Menjadi Bagian Dari Mereka

2026 Words
Hari ini Alissa dan Edwyn pergi ke satu alamat yang di berikan oleh Greeta, dia berharap sosok yang ingin di temuinya berada di sana. Mereka pun sampai di sebuah rumah kayu yang sudah cukup tua dimana bisa saja rumah itu sudah tidak berpenghuni. Alissa mengetuk pintu sebanyak tiga kali sedangkan Edwyn mencoba untuk mengintip dari balik jendela memastikan apakah rumah itu berpenghuni atau tidak, setelah mereka menunggu cukup lama tampaknya tak ada satu orang pun yang tinggal di rumah itu. “ Padahal kita sudah datang jauh-jauh, tapi tidak ada siapa-siapa.” Ucap Alissa berdengus sebal. “ Kau tidak boleh mudah mengeluh, untuk menemukan teman-temanmu kau harus kuat dan tetap semangat.” Lontar Edwyn membuat Alissa menatapnya tajam. “ Kalau begitu kemana kita akan pergi selanjutnya.” Edwyn melirik Alissa menunggu jawaban darinya. “ Aku akan menutup pintu dua dunia agar sosok itu tidak bisa masuk ke Sandora lagi.” Kata Alissa sungguh-sungguh. “ Itu artinya kita kembali ke Humberg.” Ucap Edwyn yang sekarang sudah siap dengan sepeda motornya. ** Jarak Stade menuju Humberg jika menggunakan sepeda motor adalah dua jam, dan saat ini mereka belum jauh meninggalkan kota Stade karena motor tua milik Edwyn iba-tiab mengalami mogok yang membuat mereka terpaksa harus mencari bengkel. “ Aku bisa menggunakan kekuatanku.” “ Tidaak. Kau tidak harus setiap saat menggunakan kekuatanmu, karena kau berada di dunia manusia kau harus bertingkah seperti kami.” “ Aku? Bertingkah seperti manusia? Aku tidak mau.” “ Ya sudah kalau begitu silahkan kembali ke Humberg dengan kekuatanmu, aku akan tetap mencari bengkel di sekitar sini.” Wajah Alissa seketika berubah drastis di buatnya, dia pun pasrah dan hanya dapat mengikuti Edwyn dari belakang yang sedang mendorong motornya menelusuri jalanan yang sepi bahkan tak ada satu perumahan pun di sekitar tempat mereka berada. Setelah berjalan kaki cukup jauh, akhirnya mereka menemukan sebuah perumahan warga dan disana barulah mereka bisa beristirahat. Edwyn kembali dengan membawa air minum untuk Alissa, gadis itu menerimanya tanpa terima kasih dan masih saja terlihat sombong. “ Kau tunggu sebentar, aku ingin bertanya pada orang-orang di sini apa ada yang bisa memperbaiki motorku.” Kata Edwyn di balas anggukan pelan dari Alissa. Saat Edwyn pergi meninggalkannya, ada seorang pria yang datang menghampiri Alissa. Awalnya dia tidak ingin menanggapi namun pria itu terus mendekatinya hingga berani menyentuh Alissa. Baru saja Alissa ingin menggunakan kekuatan sihirnya tiba-tiba saja ucapan Edwyn kembali menghantuinya. “ Maaf, apa yang anda lakukan dengan pacar saya.” Sahut Edwyn yang baru saja kembali dan membuat pria itu segera pergi tanpa sepatah kata pun. “ Apa itu pacar? Kenapa dia segera pergi setelah kau menyebutku sebagai pacarmu.?” Tanya Alissa menatapnya penasaran. “ Sebuah trik untuk membuat pria nakal menjauh.” Balas Edwyn kemudian. Tak lama setelah itu datang dua orang yang merupakan seorang montir, Edwyn pun menjelaskan apa yang terjadi pada motornya kepada mereka sementara Alissa kembali duduk dan menunggu. Hanya butuh beberapa saat hingga motor Edwyn dapat kembali menyala, dia pun memberikan uangnya kepada kedua montir itu tapi mereka meminta lebih sehingga Edwyn terpaksa mengeluarkan semua sisa uangnya agar mereka bisa kembali ke Humberg. “ Ayo pulang, motorku sudah bagus.” Seru Edwyn mengajak Alissa untuk kembali duduk di belakangnya. ** Sekali lagi Alissa dan Edwyn mendatangi bukti Hesselbrack untuk menutup pintu dunia manusia dan dunia para Elf, seperti sebelumnya Alissa mengerahkan kekuatannya untuk mengecoh semua polisi hutan agar mereka bisa tiba di lokasi Alissa muncul pertama kali. “ Aku sangat yakin ini tempatnya.” Kata Alissa namun mereka tidak melihat adanya sebuah pintu atau apapun itu. “ Apa kau yakin? Aku tidak bisa melihat apapun, atau karena aku seorang manusia jadi aku tidak bisa melihatnya.?” Tanya Edwyn. “ Aku pun sama tidak melihatnya, jadi jangan bertingkah berlebihan.” Balas Alissa. Alissa berusaha mencaritahu bagaimana pintu itu bisa terlihat, sedangkan jika dia berada di Sandora dia bisa melihat pintunya dengan sangat jelas. Alissa mencoba untuk mengerahkan semua kekuatannya untuk mencari letak pintu itu namun gagal, energinya justru terkuras hingga membuatnya tersengal-sengal sekarang. “ Mungkin pintunya tidak akan terlihat jika di dunia manusia, kalau katamu pintunya terlihat begitu jelas di Sandora mungkin karena pintu itu di desain untuk kalian bisa keluar dari sana. Kalau pintu dari dunia manusia mudah untuk di akses, semua Elf yang ada di dunia manusia akan dengan mudah kembali ke sana kan.” Ucap Edwyn seketika membuat Alissa paham. “ Kau benar, mungkin pintunya tidak ada disini. Tapi bagaimana sosok itu bisa masuk ke dalam? Jika dia Valar mungkin akan sangat masuk akal untuk membuka pintu, tapi jika dia hanya seorang Elf itu artinya dia memiliki kekuatan yang sama besarnya dengan Valar.” Gumam Alissa. “ Bukankah kau juga memiliki kekuatan yang sama dengan Valar?” “ Aku masih sangat baru, kekuatan itu belum bisa ku kendalikan dengan sempurna.” “ Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang.?” “ Aku harus mencaritahu soal pintu dua dunia di sini.” “ Aku tahu tempatnya.” Seru Edwyn begitu antusias. ** Alissa menatap sebuah palang besar di atas bangunan berwarna biru yang bertuliskan perpustakaan umum kota Humberg. Rupanya Edwyn membawanya kesana untuk mencari buku seputar dunia para Elf. Di dalam sana mereka berpencar mencari semua buku-buku yang berkaitan dengan para Elf, Alissa juga ingin tahu seperti apa tanggapan manusia tentang Elf dan Edwyn cukup banyak membantu dalam memilikannya. “ Semua ini adalah koleksi favoriteku, aku sudah beberapa kali membacanya dan sampai sekarang aku tidak pernah bosan jika harus membacanya lagi.” Kata Edwyn sambil menunjukkan beberapa buku yang telah dia kumpulkan di atas sebuah meja. Kebetulan saat ini perpustakaan sedang sepi pengunjung sehingga mereka bisa dengan bebas membahas apapun yang mereka suka tanpa rasa takut ketahuan. Dari beberapa buku yang Edwyn berikan semua menceritakan tentang mitologi para Elf, peri, kurcaci, dan juga ras lainnya. Alissa tertarik untuk membaca buku yang berjudul Elf Secret Life yang di tulis oleh penulis dengan nama pena Dark Secret. Alissa memang tidak begitu paham dengan tulisan manusia, oleh sebab itu dia meminta Edwyn yang membacanya. “ Aku baru melihat buku ini, sepertinya ini buku baru.” Kata Edwyn ketika melihat sampulnya. Edwyn mulai membacanya dan Alissa mendengarkan, dari apa yang tertulis di buku itu di jelaskan