“Dia pikir aku main-main!” “Dia sungguh tidak tahu, dia sedang berhadapan dengan siapa?” “Dia menggoda Dini. Dia berusaha merebut Dini dariku dan dia sengaja membuatku marah!” Levian yang duduk di tempat duduk penumpang bagian belakang sopir mobil miliknya, memang diam. Namun, tidak dengan hatinya yang sibuk mengumpat. Setelah beres makan malam bersama keluarga kecilnya lengkap dengan kedua orang tuanya, Levian sengaja pamit. Dalam pamitnya Levian berdalih akan mengurus pekerjaan dadakan. Padahal sebenarnya, Levian hendak menghampiri pak Bagas ke rumah dosen itu. Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam lamanya, akhirnya Levian sampai di perumahan menengah dan terbilang padat pemukiman. Levian sengaja meminta sang sopir untuk berhenti di sebelah rumah pak Bagas. Hal tersebut sen