“Kenapa harus ada hidangan, jika tujuan kami ke sini untuk mengurus hal penting, yang juga buru-buru?” pikir Dini. Di ruang sebelah dan merupakan keberadaan tempat tidur, pak Bagas tengah menyiapkan hidangan. Punggung pria itu terlihat dan Dini pergoki, pak Bagas tengah meracik teh di dispenser. “Pa, kenapa dosenku sampai bikin teh?” lirih Dini kepada sang papa. Di sebelahnya, sang papa masih sibuk dengan ponsel dan memang sedang berkirim pesan WA, mengurus pekerjaan. “Ya karena biar lebih sopan. Dia orang berpendidikan, jadi tahu bagaimana caranya menjamu orang,” ucap pak Badarudin. “Iya, sih. Masuk akal, Pa.” Dini yang mengatakan itu tetap mengatakan keraguannya. “Enggak tahu kenapa, perasaanku jadi enggak enak banget.” “Ya tentu karena kamu terlalu mengkhawatirkan suami kamu. Yang