Chapter 10

1184 Words
Hara mengajak Raiga dan yang lainnya untuk berkunjung ke tempat tinggalnya, tidak disangka, ternyata rumahnya begitu megah dan indah walaupun ada sedikit sampah di pinggiran, tapi itu tidak menutupi kemewahan dari tempat ini. Namun, entah kenapa, ketika Hara mengetuk pintu, tiba-tiba saja seorang lelaki langsung mendobrak pintu tersebut hingga patah mengenai Hara, dan yang lebih anehnya lagi, sang lelaki itu menyebut Hara sebagai seorang pelayannya. Lantas, apakah itu benar? *** "Aw! Aw! Aw!" Hara langsung melemparkan kepingan-kepingan pintu yang mengenai tubuhnya ke sembarang arah, setelah itu dia menatap lelaki yang barusan menghancurkan pintu rumah tersebut. "Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan!? Kenapa kau menendang pintu hingga hancur berkeping-keping, Gallow?" Gallow tersenyum, dia membungkukan badan terlebih dahulu. "Jangan menunjukkan sikap tak sopanmu padaku, wahai pelayanku, Hara Vity." "Pelayan kau bilang?" Hara mulai memerah, rasanya seluruh darahnya sudah naik ke ubun-ubunnya bagaikan kembang api yang meledak-ledak di langit. "Aku ini kakak kandungmu, bodoh!" Begitu ya, jadi Hara bukan pelayan di sini. Pikir Raiga dengan termenung. "Hm?" Gallow memasang muka meledek. "Jangan mempermalukanku, aku ini majikanmu, Hara Vity." Hara langsung masuk ke dalam rumah, melewati Gallow yang masih berdiri di sana. "Kalian semua, ayo ikuti aku! Jangan meladeni Adikku! Dia punya penyakit kejiwaan!" Mendengarnya Gallow langsung terkejut. Raiga, Yuna, Zapar dan Claudio menuruti perintah Hara, memasuki rumah tanpa menatap wajah Gallow. *** "Tapi kan dia Adikmu?" Setelah mereka semua dipersilakan masuk ke dalam kamar Hara, Yuna langsung berbicara kasar pada gadis berambut hitam itu dengan kesal. "Aku tidak peduli, dia itu memang bocah aneh, sudahlah, lupakan dia, sekarang aku ingin Tuan Claudio berdiri di belakangku." perintah Hara pada Claudio dengan raut muka malas. Mendengar itu, Claudio langsung mengangguk dan berdiri di belakang Hara. "Apa yang harus kulakukan di sini, Hara Vity?" "Pijat pundakku! Cepat!" Raiga benar-benar sudah tidak tahan melihat perlakuan Hara pada Malaikat Elit. "Hara, kurasa kau sudah keterlaluan," ucap Raiga dengan memasukkan tangannya ke saku celana, matanya menunjukkan amarah yang berkobar. "Berhentilah membuat Malaikat Elit terlihat rendah, kau seharusnya tahu itu, apa yang telah kau lakukan akan dipertanggung jawabkan di akhirat nanti, bodoh." "Akhirat kau bilang?" Hara menahan tawanya. "Setelah kupikir-pikir, kau lumayan juga, bagaimana kalau kau juga memijat kakiku, Tuan Raiga?" PLAK! Sebuah tamparan telah melukai pipi Hara hingga dia terempas ke samping, dan tidak ada yang menduganya kalau yang telah menampar gadis penggila anjing adalah Yuna. "Kau sudah kelewatan!" Yuna berdiri di hadapan Hara dengan mata yang berkaca-kaca. "Aku akan membuatmu menyesal, manusia terkutuk!" "Manusia terkutuk kau bilang?" Hara kembali menatap ke depan, melihat wajah Yuna yang sudah berembun. "KELUAR KAU DARI KAMARKU, GADIS p*****r!" Raiga terbelalak, Zapar terkesiap, Claudio mengernyitkan alisnya heran dan Yuna terdiam dengan air mata yang mengalir di pipinya. "Raiga, Zapar, aku sudah tidak tahan lagi, aku ingin pulang, bawa aku pulang." Yuna berkata hal itu dengan tersengguk-sengguk. Ruangan langsung hening, kesunyian menghantam mereka semua sampai akhirnya, ketukan pintu kamar terdengar. "Kenapa di dalam ribut sekali, wahai pelayanku, Hara Vity?" Rupanya itu Gallow. "Apakah kalian sedang main kuda-kudaan?" "DIAMLAH!" Hara langsung berteriak kencang. *** Sementara itu, di rumah Raiga, Felis sedang membaca buku resep makanan di ruang tamu, tapi dia tidak mendengar kalau ada seseorang yang menyelinap ke tempatnya, bergerak lambat mendekatinya. "Oh, ternyata mudah juga membuat sup awan, kalau begitu, nanti aku akan membuatnya untuk Raiga dan Fuuma!" ucap Felis dengan bahagia, tapi senyumannya langsung memudar seketika. "Tapi kan, Fuuma tidak pernah kembali ke sini, ya sudah, aku membuatnya hanya untuk putraku saja, Raiga." Felis menutup buku resep dan meletakannya di meja, setelah dia berdiri, sebuah suara lelaki langung membuatnya kaget. "Kenapa kau tidak membuatkannya untuk Fuuma?" Felis langsung menjawab, "Untuk apa? Dia sudah lupa padaku, bahkan sampai hari ini pun dia tidak per ... Hah? Siapa yang bertanya padaku ketika aku sendirian di rumah!?" Felis langsung berbalik badan. Betapa mengejutkan ketika Felis tahu kalau di belakangnya ada seorang lelaki berambut perak seperti Raiga sedang tersenyum padanya. Lelaki itu memakai sebuah jubah putih yang berkilauan, dia juga berkumis tebal. "FU-FU-FU-FUUMAAAAA!?" Felis langsung meloncat kepelukan suami tercintanya, Kuruga Fuuma Bolton. "Aku pulang, sayang." *** Kembali pada Raiga. Di kamar milik Hara, suasana mulai menegang. "Tuan Claudio, tolong, bawalah kami ke Neraka, kami sudah tidak bisa melakukan tugas itu, kami benar-benar menjadi sekelompok malaikat gagal, kami sudah siap untuk ke Neraka." ucap Raiga dengan menundukkan kepalanya. "Aku juga rela menerima hukuman itu, asalkan bersama kalian, kawan." kata Zapar dengan sedih. "Kami mengandalkan Anda, Tuan Claudio." ujar Yuna dengan mengusap air matanya. Mendengar itu, Hara tersenyum. "Tidak bisa begitu," ucap Hara dengan menyeringai. "Tuan Claudio kalian sudah menjadi milikku, kalian tidak bisa meminta apapun padanya." "Ini bukan urusanmu, Manusia!" Zapar sedikit emosi pada Hara. "Baiklah kalau itu yang kalian mau," Claudio bersuara membuat Raiga, Yuna, Zapar dan Hara menoleh padanya. "Aku akan mengirimkan kalian ke Neraka." Raiga menggigit bibirnya, Yuna memejamkan matanya, Zapar menarik napasnya mendengar perkataan Claudio. "Tapi tidak sekarang," lanjut Claudio dengan tersenyum. "Karena kalian telah menjadi malaikat seutuhnya." Hara terkejut mendengarnya. "Malaikat seutuhnya kau bilang?" Hara tidak percaya. "TAPI MEREKA ITU MALAIKAT GAGAL! MEREKA PANTAS UNTUK DIBUANG KE NERAKA!" "Menurutku tidak begitu," jawab Claudio dengan dingin. "Aku sudah mengamati mereka dari pertama kali mereka turun ke bumi, dan awalnya aku juga mencap mereka sebagai malaikat gagal, tapi, entah apapun itu, mereka masih punya sifat seorang malaikat, contohnya saat Raiga memberi keripik kentang pada Yuna yang sedang lapar, Zapar yang mau bersikap sopan ketika dia ditegur oleh Raiga di ruangan kereta, atau Yuna yang rela berbuat dosa hanya demi mendapatkan kuda untuk mencari teman-temannya." Raiga, Yuna dan Zapar terkejut mendengarnya. "APA KAU GILA!? ZAPAR JUGA PERNAH MENGEJAR GIMBA, ANJING KESAYANGANKU! DIA TELAH MELAKUKAN DOSA YANG FATAL!" "Tidak, itu karena kesalahan peliharaanmu sendiri yang menggigit kejantanan Zapar." balas Claudio dengan dingin. "Lupakan itu semua, walau kalian belum mampu membimbing manusia ke jalan yang benar tapi kalian telah melakukan hal-hal sepele yang terlihat indah, aku sebagai Malaikat Elit ke sepuluh meresmikan kalian untuk menjadi malaikat seutuhnya." Raiga menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Kau bercanda?" Yuna memekik. "KYAAA!" Zapar sedang mengingat ketika k*********a digigit oleh anjing. "Rasanya sakit sekali, kawan!" Setelah itu, Claudio memeluk Raiga, Yuna dan Zapar, kemudian membawa mereka kembali ke surga. *** Raiga telah kembali, kini dia sedang berada di depan pintu rumahnya, belum mengetuk pintu, dia masih tidak menyangka kalau akhirnya dia telah menjadi malaikat seutuhnya, dianugerahi dua sayap angsa putih yang lembut dan mahkota perak kecil. Penampilan Raiga sudah berbeda dengan sebelumnya. Aku masih malu untuk masuk ke dalam rumah. pikir Raiga. "Raiga? Kau sudah pulang?" Tapi, nyatanya Ibunya malah ada di belakangnya bersama Ayahnya, sepertinya mereka baru kembali dari pusat perbelanjaan, soalnya Felis membawa banyak plastik berisi makanan mentah. Perlahan-lahan, Raiga membalikkan badan, matanya membulat saat melihat sosok laki-laki yang ada di samping Ibunya. "Mama? Dan ... Pa-Papa?" Raiga langsung meneteskan air mata menyadari kalau papanya ada di hadapannya. "Ma! Pa! Aku Pulang!" Fuuma tersenyum dan memeluk Raiga. "Wah, Jagoan papa sudah besar ya?" Felis terkikik melihatnya. Wajah Raiga yang dulunya selalu terlihat murung, malas, dan tidak peduli pada apapun, kini sudah berubah menjadi sangat ceria. Kemudian, mereka bertiga pun masuk ke dalam rumah dengan canda dan tawa yang menghiasi pagi hari ini. ☆SEASON 1 TAMAT☆
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD