20. Sudah tidak perawan

1139 Words

"Iya, Sa. Nanti aku ke sana." Aku menutup telepon dan menatap Mas Salman. "Mas Azzam mabuk. Padahal dia tidak pernah minum." Mas Salman terlihat menghembuskan nafasnya panjang. "Lalu?" "Mas, aku boleh ke sana? Walau bagaimanapun Mas Azzam selalu ada buatku Mas." Mas Salman menatapku sejenak. "Iya, tentu saja boleh. Tapi ...." Mas Salman mendekatkan mulutnya ke telingaku. "Aku ingin menjamah mu terlebih dahulu Ana. Agar aku yakin jika perhatianmu padanya hanya sebatas teman saja." Aku menatap Mas Salman. Tanpa aku sadari ternyata aku menganggukkan kepala dan itu artinya aku sudah siap menerima Mas Salman sepenuhnya. Entah karena pikiranku yang khawatir pada Mas Azzam atau karena aku memang sudah bisa menerima Mas Salman. Mas tersenyum manis dan tanpa menunggu lama lagi Mas Salman

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD