"Haah, iya, Mas." Aku berusaha untuk rileks seperti kata Mas Salman. "Mas, apa yang Mas katakan pada Mas Sandy? Kok dia mau pergi dengan cepat? Aku pikir kalian akan mendrama dulu," tanyaku saat aku bisa menetralkan debaran di jantungku. Mas Salman akhirnya menghentikan aktivitasnya. "Tidak ada, Mas tidak mengatakan apapun padanya. Mas hanya mengatakan agar dia pergi ke ustadz Azhar. ustadz yang membuat ku sadar. Trus Mas pergi tinggalin dia. Mas juga bilang kalau Mas mau ke rumah Ibu, kalau dia berani menyusul ke sini itu berarti dia harus dia menghadapi Ayah dan Ibu, begitu," tuturnya. Aku mengangguk mengerti. Apa yang dikatakan Mas Salman sangat masuk akal. Aku yakin jika Mas Sandy tidak akan berani datang ke rumah Ibu setelah kejadian hari itu. Aku pun kembali bersyukur karena memp