Valery berdiri dipinggir jalan bagai patung, pandangannya kosong entah kemana. Beberapa orang dan kendaraan berlalu lalang seolah tak diperdulikan olehnya, kedua kantung matanya menghitam pertanda jika dirinya sedang tidak sehat. Semalam ia tidak bisa tidur entah mengapa, beberapa malam sangat sulit untuknya memejamkan mata, rasa sesak didadanya masih terasa dan kini bertambah parah. Beginikah rasanya patah hati? Valery mengenyahkan segala pemikiran itu, gadis yang telah hancur seperti dirinya masih memikirkan patah hati. Ia tertawa sumbang, tidak ada kata patah hati dari seorang gadis simpanan sepertinya. Layaknya wanita simpanan lain, ia harus menerima segala resikonya, apalagi yang terparah menjadi seorang submissive. Sebuah mobil berhenti tepat dihadapannya, kaca jendelanya terbu