Atheya masih duduk di sofa ruang kerja sang suami, sementara pria itu berjalan mondar-mandir dengan satu tangan berada di pinggang. Kancing jas dokternya sudah tak lagi tertutup. Satu tangannya yang lain mengusap-usap bulu tipis yang tumbuh di sekitar rahang. Atheya mendesah. Wanita itu mulai jengah menunggu sang suami yang masih belum juga bicara. Kepala Theya menggeleng pelan. “Aku capek lihat kamu mondar-mandir seperti setrikaan. Kamu nggak capek?” Sepasang mata Cylo berkedip. Gerak kakinya terhenti. Pria itu memutar kepala, lalu kembali mengedip. Cylo memperhatikan raut wajah sang istri. Keningnya mengernyit. Sudah berapa lama istrinya duduk di sana? tanya batin pria itu. “Aku harus segera kembali bekerja. Apa yang ingin kamu bicarakan? Kalau tentang urusan selain pekerjaan, kita bi