Bab 45

1240 Words
Sepanjang perjalanan menuju ke Indonesia, lebih tepatnya Bali. Zack hanya duduk termenung, bak orang yang sedang patah hati. Perasaan pria itu sangat murni, bahkan begitu tulus. Makanya keberadaan bola kehidupan elemen air langsung terlihat. Bahkan sampai di resort pun, Zack masih betah melamun. Hans yang khawatir pun mengajaknya bicara. “Apakah kau tidak tega meninggalkan Emma begitu saja, Zack?” “Aku tak tahu,” jawab Zack dengan pandangan kosong. Matanya mengarah pada tempat ibadah umat hindu. Banyak wanita dan gadis remaja sedang belajar menari di tak jauh dari tempat itu. “Biarkan dia..., kita nikmati pemandangan yang segar dan indah ini,” Steve menyilangkan kakinya, lebih menikmati hidup santai sesaat tersebut. “Kau selalu saja seperti itu.” Justin memukul pelan kepala Steve. Para gadis yang melihatnya histeris seketika. Wajar saja, karena mereka orang bule yang sedang liburan ke Bali. “Aku ke kamar dulu,” kata Zack melirik sekilas ke arah para gadis yang masih menatap mereka berempat. Hans langsung mengikuti kemana Zack pergi, karena takut kalau ada sesuatu yang buruk terjadi. Saat ini, mental Zack sangat lemah karena kehilangan sesuatu yang berharga. Itulah salah satu perasaan manusia. Intinya pria itu masih belajar mendalami perasaan manusia. “Apakah kita akan membiarkannya begitu saja?” tanya Steve melambaikan tangan kepada para gadis. “Jangan menggoda seseorang. Kau akan kena karmanya.” Justin menoleh ke arah Steve. “Setelah dia mendapatkan kekuatan, dia belum pernah menggunakannya. Aku takut kekuatan itu tidak berfungsi, " tambahnya lirih didengar oleh Steve. Selalu saja Zack yang ada dipikirannya, batin Steve tampak kesal. Justin pun melepaskan kalungnya. “Pantai Kuta. Tapi aku tak yakin,” celetuk pria itu tiba-tiba. “Kalau begitu. Sekarang kita ke sana!” ajak Steve dengan girang. Pria itu tampak antusias, menebar senyum tampannya kemana-mana. Meskipun di Indonesia tak ada yang begitu mengenalnya, tapi tetap saja berbuat seperti itu sungguh tak enak dipandang bagi Justin. “Kau berangkat sendiri saja,” kata Justin melenggang pergi. “Justin!” panggil Steve sedikit berteriak. Karena suara yang cukup keras itu, orang sekitar yang ada di dekat mereka langsung menoleh. Justin tampak malu, memilih segera menjauh meninggalkan Steve sendirian. “Benar-benar menjengkelkan.” Lalu, Hans yang masih mengikuti Zack berdiam diri di dalam ruangan yang sama. Ia duduk terus menatap pria itu tanpa mengalihkan pandangan. Benarkan dia sudah lebih manusiawi? Hans tersenyum, sekilas matanya berwarna biru muda. “Apakah kau ingin sekali hidup bersama dengan Emma, Zack?” Zack menoleh sekilas, “Bukan itu. Hanya saja aku merasakan hal aneh.” Pria tersebut meraba jantungnya sendiri. “Aku masih bingung, kenapa ada perasaan itu terhadap anak kecil?” “Kau tak mungkin jatuh cinta padanya bukan?” pekik Hans mengira Zack seorang p*****l. “Kau gila! Aku tak menyukai dalam konteks seperti itu.” Zack bangkit dengan wajah kesalnya. “Hanya saja ada perasaan hangat ketika bersama dengan Emma.” Meskipun Zack tak tahu apa cinta, ia sering mendegar celoteh para Justin dan para bawahannya bicara mengenai para gadis saat senggang. “Oh... aku merasa lega,” jeda Hans beberapa detik. “... itu, kau hanya menginginkan Emma menjadi keluarga.” “Keluarga? Aku?” tanya Zack kepada dirinya sendiri. “Apa keluarga itu. Aku tak mengerti.” “Tempat berkumpulnya orang yang menyayangimu? Ada orang tua dan juga saudara. Apakah kau mempunyainya?” Ah, Zack menundukkan kepala. Keluarga? Jelas ia tak punya sama sekali. Sebagai naga, setelah mendapatkan amanah dari naga terdahulu, Ares sudah tak bertemu dengan orang tuanya lagi. Selama tiga ratus tahun, dia hidup sendiri tanpa kehangatan yang namanya keluarga. “Aku ingin memilikinya. Memiliki keluarga yang kau maksud.” Zack tersenyum getir, menatap matahari yang sudah mulai tenggelam. Jika menjadi seorang manusia, pasti bisa menikah dan mempunyai keluarga. Disaat seperti itu, Zack mengingat tentang Liana. Gadis itu mencintai pemilik tubuh asli. Mungkinkah mereka bisa kembali? Kata-k********r yang pernah keluar dari mulutnya membuat pria itu berpikir bahwa Liana tak akan menerima kehadirannya lagi. Sungguh ia sangat menyesal. Murung, itulah yang dilakukan Zack. Entah kenapa perasaannya sensitif dan juga menjadi lemah. Melihat itu semua, Hans tersenyum sangat tipis. Dia senang akan satu hal yang pastinya berhubungan dengan pria itu. “Kalau begitu, bisakah aku menjadi keluargamu?” tanya Hans sambil tersenyum lebar, membuat Zack terkejut bukan main. Planet Aques Moran masih betah bersembunyi dibalik tembok sampai Amerta benar-benar menghilang dari pandangannya. Begitu Lanka hendak pergi, ia bergegas memanggil pria itu. “Tuan...,” ucap Moran, lalu berjalan tergesa-gesa. “Ada apa? Bukankah kau sedang membimbing para pelayan baru.” Lanka menatap Moran dari atas sampai bawah. “Bagaimana permintaanku mengenai ramuan pelepas jiwa.” Moran lupa karena terlalu sibuk dengan rahasia yang dimiliki. Tentu sekarang yang dilakukan hanya menunduk, sambil menggigir bibir bagian bawahnya. “Melihat rekasimu, kau tak mendapatkan informasi apapun.” Lanka mendesah dengan berat, tapi sedetik kemudian tersenyum. “Apa yang kau sembunyikan dariku, Moran?” Moran mengepalkan kedua tangannya cukup kuat. Di situasi seperti ini, kenapa ia merasa di interograsi. Padahal tadinya semangat bertemu dengan Lanka “Jika saya jujur, akankah tuan memaafkannya?” Gadis itu mendongak ke atas, menatap takut wajah Lanka. “Aku tak akan marah. Kau hanya perlu jujur saja,” kata Lanka menyentuh bahu Moran. Karena pria itu sudah berkata demikian, Moran memperisapkan diri untuk berkata yang sebenarnya. Tentunya dengan menutup kedua mata, “Saya sadalah saudara kembar dari Amerta.” Suasana pun menjadi hening setelah kejujuran terungkap dari mulut Moran. Gadis itu tampak lega, tapi kelegaannya benar-benar menghilang sebab Lanka tidak bereaksi sama sekali. Sungguh sangat menyakitkan Perlahan, Moran membuka kedua matanya. Wajah Lanka tampak dingin, bukan lembut seperti biasanya. Tuan sepertinya membenci identitasku yang sebenarnya. Ternyata yang ditakutkan Moran benar-benar terjadi. “Saya permisi.” Gadis itu lari menjauh dari tempat itu, meninggalkan Lanka yang masih berdiam diri. Fakta dari kenyataan itu memang pahit. Dan ia hanya bisa menangis setelah memberitahu yang kebenarannya. Mereka tidak menyadari kalau Amerta masih berada di dekat Lanka. Melihat rekasi Lanka, ia tahu kalau kemungkinan besar ada kemarahan yang terpendam. Yang dilakukannya hanya bisa menerka dan menerka. Tahukah bahwa Lanka tidak seperti itu. Saking terkejutnya, pria tersebut hanya bisa diam, bingung harus berbuat apa karena Moran satu-satunya pelayan yang begitu tulus. Identitas gadis itu yang tidak sederhana membuatnya takut. Jika suatu hari nanti sang kakak tahu, pasti Moran menjadi kelemahan terbesar bagi Amerta. “Apa yang harus aku lakukan?” Pria itu menatap miris ke bekas tempat Moran berdiri. Amerta yang melihat itu semua mulai menerbitkan senyumnya. “Memang dasar manusia yang cukup baik. Kau tak pantas menjadi saudara dari pria itu, Lanka. Sayang sekali, kalian lahir di dalam rahim yang sama.” Amerta pun mulai melangkahkan kakinya kembali menuju ke perpustakaan. Saat membuka pintu, ada tangan besar meraih lengannya. Dengan cepat berhasil mengunci pergerakannya. “Haruzkah aku membunuhmu?” tanyanya sambil menyeringai. Amerta berusaha melepaskan diri, tapi tetap tak bisa karena kalah tenaga. Dia cukup besar untuk seukuran manusia. “Kau sangat cantik, seperti perempuan.” “Lepaskan aku! Siapa kau?” Amerta berjuang sekuat tenaga untuk mengalahkan pria itu. Sayangnya ia tak punya kekuatan untuk mengalahkannya. Sialan... aku masih sangat lemah. Apa yang harus aku lakukan?  pikir Amerta berusaha mencari jalan keluar untuk masalahnya. Tidak punya kekuatan, yang dilakukan adalah mengandalkan otaknya untuk bermain peran. “Aku rasa..., kita bisa bicara dengan baik-baik. Apakah kau menyetujuinya?” Nanti jika dirinya terlepas, maka yang dilakukan adalah segera melarikan diri dari pria berbahaya seperti dia. Perpustakaan sudah tak aman. Aku harus bicara dengan Lanka. Bersambung Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD