Tanpa kata pria itu mendekati Moza. Tangannya membuka pintu mobil sembari berucap tanpa ekspresi. "Masuklah, Moz!" "Mau ke mana, Mas? Ini sudah malam." "Aku butuh teman bicara." Moza sebenarnya dilema antara ikut atau tidak. Tapi melihat keadaan Edham yang tak bisa Moza katakan baik-baik saja dia pun menurut untuk masuk ke dalam mobil pria itu. Tak lagi ada kata yang keluar dari mulut Edham sampai pria itu menjalankan kendaraannya meninggalkan tempat tinggal Moza. Sejujurnya banyak sekali tanya yang berada dalam benak Moza. Hanya saja untuk bertanya masih enggan wanita itu lontarkan. Sampai mobil yang melaju tak tentu arahnya ke mana, lama-kelamaan membuat Moza panik. Apakah Edham akan menculiknya? Pemikiran konyol yang sanggup membuatnya takut detik ini juga. Karena mobil ini terlal