Prologue
Valery Brown
Christian Hogue
...
Ruangan tersebut begitu gelap, hanya diterangi cahaya rembulan dari celah gorden jendela yang terbuka lebar. Membiarkan udara dingin musim gugur masuk kedalam sana, terlihat kedua anak manusia yang tengah memadu kasih diatas ranjang. Tubuh penuh dengan peluh keduanya terlihat mengkilap dibawah sinar rembulan, memberi kilauan erotis bagi siapapun yang melihatnya.
Erangan sang pria dan desahan sang gadis serta jeritan keduanya mengalun indah diruangan tersebut, pria bertubuh kekar itu terus memompa tubuh gadis dibawahnya dengan pelan namun pasti. Seakan terbuai oleh segala kecupan si pria diseluruh area leher dan dadanya, gadis tersebut memejamkan kedua matanya merasakan nikmat.
"Do you like it, baby?" Bisik pria itu secara erotis ditelinga sang gadis seraya menggigit daun telinganya, memberikan desiran aneh sehingga tubuh gadis itu merinding. Melihat gadisnya menggelinjang dibawahnya, pria itu menyeringai senang dan mempercepat temponya. Dengan kuat hingga tubuh seksi dibawahnya berguncang dengan hebat, gadis itu memegang kuat lengan sang pria yang terasa keras dan kokoh itu.
Menggigit bibir bawahnya, si gadis mencengkram kuat rambut pria itu yang sedang sibuk mengecup leher jenjangnya. Menjerit kencang dan meneriakan nama sang pria, "ouh s**t! Christian..."
"Yes baby... say my name"
Tubuh gadis itu bergetar kuat, Chris dapat merasakan gadis itu mencengkram miliknya dengan kuat.
Cairan mulai membanjiri bawahnya, pertanda gadis itu baru saja mencapai klimaksnya. Bibir Chris membentuk lengkungan tipis, tersenyum senang karena itulah yang dicari oleh gadis itu selama ini. Melihat gadisnya telah lunglai dibawahnya, Chris segera membalikan tubuh gadis itu. Mengangkat bokongnya dan menamparnya dengan kuat sesekali, rasa panas dan perih menjadi satu ditubuh gadis itu setelah Chris menampar bokongnya, membuat birahinya yang telah hilang kini kembali memanas.
Chris menghentak tubuhnya dengan kuat, gadis itu menjerit keras ketika benda besar itu menyeruak miliknya dengan sekali hentakan. Chris meremas b****g indah yang selalu menjadi candunya itu, begitu kenyal dan sintal sampai-sampai Chris tak ingin kehilangan tubuh padat berisi nan seksi milik gadis itu.
Dada bidang Chris banjir oleh peluh, memberikan kesan eksotis ditubuh dengan pahatan sempurna tersebut. Chris mempercepat temponya, b****g nan sintal itu berguncang seiring hujaman Chris dan akhirnya pria itu menabur benihnya didalam milik gadis itu.
Tubuh keduanya ambruk diatas ranjang, deru nafas tak karuan serta keringat disana sini setelah pergulatan mereka selama beberapa menit membuat energi mereka terkuras habis. Chris sempat memakaikan selimut guna menutupi tubuh polos gadisnya, seraya mengecup dahi gadis itu sebelum mereka tertidur pulas.
"Tidurlah Valery, esok adalah hari yang berat" ujar sang pria lalu meninggalkan gadis itu dikamarnya dengan memakai kembali jubah tidurnya.
...
Jam beker berbunyi, kedua mata Valery terbuka dan langsung buru-buru beranjak dari tempat tidurnya. Menuju kamar mandi lalu membersihkan tubuh, hari ini adalah hari yang berat, tugas kuliah yang menumpuk dan berbagai macam kegiatan lainnya.
Setelah beberapa menit, Valery keluar dari kamarnya menuju ruang makan. Sepatu kets, jeans berwarna biru dan kaos polos menjadi andalannya. Ia membawa tas ranselnya dipunggung, dan akhirnya netra indah keduanya saling bertemu.
Pria itu duduk dimeja makan dengan begitu tenangnya, menyeruput kopi pagi sambil membaca koran. Valery duduk disebelahnya dengan hati-hati, mengambil nafas dalam-dalam lalu mengambil sarapan paginya.
"Susumu Val..." ucap seorang wanita cantik dengan rambut blonde dan tubuh kurus semampai itu adalah bibinya, adik kandung dari ibunya yang telah menyediakan rumahnya untuk Valery selama gadis itu melanjutkan studi dikota New York.
"Terima kasih Aunty..." ucap Valery, rambut hitam legamnya yang ia kuncir kuda hari ini. Valery mengambil segelas s**u yang diberikan oleh bibi Carol.
"Cepat habiskan sarapanmu, Uncle Chris akan mengantarkanmu." Ujar Carol.
Valery melihat kearah pria disebelahnya, merasa diperhatikan seperti itu membuat Chris menatap Valery begitu tajam.
"Y...yes Aunty..." balas Valery dengan gagap.
Gadis berambut hitam itu tertawa geli, ketika jemari besar dan berurat itu menggelitik tubuhnya. Ketika gadis itu berjalan dilorong rumah yang sepi, Chris mengejutkannya dengan menarik dirinya kesudut lorong yang tersembunyi. Tak terlihat oleh siapapun saat mereka tengah b******u, Chris menghimpit tubuh Valery kedinding, dengan tubuh besarnya ia mengurung Valery dan menekan kedua tangannya agar tak bergerak banyak.
Suara kecupan bibir terdengar erotis, desahan Valery ketika Chris bermain dileher jenjangnya.
"Mengapa? Kau ingin aku memberi tahu Aunty Carol bahwa pamanku telah mengambil keperawananku?" Ucap Valery sambil terkikik geli ditengah kesibukan percumbuan mereka.
"Hm... mungkin itu yang aku tunggu, tapi kau akan menyesal telah melakukannya" geram Chris.
"Mengapa?" Tanya Valery setengah mendesah karena brewok tipis milik pria itu menggelitik sekitar leher dan dadanya.
"Karena aku akan mengikat kedua tanganmu diranjangku" bisik Chris begitu erotis terdengar oleh Valery.
Gadis itu memekik girang, ketika dengan entengnya Chris menggendong tubuh Valery dan menghimpitnya kedinding.
Paha mulus itu terekspose sempurna, jemari berbulu milik Chris menelusuri setiap jengkal kaki jenjang tersebut yang hanya mengenakan jeans pendek, sementara jemari mungil Valery menekan tengkuk Chris guna memperdalam ciuman mereka. Begitu nikmat dan memabukan, rasanya Valery tak ingin menyudahi kegiatan mereka dan menginginkan Chris lagi dan lagi.
Ciuman pria itu begitu membuatnya gila, seakan-akan Valery begitu candu akan bibir seksi milik Chris. Saat lidah mereka bersatu, saat kecupan itu mengalun indah ditelinga keduanya. Saat itupun tubuh Valery rasanya ingin ambruk, menahan kenikmatan yang selalu menjadi fantasinya setiap hari, mendekap tubuh berotot tersebut saat dirinya mencapai klimaks.
"Chris! Honey!?"
Pagutan bibir mereka terlepas seketika, suara merdu Aunty Carol dari ujung lorong mengagetkan mereka berdua. Valery kemudian merapihkan pakaian tanktopnya, tali bra yang hampir turun dari dasarnya ia rapihkan kembali seperti sedia kala, tapi Chris tak henti-hentinya mengecup bibirnya.
"Chris stop it! Aunty menuju kemari" ujar Valery.
"Baiklah, malam ini biarkan aku menggunakan caraku untuk memuaskanmu" desis Chris lalu mengecup bibir dan dahi gadis itu, dan berlalu pergi meninggalkan Valery.
"Rupanya kau disana, aku mencarimu, aku mungkin akan pergi keluar kota beberapa hari untuk pemotretan"
"...aku telah mempekerjakan asisten rumah tangga untuk mengurus pekerjaan rumah..."
Valery mendengar dari kejauhan perkataan Aunty Carol, Chris memeluk pinggul Aunty Carol dengan mesra seraya mengecup bibir Auntynya dari balik dinding tempat ia tadi b******u. Bibir yang baru saja ia rasakan, bibir yang seharusnya menjadi miliknya seutuhnya. Dengan mudahnya bibir itu mendarat dibibir Aunty Carolnya, Valery hanya dapat melihat kedua pasangan itu bergandengan dilorong rumah, menghilang dalam kegelapan dan begitupun dengan perasaan Valery saat ini.
Hilang ketika pria itu kembali pergi darinya...
Aunty Carol, wanita cantik berumur 30 tahun itu adalah seorang fotographer ternama dikota New York. Jadwalnya yang padat menyebabkan dirinya jarang berada dirumah, anak-anaknya berada disebuah asrama elit kota New York, sehingga rumah besar ini begitu sepi.
Hanya ada desahan dan jeritan dirinya dan Chris, pria yang ternyata adalah pamannya itu selalu mengisi hari-harinya. Mengisi kekosongan jiwanya ketika ia tengah haus akan belaian, begitupun dengan dirinya, selalu mengisi kekosongan Chris kapanpun pria itu menbutuhkannya, namun saat wanita itu kembali hadir kembali dari kesibukannya, Chris seolah tak perduli dengan Valery.