bahwa bangsa Elf terdiri dari tiga ras yaitu Qalaquendi ( cahaya ), Moriquendi ( Kegelapan ), dan yang terakhir adalah Eldar ( Bintang ). Dari ketiga ras itu mengisahkan bahwa mereka dulu saling berkeluarga tak peduli ras mereka berbeda, namun suatu insiden membuat mereka terpecah belah dan hanya ada satu ras yang menguasai bumi bagian tengah dan seisinya yang tak lain adalah Qalaquendi. Semua ras selain Qalaquendi mendapat peran penting di atas semua kuasa, hal itu membuat ras lain terasingkan dan sekarang tidak memiliki tempat yang baik seperti yang di tempati oleh ras Qalaquendi. Selain itu di ceritakan pula bahwa Qalaquendi menyatakan perang terhadap manusia sekitar tahun 2000 tahun masa almithy ( sebutan penentuan masa bangsa bumi bagian tengah ). Dulunya manusia dan Elf bisa hidup saling berdampingan, namun karena manusia di nilai tidak memiliki kekuatan dan hanya bisa membuat para Elf kesusahan maka Qalaquendi membuat sebuah fitnah besar yang menyebabkan manusia menjadi sebagai makhluk menakutkan dimata semua ras yang tersisa demi untuk menutup diri dari para manusia, mereka berhasil dan membuat dua dunia terpisah dengan empat pintu yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Kisah dari buku itu di akhiri dengan kata bersambung yang artinya masih ada lanjutan dari buku tersebut, karena Alissa dan Edwyn masih penasaran mereka pun mencari lanjutan buku itu di antara rak-rak yang ada di perpustakaan. Tak berhasil menemukannya, Edwyn pun langsung menanyakannya kepada pustakawan mengenai buku tersebut. Namun mereka mengaku bahwa buku itu tidak memiliki seri lain, dan seseorang datang membawanya sebagai buku sumbangan itu sebabnya buku tersebut berada disana. “ Apa anda mengenal siapa yang membawa buku ini.?” Tanya Alissa. “ Aku tidak mengenalnya, tapi aku memiliki nomor ponselnya.” Balas pustakawan itu. Edwyn berhasil mendapatkan nomor telepon si pemberi buku dan berniat akan menghubunginya setelah mereka meninggalkan perpustakaan. Saat ini Alissa di buat bingung oleh buku itu, dia tidak begitu paham dengan sejarah rasnya namun ada sebagian dari buku itu yang membuatnya percaya. Dan jika di kaitkan dengan buku tentang manusia di Sandora maka akan sangat berbanding terbalik, manusia di katakana sebagai monster jahat tapi sampai saat ini Alissa bisa melihat karakter manusia yang berbeda-beda dan benar kalau tidak semua dari mereka memiliki sifat yang jahat. Saat ini Alissa di buat bingung, buku mana yang harus dia percayai? Apakah selain mencari teman-temannya dia juga harus mencaritahu tentang kisah manusia dan para Elf selama ini? ** Sepulangnya ke rumah Edwyn, pria itu langsung mencoba untuk menghubungi si pemilik nomor. Dari telepon rumah yang dia miliki dia bisa menghubungi nomor tersebut namun sayangnya tak ada jawaban dari sana. “ Kita akan menghubunginya nanti, sekarang kita siap-siap makan malam dulu.” Seru Edwyn yang langsung terjun ke dapur untuk memasak. Edwyn terdiam ketika membuka lemari esnya, dia hanya menemukan satu butir telur dan empat buah tomat saja di dalam lemari es tersebut. Kemudian dia mencoba mencari makanan lain di lemari namun tidak menemukan apapun. Edwyn pun tersadar jika persediaan makanannya sekarang harus di bagi dua dengan Alissa dan gadis Elf itu bisa menghabiskan begitu banyak makanan dalam sekali makan, sementara uang yang di miliki Edwyn pun sudah habis karena kemarin harus membayar perbaikan motor dan bensin pulang pergi. Dengan ragu-ragu Edwyn pun menghampiri Alissa dan berkata bahwa persediaan makanan mereka sudah habis, uang pun sudah tidak ada lagi. Hal itu membuat Alissa merasa bersalah karena selama ini dia telah banyak merepotkan Edwyn tanpa membantunya sama sekali. “ Apa yang harus ku lakukan? Aku akan membantumu mencari uang untuk mendapatkan makanan.” Ungkap Alissa sungguh-sungguh. “ Karena aku juga tidak memiliki pekerjaan tetap, biasanya aku mendapatkan uang dari hasil membantu tetangga dalam berkebun. Apa kau keberatan dengan hal itu.?” “ Tentu saja tidak, aku bisa berkebun.” ** Alissa dan Edwyn pun segera menuju perkebunan salah satu tetangganya, disana Edwyn memperkenalkan Alissa sebagai sepupu jauhnya kepada Maria si pemilik kebun . Awalnya Edwyn takut jika Maria curiga dengan penampilan Alissa yang berbeda, namun dia tidak menanggapinya dan mengarahkan mereka untuk mulai bekerja. Mulai dari membersihkan pekarangan kebun, menanam bibit, menyiram, hingga memanen sayur dan buah yang siap untuk di panen tengah di kerjakan oleh Alissa dan Edwyn. Edwyn memperhatikan Alissa yang dengan mudahnya melakukan pekerjaan seperti itu, dia tahu kalau Alissa adalah anak ratu dan dewa tapi dia bekerja seperti orang pinggiran di dunia manusia, sungguh ironis. Waktu berjalan begitu cepat dan sekarang sudah menunjukkan pukul lima sore, Maria memberikan sejumlah uang dan beberapa bahan makanan sebagai imbalan kepada Alissa dan Edwyn, dengan begitu hari ini mereka berdua bisa makan enak dari hasil usaha mereka. Malam ini Alissa dan Edwyn memasak dengan bahan makanan pemberian Maria, sementara uangnya akan mereka simpan untuk membeli kebutuhan lain. Untuk pertama kalinya Alissa ikut membantu Edwyn memasak, meskipun dia tidak banyak tahu soal dapur tetapi dia mau belajar dari arahan Edwyn. “ Aku suka dengan masakanmu, rasanya tidak beda jauh dengan koki di kerjaan.” Kata Alissa. “ Benarkah? Apa aku boleh melamar kerja di kerajaanmu saja? Aku rela menjadi koki atau pelayan seumur hidup.” Alissa menyesal telah memujinya melihat respon Edwyn sangat berlebihan. “ Lupakan saja, kau fokus memasak aku akan merapihkan meja makan.” Lanjutnya pasarah. Dan malam itu mereka pun menikmati masakan yang super lezat di atas meja makan yang sama, Alissa tak henti-hentinya berdecak merasakan kelezatan setiap suapan yang dia terima. “ Besok aku ingin mencari pekerjaan di kota, apa kau ingin ikut bersamaku.?” Tanya Edwyn menatap Alissa lurus. “ Aku mau, pekerjaan apa.?” Lontar Alissa. “ Aku belum tahu, berdoa saja semoga besok aku bisa mendapatkan pekerjaan yang baik sehingga kau tidak perlu mengotori tanganmu dengan tanah di perkebunan Maria lagi.” “ Aku tidak keberatan melakukannya, justru hal seperti ini yang selalu ingin ku lakukan di kerjaaan.” “ Tetap saja, kedatanganmu kemari bukan untuk bekerja. Kau tidak perlu melakukan pekerjaan berat, supaya kau bisa pulang ke tempatmu dalam keadaan baik-baik saja.” Ungkap Edwyn seketika membuat hati Alissa tersentuh mendengarnya. “ Dia sangat baik, aku salah menganggapnya sebagai manusia jahat.” Benak Alissa tersneyum simpul sebelum kembali menyantap makan malamnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD