Rumah dengan tampilan layaknya istana itu dihuni oleh banyak pelayan juga. Meida merasa ada di dalam Kerajaan Eropa. Dia duduk sendiri di ruangan itu dengan para pelayan yang berlalu lalang. “Pak…? gimana keadaan ibu?” tanya Meida saat Jarvis mendekat. “Dia baik-baik aja. Emangnya kenapa?” “Pak…. kan tadi….,” ucapannya menggantung kala melihat sosok tadi dalam tampilan yang berbeda. Lebih cantik, anggun dan juga menawan. Meida tidak pernah melihat wanita secantik itu dengan anak laki-lakinya yang sudah sedewasa Jarvis. Ini membuat Meida merasa semakin bersalah karena sudah menyebutnya orang gila. “Hallo, Bu.” “Ih kok Ibu sih?! Panggil Mommy ah, gak terima dipanggil ibu tuh. Serasa gak ada wibawanya.” Tapi ekspektasi anggun itu runtuh saat dia memeluk Meida erat. Sama persis seperti Lynl