hanya ingin memeriksa senjata-senjataku sendiri.” Keluhan yang dilontarkan secara terang-terangan tersebut tentu saja membuat Ostra merasa terganggu, ia merasa jika Riolo seperti tengah menantang kekuasaan yang ia pegang. Ostra pun sepenuhnya meletakkan semua pekerjaan yang ia miliki dan mengarahkan perhatiaannya pada Riolo dan bertanya, “Sepertinya, kau tidak memiliki pekerjaan apa pun, hingga memiliki waktu untuk mengeuhkan banyak hal seperti ini. Apa kau memang merasa sangat tidak puas dengan keputusan yang sudah kuambil ini? Apa kau ingin aku mengubah keputusan ini?” Pertanyaan tersebut tentu saja membuat Riolo merasakan sedikit harapan. Ia mengangguk dan menjawab, “Tentu saja. Jika bisa, ubah saja keputusanmu itu saat ini juga.” Namun Ostra menggeleng dan berkata, “Kita adalah seorang pria, bagaimana mungkin kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan dengan mudah. Terlebih, sekarang kau jelas-jelas memintaku untuk mengubah keputusan yang sudah kubuat. Bukankah itu adalah hal yang sangat memalukan, saat kita mengubah keputusan yang kita ambil dengan cepat. Jadi, lebih baik kita berlatih bertarung saja. Jika kau menang dariku, aku akan mengubah keputusanku.” Mendengar hal itu, Riolo pun tahu jika ini tidak akan berjalan dengan lancar seperti apa yang ia harapkan. Riolo jengkel, karena Ostra memang tidak mudah untuk dikalahkan. Ostra menjadi seorang Jenderal Besar, bukan hanya karena dirinya memiliki garis keturunan untuk menjadi Jenderal saja. Namun, Ostra juga memiliki kemampuan yang sagnat diaku untuk menjadi seorang pemimpin tertinggi. Sebagai seorang Letnan, kemampuannya tentu saja berada di bawah kemampuan seorang jenderal. Namun, itu bukan berarti Riolo akan menyerah begitu saja. Ia bukan pria pengecut seperti itu. “Kalau begitu, ayo. Kita bertarung sebagai sesama pria,” ucap Riolo. Ostra pun mengangguk dan memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu. Untungnya, strategi penyerangan yang akan digunakan untuk perburuan selanjutnya. Setelah itu barulah mereka bergegas menuju area berlatih. Dan di sana, Ostra pun tidak menahan diri untuk memberikan pelajaran pada Riolo secara habis-habisan. Ternyata, Riolo tidak bisa menandingi Ostra yang berada dalam kondisi terbaiknya. Pada akhirnya, Riolo pun tidak mendapatkan apa yang ia inginkan dan mengeluh, “Seharusnya, sejak awal aku tetap tinggal di labolatorium dan mengganggu Gaal. Setidaknya hal itu tidak akan membuatku babak belur seperti saat ini.”         **       “Bagaimana perasaanmu?” tanya Gaal pada Ostra yang tengah membaca hasil laporan yang sudah ia berikan padanya. Kali ini, laporan yang diberikan oleh Gaal terntu saja adalah laporan yang sangat detail. Sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Ostra sebelumnya. Riolo sendiri terlihat penasaran dengan apa yang dibaca oleh Ostra, Gaal hanya membawa satu salinan laporannya, karena itulah Riolo harus menunggu Ostra selesai membaca laporannya terlebih dahulu agar dirinya mendapatkan hgiliran untuk membaca laporan tersebut. Ostra selesai membaca laporan tersebut dan memberikannya pada Riolo, tentu saja Riolo segera membacanya dengan saksama. Sementara Ostra menjawab pertanyaan Gaal dengan berkata, “Apa kau berpikir aku akan bahagia saat tahu bahwa benihku kini sudah tumbuh dan baik-baik saja? Jangan besar kepala. Ingat kesalahanmu yang memanfaatkan benihku tanpa izin. Sudah menjadi kewajibanmu untuk memastikan jika benihku itu berada dalam kondisi yang baik-baik saja.” Benar, Gaal memang sudah memastikan jika benih itu berada dalam kondisi yang baik-baik saja, bahkan tubuh dengan baik. Karena itulah, ia sudah merinci laporan dan memberikannya pada Ostra. Riolo yang sudah membaca laporan tersebut pun segera berkata, “Kalau seperi ini, bukankah aku harus menyiapkan pesawat berkapasitas penyimpanan besar untuk hal ini? Apa cukup dengan membawa lima pesawat? Hm, kurasa tidak.” Ostra yang mendengar gumaman dari Riolo itu pun mengetuk meja dan meminta perhatian dari kedua bawahannya itu. Lalu Ostra berkata, “Meskipun kita sudah mengantongi banyak informasi mengenai target dan area tersebut, kita tetap tidak boleh bertindak gegabah. Karena itulah, dengarkan penjelasanku dan pahami strategi yang sudah kususun. Setelah itu, Riolo pastikan bahwa semua prajurit yang akan ikut bersama dengan kita, memahami betul setiap detail dari strategi yang sudah kubuat.” Lalu Ostra pun menunjukkan petanya dan menjelaskan semua strategi yang sudah ia susun. Tentu saja Riolo mendengarkannya dengan sangat baik, sebab ia sendiri yang akan bertugas untuk memimpin pasukan dalam tugas perburuan kali ini. Sementara Gaal terlihat mempertimbangkan sesuatu saat mendengarkan semua penjelasan Ostra. Setelah Ostra selesai menjelaskan strateginya, ia pun mempersilakan kedua bawahannya itu bertanya atau menyampaikan apa yang mereka pikirkan. Saat itulah Gaal mengangkat tangannya dan Ostra yang melihat hal itu mempersilakan Gaal untuk menyampaikan apa yang ia pikirkan. “Aku hanya ingin menyampaikan, jika kalian harus berhati-hati. Jangan sampai kalian kehilangan banyak manusia yang kalian buru. Ingat, bahwa aku membutuhkan banyak bahan penelitian dan eksperimen. Kalian sendiri sudah melihat seberapa baik hasil penelitian yang sudah kulakukan. Jadi, lebih baik kalian kembali dengan membawa banyak bahan penelitian yang berkualitas, sesuai dengan apa yang kuharapkan,” ucap Gaal. Ostra yang mendengar hal itu pun mengangguk. “Tentu saja, aku akan memastikan jika semuanya akan berjalan sesuai dengan rencana,” ucap Ostra lalu kembali melihat laporan mengenai wanita satu yang membawa benih dalam tubuhnya. Ostra menghela napas panjang, dan sungguh mengharapkan jika tidak ada masalah buruk yang terjadi pada benih yang sedang bertumbuh tersebut. Meskipun tidak terlalu menunjukkannya, tetapi sebenarnya Ostra sangat mencemaskan masalah kepunahan yang tengah mengancam bangsa mereka. Sungguh rasanya percuma, jika mereka menguasai bumi sepenuhnya, tetapi mereka tidak memiliki keturunan untuk melanjutkan kekuasaan mereka atas bumi. Semua usaha mereka akan menjadi sia-sia. Meskipun begitu, kini Gaal sudah melakukan penelitian yang terlihat sangat baik. Setidaknya hasil penelitiannya bisa menjadi sebuah kemajuan yang besar atas solusi dari masalah mereka. Karena itulah, Ostra benar-benar berharap jika situasi bisa berjalan sesuai dengan harapannya. “Aku harap, benih itu tumbuh dengan baik, hingga aku jemput dan bawa pulang,” gumam Ostra dalam hatinya. Sementara Clara yang berada di tempat lain, saat ini tengah berada dalam kondisi yang sangat buruk. Sejak kemarin, Clara merasakan kepalanya pening dan berputar. Hal itu disusul dengan dirinya yang kesulitan untuk makan. Padahal, makanan yang tersedia di tempat persembunyian tersebut adalah makanan yang cukup layak. Bahkan bisa terbilang sangat layak, jika dibandingkan dengan situasi mereka sebelumnya. Saat Clara bisa makan sesuatu, maka makanan itu tidak akan lama bertahan di dalam perutnya, karena akan segera ia muntahkan. Tentu saja, kondisi tersebut sangat tidak nyaman. Hial juga sudah memeriksa kondisi Clara tersebut, tetapi tidak ada yang aneh dalam tubuh Clara, dan Hial hanya bisa memberikan saran bagi Clara untuk mengompres perutnya serta minum obat yang bisa mengurangi rasa mual yang menyerang dirinya tersebut. Calvin tentu saja merasa cemas dengan kondisi Clara yang tidak kunjung membaik. Padahal, kemarin Clara baru saja terlihat baik-baik saja. Calvin juga baru bisa bernapas tenang karena kondisi Clara yang sudah stabil. Namun, kini kondisi Clara sudah kembali memburuk karena alasan yang berbeda. “Ingin minum?” tanya Calvin sembari menyeka dagu adiknya yang terlihat sangat lelah, sehabis menguras energinya karena memuntahkan seluruh isi perutnya. Padahal, baru beberapa saat yang lalu Clara berhasil mengisi perutnya yang sejak kemarin kosong, karena Clara yang memang tidak bisa memakan apa pun. Clara yang mendengar pertanyaan dari sang kakak pun menggeleng. Sungguh, saat ini Clara bahkan enggan untuk membuka bibirnya, ia tidak ingin mengatakan apa pun karena saat dirinya membuka sedikit saja bibirnya, ia akan merasa sangat mual. Dan saat itu juga, rasanya Clara harus kembali menguras isi perutnya yang tersisa cairan asam lambung. Tentu saja rasanya sangat menyiksa bagi Clara untuk kembali muntah, padahal ia sudah tidak memiliki apa pun untuk ia muntahkan. Calvin pun merasa sangat cemas, apalagi saat melihat wajah Clara yang pucat pasi. “Clara aku menemukan daun mint dan buah masam. Jika direndam di dalam air dingin, rasa airnya akan berubah menjadi sangat menyegarkan. Bagaimana jika kau mencobanya sedikit? Aku rasa, ini bisa sedikit mengurangi rasa mual yang tengah kau rasakan,” ucap Vani sembari menunjukkan air yang ia maksud. Air tersebut mengisi mankuk kecil, dan itu adalah resep yang ia buat sendiri. Calvin dan Clara sama-sama tidak mengetahui ada resep dan manfaat dari air seperti yang disebutkan oleh Vani tersebut. Vani menatap Clara yang menatap mangkuk kecil di tangannya. Lalu tak lama Clara pun mengangguk, dan setuju untuk menyicipinya. Sebab aroma mint yang menguar dari mangkuk tersebut cukup menyegarkan hingga sedikit mengurangi desakan rasa mual yang menyiksanya. Hial dan Zayn yang melihat respons Clara tersebut pun merasa mendapatkan harapan. Mereka semua berharap, jika air dengan resep yang dibuat oleh Vani tersebut benar-benar menunjukkan manfaatnya terhadap Clara. Vani pun memberikan mangkuk tersebut pada Calvin, dan Calvin membantu Clara untuk meminum air tersebut secara perlahan. Clara terlihat sangat terkejut, ketika rasa segar dan wangi yang benar-benar menyegarkan membuat tenggorokan dan perutnya yang sebelumnya terasa sangat tersiksa, kini terasa sangat lega. Calvin yang sudah selesai membantu Clara menyesap minumannya pun bertanya, “Bagaimana?” Tidak hanya Calvin, Vani, Hial, dan Zayn juga mennunggu jawaban atas pertanyaan tersebut dengan harap-harap cemas. Clara pun menjawab pertanyaan sang kakak dengan sebuah senyuman tipis dan berkata, “Mualnya berkurang banyak, Kak.” Semua orang yang mendengar hal itu pun menghela napas lega. Sebab setidaknya kini situasi Clara sudah lebih baik daripada sebelumnya. Mengetahui jika Clara membaik setelah mengonsumsi resep itu, Zayn pun menanyakan apa saja yang dibutuhkan, agar keesokan harinya ia bisa mencari bahan-bahan tersebut. Sementara Hial kembali mencoba memeriksa kondisi Clara untuk mengetahui apa yang membuat Clara seperti ini. Namun, Hial tidak menemukan apa pun yang terasa mencurgakan yang bisa menjadi penyebab ketidak nyamanan ini. “Tidak ada yang kutemukan. Kondisi tubuhmu baik-baik saja. Bahkan detak jantungmu terasa sangat stabil. Aku bingung, apa yang menyebabkanmu mual dan muntah separah ini. Kau juga kehilangan banyak nafsu makan. Untuk saat ini, aku hanya akan membuat obat untuk menghilangkan rasa mual untuk membantu resep yang sudah dibuat oleh Vani. Selain itu, aku juga akan membuatkan vitamin untuk menambah nafsu makanmu,” ucap Hial. “Terima kasih, Hial,” ucap Calvin berterima kasih, dan membantu Clara untuk berbaring dan menyelimutinya. Tak membutuhkan waktu lama bagi Clara untuk jatuh tertidur. Di saat para pria mulai membicarakan apa yang akan mereka lakukan esok hari, saat itulah sorot mata Vani terlihat berbeda kembali. Matanya terlihat kosong, tanda jika seseorang kini tengah mengintip apa yang tengah mereka lakukan di sana.   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD