Ciuman ini bukan hanya sekadar pertemuan dua bibir. Tapi juga pertemuan hasrat dari keinginan yang paling dalam. Ada obsesi di dalamnya, ada kekuatan yang tak bisa Grazilda kendalikan. Gerakan Jefri sangat terampil dan halus. Dia adalah pencium yang handal. Dia menggoda, membujuk, hingga kemudian tanpa sadar Grazilda menanggapi dengan baik. Apa yang tadinya hanya sekadar impuls dari seseorang, kini menjadi impuls dua orang yang saling menanggapi dan merespon. Di bawah kandelir ruang tengah, Grazilda mengambil langkah maju, menyerahkan dirinya sendiri, menyambut kehangatan yang ditawarkan oleh tubuh Jefri yang mengundang. Dengan lembut, Jefri meraih pinggang Grazilda, menenggelamkan ciumannya semakin dalam, dan mengusap lembut tengkuk Grazilda dengan salah satu tangannya yang bebas.