"Pergi!" Seolah-olah tak mengindahkan keadaan Grazilda, Jefri mencoba mendorong Grazilda pergi. Apa yang terjadi di antara mereka telah usai. Tidak bisakah wanita ini memahaminya dengan baik? Hujan masih deras dan angin bertiup kencang. Gigi-gigi Grazilda bergemetuk seolah saling beradu kekuatan. Dia memeluk tubuhnya yang dingin, menatap Jefri dengan keduq matanya yang bulat menawan, dan menggelengkan kepalanya penuh tekad. Grazilda tak bisa mundur saat ini. Dia telah memeras keberaniannya hingga sampai di titik ini dan ia tak ingin segalanya kembali di titik awal lagi. "Beri aku kesempatan untuk mengenal putraku!" pinta Grazilda keras kepala. Tidak bisakah ia mengambil kesempatan lagi? Apakah Jefri sekeras kepala itu? "Pergilah!" Kembali Jefri memintanya pergi. Grazilda menatap