23 – Hukuman untuk Gio
“Saya seperti familier dengan namamu, apa kita pernah bertemu atau saling sapa?” tanya Adnan, dia menelisik Gio dengan intens.
“Saya...”
Belum selesai Gio berkata, Kiara sudah menyela.
“Hari sudah malam, kita mengobrolnya di dalam saja, ayo!” Kiara mendorong tubuh kakaknya ke dalam rumah.
“Hey ayo masuk! ajak juga Pak Sopir!” pekik Kiara pelan, saat melihat Gio yang hanya diam memperhatikan dia dan kakaknya.
“Oh, iya,” lalu Gio masuk. “Sopir katanya mau tidur di dalam mobil saja, tadi bilang begitu,” lanjut Gio.
“Ya sudah kalau begitu.” Kiara dan Adnan duduk di kursi yang ada di ruang tamu yang merangkap dengan ruang keluarga itu.
Gio berdiri, karena merasa belum dipersilahkan.
“Kenapa berdiri saja, ayo duduk,” ujar Adnan yang sebenarnya masih menelisik dan
