Dua Puluh Delapan

1351 Words

“Maaf, Pak. Kamarnya hanya tinggal satu. Itu saja yang hanya ada satu tempat tidur di dalamnya," ucap resepsionis hotel yang Levian hadapi. Detik itu juga, Dini yang ada di belakang Levian, berangsur maju kemudian menatap suaminya. “Memangnya kami enggak kelihatan seperti suami istri, ya?” pikirnya. Di sebelahnya, sang suami sudah langsung mengambil kamar yang ditawarkan. Setelah serah terima kunci, Levian segera menarik koper berukuran sedang miliknya dan atasnya dihiasi tas kerja. Sementara Dini tetap membawa beberapa kantong belanjaan dan kebanyakan merupakan belanjaan makanan. “Mas, memangnya kita kelihatan asing? Memangnya, dia kira, kita siapa? Bos sama bawahan?” lirih Dini. “Itu jauh lebih baik, ketimbang aku dikira ngoleksi daun muda. Mungkin dia berpikir, kamu suga*r baby aku!

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD